Berita Viral

Sosok Harjono Sigit Kakek Al Ghazali, Ternyata Mantan Rektor ITS Surabaya dan Arsitek Pasar Atom

Terungkap sosok Harjono Sigit, kakek Al Ghazali, ternyata dulunya adalah orang penting di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

youtube
KAKEK AL GHAZALI - Sosok Harjono Sigit (kanan) Kakek Al Ghazali, Ternyata Mantan Rektor ITS Surabaya dan Arsitek Pasar Atom. 

Usai melalui berbagai jabatan, pada 1982 Harjono diangkat sebagai rektor kelima ITS. 

Masa baktinya selesai tahun1986.

Mengutip situs resmi ITS, Harjono sempat menceritakan kenangannya sebagai rektor. 

Kala menjalankan tugas rektor, ia merasa seolah-olah menjadi bamper warga kampus.

"Betapa tidak, saat itu Mendikbud-nya Pak Daud Yusuf, orangnya keras, sementara warga kampus yang kita tahu tidak mau diperintah atau diperlakukan dengan keras, maka jadilah rektor waktu itu sebagai bamper," kata Harjono, dikutip dari situs ITS.

Harjono juga perlu mengatur anggaran kampus yang minim.

"ITS dengan kampus yang luas waktu itu tidak mempunyai dana yang cukup untuk perawatan, maka jadilah ITS waktu itu ditumbuhi dengan alang-alang yang tinggi. Gedung pun banyak yang rusak tidak terurus," tutur Harjono lagi.

Selesai menjadi rektor Harjono kembali ke kelas sebagai dosen senior. Tahun 2005 Harjono pun purna tugas dari pekerjaan mengajar mahasiswa tersebut.

Karya Harjono Sigit

Bangunan pertama yang didesainnya setelah wisuda ialah Gedung PPS Semen Gresik, Jawa Timur dan Guest House Perhutani KPH Cepu, Jawa Tengah pada tahun 1965.

Karya-karya Harjono banyak merupakan bangunan yang terkait dengan kegiatan pemerintahan dan khalayak luas.

Misalnya Kantor Direksi Perhutani Divisi Regional Jawa Timur - Surabaya (1972), Balai Kota Samarinda - Kalimantan Timur (1973), Gedung DPRD Probolinggo - Jawa Timur (1973), hingga Pasar Atom Surabaya (1977 – 1982).

Kala membangun pasar yang ikonik dari ibu kota Jawa Timur itu Harjono memikirkan kenyamanan dan keamanan dalam kegiatan sehari-hari para penjual dan pembeli.

"Maka saya buatlah konsep untuk membangun kolam renang berukuran 16 x 50 meter dengan kedalaman maksimal 1,5 meter di lantai lima.

Tujuannya air pada kolam renang itu bisa digunakan sewaktu-waktu jika terjadi kebakaran. Kalau pun saat kebakaran lalu itu tidak digunakan saya tidak mengerti alasannya," tuturnya, masih dikutip dari situs ITS.

Karya terakhir Harjono diketahui adalah Gedung Operasi Mata di Rumah Sakit Mata Undaan (2001).

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved