Perang Iran Israel

Profil Mossad Israel yang Berhasil Menyusup dan Menyerang Jantung Iran, Pakai Strategi Ini

Profil dan segala tentang Mossad, badan intelijen Israel jadi sorotan lagi setelah keberhasilannya menyusup dan menyerang ke jantung Iran.

|
Tangkap layar New York Post
ISRAEL VS IRAN - Logo Mossad Israel dipajang di depan bendera Israel. Mossad berhasil menyerang jantung Iran. 

SURYA.co.id - Profil dan segala tentang Mossad, badan intelijen Israel jadi sorotan lagi setelah keberhasilannya menyusup dan menyerang ke jantung Iran.

Diketahui, Serangan udara Israel terhadap sejumlah fasilitas strategis di Iran pada Jumat (13/6/2025) ternyata merupakan hasil dari operasi rahasia yang telah dipersiapkan selama berbulan-bulan.

Mossad Israel diduga memainkan peran kunci dalam menyusup ke dalam wilayah Iran dan menyembunyikan alat tempur secara diam-diam, termasuk drone bermuatan bahan peledak.

Kini, perang Israel-Iran telah pecah dan menjadi perhatian dunia internasional akan kekhawatiran meluasnya perang di Timur Tengah.

Menurut laporan dari sejumlah sumber keamanan Israel yang dikutip The Post, kampanye ini diberi sandi Operasi Rising Lion.

Mossad disebut mulai menyusup ke jantung Iran beberapa bulan sebelumnya, dengan tujuan melumpuhkan fasilitas nuklir Iran dan militer, serta menargetkan sejumlah komandan tinggi.

Baca juga: Rekam Jejak Mohammad Pakpour Panglima Baru Garda Revolusi Iran, Siap Balas Dendam ke Israel

Ada tiga tahap utama dalam operasi tersebut. Pada tahap pertama, unit komando Israel menyusupkan senjata berpemandu presisi ke wilayah tengah Iran, dan menanam drone peledak di sejumlah lokasi strategis.

Tahap kedua melibatkan instalasi sistem serangan dan teknologi tempur pada kendaraan yang kemudian diluncurkan ke sistem pertahanan udara Iran.

Tahap terakhir dilaksanakan dengan mengaktifkan drone bermuatan peledak yang diarahkan untuk menghancurkan peluncur rudal permukaan-ke-permukaan di sebuah pangkalan di luar Teheran.

"Drone terbang ke pangkalan dan menghancurkan peluncur rudal yang telah menimbulkan ancaman terhadap target strategis dan sipil Israel," kata seorang sumber keamanan Israel.

Strategi Mossad

Salah satu strategi utama Mossad adalah menyesatkan para pemimpin militer Iran agar berkumpul dalam sebuah rapat sebelum mereka dijadikan target serangan.

“Kami melakukan kegiatan khusus untuk membantu kami mempelajari lebih lanjut tentang mereka, dan kemudian menggunakan informasi itu untuk memengaruhi perilaku mereka,” ujar seorang pejabat Israel kepada Fox News.

“Kami tahu ini akan membuat mereka bertemu, tetapi yang lebih penting, kami tahu cara membuat mereka tetap di sana,” imbuhnya, tanpa merinci bagaimana caranya.

Menurut sumber lain, pengumpulan intelijen dilakukan bersamaan dengan pengawasan intensif terhadap anggota senior lembaga pertahanan dan ilmuwan nuklir Iran.

Hal ini dimaksudkan untuk memperberat posisi mereka sebelum dihabisi.

Profil Mossad

Melansir dari Wikipedia, Mossad adalah dinas rahasia Israel.

Mossad adalah salah satu entitas utama dalam Komunitas Intelijen Israel, bersama dengan Aman (intelijen militer) dan Shin Bet (keamanan internal).

Lembaga ini bertanggung jawab untuk intelijen, misi penyamaran, dan kontra teroris.

Mossad juga bertanggung jawab atas pemindahan warga Yahudi keluar dari Suriah, Iran, dan Ethiopia.

Mossad dibentuk Perdana Menteri Israel David ben Gurion pada 1 April 1951, selain intelijen militer dan kontra intelijen (Shin Bet).

Pada pembetukannya, ia berkata bahwa tujuan Mossad ialah, "Untuk negara kita yang sejak berdirinya telah berada di bawah ancaman musuh-musuhnya. Konstitusi intelijen ialah garis terdepan pertahanan... Kita harus belajar dengan baik cara untuk mengetahui apa yang sedang terjadi di sekeliling kita."

Mossad berkantor pusat di Tel Aviv. Pada 1980-an, personilnya diperkirakan berjumlah 1500–2000 orang.

Secara tradisional, direkturnya dirahasiakan, tetapi pada Maret 1996, pemerintah Israel mengumumkan pada publik MayJen Danny Yatom sebagai direktur menggantikan Shabtai Shavit yang dipecat awal 1996.

Diduga Mossad bertanggung jawab atas sejumlah operasi intelijen di dunia, khususnya yang terjadi di seputar konflik Timur Tengah.

Mereka telah menempatkan umat bangsa Arab sebagai ancaman utama Israel. Mereka memiliki klub malam di Lebanon, the Star, yang kerap menjadi ajang pertemuan para agennya.

Sepanjang 1970-an, Mossad membunuh anggota PLO yang terlibat peristiwa September Hitam yang menewaskan sejumlah atlet Israel pada Olimpiade di München, Jerman.

Mossad juga yang menghancurkan kantor PLO di Tunis, Tunisia pada April 1988, dan membunuh salah satu pejabat pentingnya Abu Jihad.

Pada Maret 1990, agen Mossad kembali beraksi, kini korbannya ialah seorang ilmuwan Kanada Gerald Bull yang merancang senjata super untuk Irak. Ia dibunuh di apartemennya di Brussel, Belgia.

Pembunuhan ini sukses menghentikan proyek pembuatan senjata itu.

Mossad dianggap salah satu dinas intelijen yang paling sukses di dunia. Namun dinas rahasia ini pernah pula beberapa kali melakukan kesalahan-kesalahan besar.

Antara lain mereka pernah membunuh orang secara tidak sengaja yaitu, Ahmed Bouchiki di Lillehammer Norwegia pada tahun 1973 yang dikira Ali Hassan Salameh, salah seorang aktivis Palestina yang memimpin Gerakan September Hitam dan menculik serta membunuh kontingen Olimpiade Israel di München pada tahun 1972.

Yang paling fatal dan memalukan ialah kegagalannya mencegah pembunuhan Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin.

Para agennya kecolongan saat warga Yahudi Ortodoks, Yigal Amir membawa senjata dan menembak Rabin. Hal ini memaksa pemerintahan Israel memecat direktur Mossad, Shabtai Shavit dan digantikan Danny Yatom.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved