135 Guru Olahraga SD di Kediri Ikuti Workshop Kebugaran, Jadi Bekal Menguji Fisik Kepada Siswa

Program ini menjadi langkah konkret Dinkes dalam mendukung pengukuran kebugaran anak sekolah secara mandiri.

Penulis: Isya Anshori | Editor: Deddy Humana
surya/isya anshori
TES KEBUGARAN - Ratusan guru olahraga di Kabupaten Kediri mengikuti tes kebugaran di Lapangan Katang, Jumat (20/6/2025) lalu. Dinkes Kediri terus mendorong budaya hidup sehat di lingkungan pendidikan dasar dengan menggelar Workshop Gerakan Kebugaran Jasmani Angkatan III. 

SURYA.CO.ID, KEDIRI - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kediri terus mendorong budaya hidup sehat di lingkungan pendidikan dasar dengan menggelar Workshop Gerakan Kebugaran Jasmani Angkatan III. 

Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, 19-20 Juni 2025, dan diikuti oleh 135 guru olahraga dari perwakilan SD/MI di sejumlah kecamatan.

Peserta workshop berasal dari wilayah kerja Puskesmas Tanon, Purwoasri, Kepung, Kandangan, Kunjang, Tiron, Puncu, Pranggang, Sambi, Sidorejo, Badas, Grogol, Pelas, Mojo, Ngadi, Ngadiluwih, Keling, Tarokan, dan Ngasem. 

Program ini menjadi langkah konkret Dinkes dalam mendukung pengukuran kebugaran anak sekolah secara mandiri.

Kepala Dinkes Kediri, dr Achmad Khatib menjelaskan bahwa pelatihan ini bertujuan membekali guru olahraga dengan pengetahuan dan kemampuan mengukur tingkat kebugaran jasmani peserta didik secara langsung di sekolah.

Menurutnya, sebelum melakukan tes kebugaran, peserta harus menjalani skrinning awal untuk memastikan latihan fisik yang dilakukan aman dan sesuai dengan kondisi tubuh masing-masing. 

Zona denyut nadi ideal untuk anak usia sekolah dasar, lanjutnya, ditetapkan antara 100-120 denyut per menit. "Kegiatan ini penting untuk mengetahui kebugaran seseorang," kata Khatib, Senin (23/6/2025).

Jika dari hasil skrinning ditemukan peserta masuk kategori kurang bugar, maka guru akan menyarankan latihan fisik dengan intensitas ringan dan durasi yang disesuaikan. 

Prinsip latihan fisik yang digunakan mengacu pada prinsip BBTT, yakni Baik, Benar, Terukur, dan Teratur.

Aktivitas fisik yang dilakukan secara rutin dengan prinsip BBTT terbukti dapat meningkatkan daya tahan tubuh, konsentrasi belajar, serta mencegah resiko penyakit tidak menular. 

Dengan pelatihan ini, guru olahraga diharapkan mampu menjadi agen perubahan dalam membentuk kebiasaan hidup aktif di lingkungan sekolah.

Metode pengukuran kebugaran yang dikenalkan dalam workshop adalah rockport sejauh 1.000 meter bagi siswa usia 10-12 tahun atau kelas 4 hingga 6 SD/MI. 

Hari pertama workshop difokuskan pada teori dan sosialisasi, sementara hari kedua diisi dengan praktik pengukuran kebugaran di lapangan.

Materi teori disampaikan oleh dr Nanang Tri Wahyudi SpKO dari Universitas Negeri Malang yang menjelaskan pentingnya pengukuran kebugaran sejak usia sekolah. 

Dalam praktiknya, guru dikenalkan pada pengukuran rockport 1,6 KM secara manual maupun menggunakan aplikasi SIPGAR. Bagi peserta yang memiliki resiko tinggi, digunakan metode tes jalan 6 menit sebagai alternatif.

Halaman
12
Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved