Kapal Tenggelam di Selat Bali

Kisah Perjuangan Suyip Penumpang KMP Tunu Pratama Jaya Lolos dari Maut, Berenang Sekuat Tenaga

Suyip, penumpang KMP Tunu Pratama Jaya berhasil menyelamatkan diri setelah kapal yang ditumpanginya karam di Selat Bali, Rabu (3/7/2025) dini hari. 

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Kolase Kompas.com Rachmawati
SELAMAT - (kanan) Puluhan korban selamat KMP Tunu Pratama Jaya tiba di Dermaga 1 menggunakan kapal lain dan langsung dievakuasi oleh petugas, Kamis (3/7/2025) (kiri) Suyip (baju abu-abu) menceritakan perjuangannya menyelamatkan diri setelah kapal yang ditumpanginya tenggelam di Selat Bali. 

SURYA.CO.ID - Suyip, penumpang KMP Tunu Pratama Jaya berhasil menyelamatkan diri setelah kapal yang ditumpanginya karam di Selat Bali, Rabu (3/7/2025) dini hari. 

Saat itu, kondisi di dalam kapal sangat gelap sehingga membuat kondisi semakin mencekam. 

Sesaat ketika air mulai masuk kapal, Suyip mulai menyelamatkan diri tanpa tahu arah tujuannya.

“Gelap sekali, lalu air masuk dalam kapal. Beberapa menit kemudian, kapal terbalik sebagian ke kiri."

"Saya langsung berenang sekuat mungkin, tidak tahu ke mana arahnya,” ujar Suyip saat ditemui di Pelabuhan Ketapang, Kamis (3/7/2025).

Ia mengaku berenang cukup lama di tengah gelombang laut yang deras tanpa menggunakan jaket penyelamat.

Dalam kepanikan dan kondisi minim penerangan, Suyip akhirnya menemukan sebuah sekoci penyelamat yang telah dipenuhi oleh penumpang lainnya. 

“Untung saya lihat sekoci, saya langsung naik. Di situ sudah ada banyak orang. Kami lalu dibawa ke darat dan diselamatkan warga,” kata warga Sempolan, Kabupaten Jember, Jawa Timur ini. 

Terombang-ambing 5 Jam

Baca juga: Pesan Terakhir Fitri Penumpang KMP Tunu Pratama Sebelum Meninggal, Niat Sambangi Suami Berubah Duka

Sementara korban selamat lain, Samsul Hidayat, warga Desa Benelan Lor, Kecamatan Kabat, Banyuwangi, Jawa Timur, terombang-ambing di tengah laut selama lima jam hingga pertolongan tiba.

"Kejadiannya cepat sekali. Cuma tiga menit," kata Samsul kepada SURYA.CO.ID, saat tiba di Posko Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, Kamis (3/7/2025) sore.

Samsul bercerita, tragedi diawali dengan ombak besar yang menerjang kapal menjelang tengah malam.

Gelombang tinggi itu membuat kendaraan-kendaraan yang ada di kapal tergeser posisinya.

"Lalu ada gelombang lagi. Mesin langsung mati," lanjut dia.

Dalam sekejap, kapal pun berangsur tenggelam.

Bersama banyak penumpang lain, Samsul yang ada di atas kapal akhirnya memutuskan untuk melompat menyelamatkan diri.

Waktu itu, Samsul melompat tanpa memakai jaket pelampung.

Saat badan kapal lenyap di telan lautan, beberapa jaket pelampung terlihat mengambang di perairan.

Samsul pun memilih untuk berpegang dengan salah satunya agar tetap mengambang.

Sambil terombang ambing di lautan, Samsul mencoba untuk tetap bertahan.

Sambil berharap pertolongan cepat tiba.

Kondisi yang gelap gulita menjadikan moment tersebut terasa amat dramatis.

"Saya itu di tengah laut sama orang-orang (penumpang) lain sekitar lima jam," aku dia.

Samsul merasa lega saat melihat kapal nelayan melintas di sekitarnya, saat itu sekitar pukul 5 pagi.

"Jam 5 pagi itu, saya ditolong oleh nelayan," lanjutnya.

Oleh nelayan, Samsul kemudian diangkut ke daratan menuju perairan sekitar Pelabuhan Gilimanuk.

Ia pun dievakuasi ke Posko di pelabuhan tersebut sebelum akhirnya dipindahkan ke Pelabuhan Ketapang.

Setelah selamat, Samsul sempat berkontak dengan keluarganya di rumah.

Ia meminta keluarga tenang dan tak datang ke posko.

Tujuannya agar keluarga tak terlalu khawatir dan histeris.

Samsul memilih untuk pulang sendiri dan berkumpul kembali dengan keluarganya.

Kisah Penumpang Lain

Sebelumnya, empat penumpang selamat lain turut memberikan kesaksian mengenai detik-detik KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam.

  1. Loncat ke laut pakai pelampung

Bejo Santoso mengakui, kapal itu terbalik hanya dalam hitungan menit, membuat banyak penumpang tidak sempat menyelamatkan diri.

"Sekitar tiga menit setelah oleng, kapal sudah terbalik. Saya masih sempat meloncat," kata Bejo Santoso, seorang penumpang KMP Tunu Pratama Jaya, dikutip SURYA.CO.ID dari Antara.

Bejo menyebut dirinya berhasil melompat menyelamatkan diri karena berada di sisi luar kapal. 

Ia juga sempat menjangkau jaket pelampung dan menggunakannya saat kapal mulai miring ekstrem.

"Kalau penumpang yang berada di dalam ruang saya pesimis mereka bisa keluar. Karena kapal itu terbalik dalam hitungan menit," ujar pria asal Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur itu.

Setelah terombang-ambing di laut sejak sekitar pukul 00.00 Wita, Bejo akhirnya diselamatkan nelayan menjelang pukul 06.00 Wita.

Ia bahkan membawa jenazah penumpang lain yang diikat ke ban pelampung agar tidak hanyut.

2. Selamat lewat Celah 

Penumpang lain, Imron, juga mengisahkan bagaimana ia lolos dari maut setelah kapal tiga kali oleng keras.

"Sekitar tiga kali kapal itu miring. Yang ketiga air laut sudah masuk ke ruang penumpang," katanya.

Warga Banyuwangi ini selamat setelah terdorong air ke atas dan berhasil keluar lewat celah di ruang penumpang.

Ia menemukan jaket pelampung terapung dan mengenakannya hingga akhirnya diselamatkan nelayan asal Dusun Pabuahan, Desa Banyubiru. 

3. Temukan pelampung di laut

Satu penumpang yang ditemukan dalam kondisi selamat di wilayah perairan Desa Candikusuma diketahui bernama Saiful Munir (40), warga Dusun Banjarejo, Desa Gunung Sari, Kecamatan Umbulsari, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Kapolsek Melaya, AKP I Ketut Sukadana, mengatakan bahwa Saiful langsung dievakuasi ke Pos Gilimanuk untuk mendapatkan pemeriksaan kesehatan setelah ditemukan.

Kepada petugas, Saiful mengaku berangkat dari Jember bersama seorang temannya yang hingga saat ini belum ditemukan.

Ia selamat karena menemukan jaket pelampung di tengah laut.

"Saya bisa selamat karena sempat menemukan jaket pelampung setelah sudah berada di laut," ujar Saiful.

4. Terombang-ambing semalam di perahu karet

KAPAL TENGGELAM - Tangis Baihaki (tengah) langsung pecah ketika mengetahui anaknya, Romi Alfa Hidayat, berhasil menyelamatkan diri dalam tragedi Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya, Rabu (2/7/2025). Foto kanan: diduga kapal yang tenggelam.
KAPAL TENGGELAM - Tangis Baihaki (tengah) langsung pecah ketika mengetahui anaknya, Romi Alfa Hidayat, berhasil menyelamatkan diri dalam tragedi Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya, Rabu (2/7/2025). Foto kanan: diduga kapal yang tenggelam. (kolase surya/aflahul abidin)

Salah satu anak buah kapal (ABK) Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali, Richo Krafsanjani (26), berhasil selamat setelah terombang-ambing di perairan Selat Bali.

Richo terombang-ambing di perahu karet penyelamat bersama belasan penumpang lainnya selama hampir semalaman.

KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam pada Rabu (2/7/2025) menjelang tengah malam saat menyeberang dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur, menuju Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali.

"Saya lompat ke laut saat kapal sudah miring dan blackout. Saya langsung arahkan orang-orang ke perahu karet, ada belasan orang yang naik," kata Richo di Jembrana, Kamis (3/7/2025).

Setelah naik ke perahu karet, para korban terombang-ambing di tengah laut semalaman tanpa bantuan.

Ombak tinggi dan angin kencang memperburuk kondisi mereka.

"Banyak yang sudah muntah, kelelahan, minum air laut. Mau dayung tidak bisa. Kami hanya bisa menunggu," ujarnya.

Pada Kamis (3/7/2025) pagi, perahu karet yang ditumpangi Richo dan penumpang lainnya ditemukan oleh perahu nelayan yang melintas.

Perahu tersebut kemudian ditarik oleh perahu nelayan hingga Pantai Pebuahan di Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali.

(Kompas.com/SURYA.CO.ID Aflahul Abidin)

===

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.  

Klik di sini untuk untuk bergabung 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved