Berita Viral 

Ingat Kasus Gadis Penjual Gorengan Tewas Terkubur di Pariaman? Pilu Sang Ibu, Anak Difitnah Terdakwa

Ingat kasus Nia Kurnia Sari, gadis penjual gorengan yang ditemukan tewas terkubur di Pariaman, Sumatera Barat, pada September 2024 lalu?

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Kolase Tribun Padang
PEMBUNUHAN - (kanan) Tangkapan layar Indra Dragon, pembunuh Nia gadis penjual gorengan, menjalani sidang, Selasa (10/6/2025) 

Tabiat Nia

Sejak SMP, Nia sudah berjualan gorengan keliling. 

Hal itu dilakukan untuk bisa menabung biaya kuliah. 

Ya, Nia memang bercita-cita bisa mengenyam pendidikan tinggi selepas SMA.   

Cita-cita besarnya itu, membuat Nia tidak pernah malu atau takut menjadi penjual gorengan, meski ia harus kehilangan waktu bermain, seperti anak sebayanya.

“Setiap pulang sekolah, ia mengganti baju, lalu istirahat sebentar. Setelah itu mulai menyiapkan dagangan untuk dijajakan sekeliling rumah,” ujar ayahnya Asril, mengenang anak perempuannya itu.

Bermodal payung dan nampan, Nia mulai menjajakan dagangannya keliling kampung sejak pukul 16.00-18.00 WIB dengan berjalan kaki.

Hasil jualan itu awalnya ia sisihkan untuk menabung agar bisa kuliah, tapi rencananya itu sempat ditentang oleh ayahnya.

Ayahnya mengaku akan berusaha keras mencari uang untuk menguliahkannya tanpa Nia harus berjualan gorengan.

“Tapi ia (Nia) bukan anak yang lemah. Ia bersikukuh untuk tetap berjualan dengan alasan membantu orang tua. Terpaksa saya turuti saja,” ujar Arsil mengenang anak kedua dari empat bersaudara itu.

Arsy, teman Nia mengaku terpukau dengan tekat Nia yang ingin kuliah. 

“Terakhir kami sempat bincang-bincang tentang kuliah, dia (Nia) sangat semangat. Ia sudah memiliki tujuan perguruan tinggi sendiri. Tapi sebelum tujuannya tercapai Nia, sudah tiada,” ujar Arsy, dengan mata yang masih bengkak dan hidung merah di sebelah makam Nia yang masih basah.

Arsy tidak datang sendiri ada puluhan teman sekolah Nia turut hadir dalam pemakaman itu. Sosoknya merupakan inspirasi bagi teman sebayanya.

Tidak hanya teman semasa SMA yang datang pada pemakamannya, guru Nia sewaktu bersekolah di SMPN 2x11 Enam Lingkung, turut datang menyaksikan sosok yang sangat hebat itu jelang dimakamkan.

Para guru ingat betul usaha Nia, ia tidak pernah malu untuk berjualan di sekolah.

Dagangan Nia yang menjadi favorit para guru ini adalah donat.

“Setelah Nia tamat, sosok sepertinya cukup susah untuk ditemukan pada siswa di sekolah yang sama,” kenang guru-guru tersebut.

Sosok Nia juga membekas dalam ingatan, Wali Nagari Guguak, Ahmad Yuni Kamil. Ia menilai Nia merupakan anak yang sangat baik dan santun.

Gadis pendiam itu tidak pernah beralasan dalam menolong orang tua maupun tetangganya. Semua ia lakukan dengan besar hati.

“Nia adalah contoh untuk seluruh anak sebayanya, bahwa untuk mencapai mimpi yang besar harus ada usaha besar pula,” ujarnya.

Sekarang, seluruh mimpi Nia sudah terkubur Bersama jasadnya. Keinginan Nia mengenyam perguruan tinggi, lenyap di tangan orang yang telah menghabisi nyawanya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved