Berita Viral

Tuduhan Rismon Sianipar ke Jokowi Selain Lokasi KKN Jokowi Fiktif, Terbaru Soal Masa Studi di UGM

Rismon Sianipar terus melayangkan tuduhan-tuduhan baru terhadap Joko Widodo (Jokowi). Terbaru, soal masa studi di Universitas Gadjah Mada (UGM)

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Kolase Tribun Bogor/Youtube
LOKASI KKN PALSU - (kiri) Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) (kanan) Rismon Sianipar 

SURYA.CO.ID - Rismon Sianipar terus melayangkan tuduhan-tuduhan baru terhadap Joko Widodo (Jokowi).

Setelah menuduh lokasi Kuliah Kerja Nyata (KKN) Jokowi fiktif, Rismon Sianipar kembali meragukan Presiden ke-7 RI sebagai alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. 

Ia menyoroti masa studi Jokowi di Fakultas Kehutanan UGM, dari tahun 1980 hingga 1985.

Rismon mengaku mendapat banyak laporan dari sejumlah orang yang mengaku sebagai alumni Fakultas Kehutanan UGM angkatan 1985. 

Mereka, kata Rismon, mengaku tak mengenal sosok Jokowi sebagai mahasiswa saat itu.

Ia menyebut, orang-orang yang tersebut tidak berani muncul karena takut. 

"Saya kira ada, tetapi cuma mengirim email dan tidak berani sih, beberapa orang dan membenarkan klaim saya," kata Rismon, dikutip SURYA.CO.ID dari Youtube Tribunnews.

Oleh karenanya, mereka hanya berani mengungkapkan melalui surat elektronik (email).

"Ada (alumni Fakultas Kehutanan), dan mereka mengaku tidak mengenal (Jokowi) gitu lho, tapi (kirim) ke email saya," ujar Rismon.

Lokasi KKN Fiktif

Sebelumnya, Rismon Sinipar menuding lokasi KKN Jokowi di Ketoyan, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali, fiktif karena desanya baru terbentuk tahun 2000-an. 

Sementara Jokowi melakukan KKN sekira tahun 1985-an. 

Rismon mengaku akan mengunjungi Kecamatan Wonosegoro untuk mencari dokumen yang merekam kegiatan KKN yang dilakukan Jokowi semasa kuliah.

“Kita iseng-iseng mampir ke Boyolali ke Wonosegoro tempat KKN Pak Jokowi. Banyak yang beredar kita takut hoax banyak."

"Mumpung di Solo kita mampir ke Wonosegoro,” ungkapnya saat ditemui di Pengadilan Negeri Surakarta, Kamis (12/6/2025).

Ia mendengar wilayah tersebut baru disahkan sekitar tahun 2000-an.

Dengan begitu Jokowi yang lulus sekitar tahun 1985 menjadi tidak masuk akal.

“Di media sosial dikatakan desa-desa tersebut baru berdiri tahun 2000-an. Bagaimana belum ada desanya dipakai KKN."

"Kalau bisa meminta camatnya membongkar arsip mahasiswa UGM,” jelasnya.

Tudingan Rismon itu langsung dibantah Sekretaris Desa (Sekdes) Ketoyan, Tofan Bangkit Sanjaya. 

Tofan menyebut pernyataan Rismon menyesatkan dan tidak sesuai fakta sejarah.

Tofan Bangkit Sanjaya lalu menunjukkan sejumlah dokumen otentik yang membuktikan bahwa Desa Ketoyan telah berdiri jauh sebelum tahun 2000.

"Desa Ketoyan sudah ada sejak tahun 1954. Bahkan saat itu sudah memiliki struktur pemerintahan desa lengkap, termasuk lurah, carik (sekretaris desa), dan perangkat lain," jelas Tofan kepada awak media, Jumat (13/6).

Sambil memperlihatkan buku catatan desa, Tofan menyebut bahwa pada 13 September 1954, telah diterbitkan Surat Keputusan (SK) Bupati yang mengesahkan jabatan Lurah, Djentoe Abdul Wahab.

Baca juga: Buntut Rismon Sianipar Tuduh Lokasi KKN Jokowi Fiktif, Sekdes Ucap Menyesatkan, Warga Beber Fakta

"Dalam buku ini tertulis lengkap, ada satu lurah, satu carik, dan tiga kebayan yang sekarang setara dengan kepala dusun. Ini bukti sahih bahwa pemerintahan desa sudah berjalan sejak dulu," tegasnya.

Tak hanya satu dokumen, Tofan juga menunjukkan buku Later C serta buku-buku lawas lain yang memperkuat keberadaan administratif Desa Ketoyan sebelum era reformasi.

"Kalau menurut arsip dan buku desa ini, tahun 1954 sudah ada lurah aktif. Maka, saya bisa menyimpulkan bahwa sebelum tahun itu pun Desa Ketoyan sudah ada," katanya.

Tofan menilai klaim yang menyebut Desa Ketoyan baru terbentuk pada tahun 2000-an sebagai pernyataan yang keliru dan tidak berdasar.

"Kalau ada statement yang mengatakan Desa Ketoyan baru terbentuk tahun 2000-an, berdasarkan data dan dokumen desa, itu jelas keliru dan menyesatkan," tandasnya.

Sementara terkait kegiatan KKN yang dilakukan Jokowi di desa itu, diakui warga dan tokoh masyarakat setempat. 

TUDING - Peneliti alumnus Hokkaido University, Rony Teguh menuding Rismon Sianipar melakukan rekayasa sertifikasi dosen. Dia mengurai kejanggalan-kelanggalannya.
TUDING - Peneliti alumnus Hokkaido University, Rony Teguh menuding Rismon Sianipar melakukan rekayasa sertifikasi dosen. Dia mengurai kejanggalan-kelanggalannya. (kolase tribun solo/youtube DFTalks)

Muh. Huri (70), warga setempat mengaku pernah berinteraksi langsung dengan Jokowi selama masa KKN berlangsung.

"Iya, (salah satunya) Pak Jokowi. Saya pernah ketemu beliau selama sekitar tiga bulan waktu KKN," katanya.

Huri bahkan mengingat dengan jelas momen saat dirinya dibonceng Jokowi menggunakan motor Vespa untuk pergi membeli gitar ke Solo.

Saat itu, KKN Mahasiswa UGM akan segera berakhir.

Para mahasiswa akan hendak mengadakan perpisahan.

Sebagai kenang-kenangan, dia juga meminta gitar sebagai tinggalan.

Dia pun lantas diberi uang oleh salah satu tokoh masyarakat untuk dibelikan gitar.

Karena dalam kelompok KKN di Desa Ketoyan ini yang tahu toko gitar di Solo hanya Jokowi, dia pun langsung diatarkan.

Hanya Jokowi yang tahu lokasi toko gitar di Solo, sehingga bersedia mengantarnya.

"Yang paling saya ingat, kami sempat mampir ke rumah saudaranya Pak Jokowi, rumahnya di dekat sungai dan banyak kayunya, kayak pabrik mebel," kenangnya.

Gitar yang dibeli itu rencananya akan digunakan untuk mengiringi Jokowi menyanyikan lagu "Stuck on You", yang kala itu sedang populer. 

Namun, rencana tersebut batal karena rekan pengiring musik tidak menguasai lagu tersebut dengan baik.

"Karena yang ngiringi kurang pinter, akhirnya gagal dinyanyikan," tambahnya.

Pernyataan Huri dikuatkan Zainal Muhizin (80), warga setempat.

Diakui dia memang tidak melihat langsung kegiatan para mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) saat itu. 

Namun, dia mendengar langsung dari orang tuanya bahwa sejumlah mahasiswa UGM, termasuk salah satunya berasal dari Solo, tinggal di rumah lurah setempat, Djentoe Abdul Wahab.

"Saya meyakini mahasiswa itu adalah Pak Jokowi. Mereka tinggal di rumah Pak Lurah Djentoe," ujarnya.

Sementara diketahui, lokasi KKN Jokowi terungkap saat Bareskrim Polri menjelaskan tentang ujin laboratorium ijazahnya. 

Bareskrim menemukan lokasi KKN Jokowi selama menempuh pendidikan S1 di Fakultas Kehutanan UGM.

Bareskrim Polri mengumumkan hasil penyelidikan atas laporan atau aduan Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA) terkait dugaan ijazah Jokowi palsu.

Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Pol Djuhandhani Rahardjo Puro menyatakan berdasar hasil uji laboratoris Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Jokowi memang benar menempuh pendidikan S1 di UGM.

"Benar Joko Widodo melaksanakan perkuliahan di UGM melalui bukti adanya hasil studi KHS atas nama Joko Widodo nomor induk 1681/KT yang telah diuji Puslabfor dan ditnyakan identik sama dengan pembanding serta tanda tangan milik dr Ir Sunardo, Ir Burhanudin, identik merupakan tanda tangan yang sama," katanya dalam konferensi pers, Kamis (22/5/2025).

Selain itu Bareskrim Polri juga menemukan bukti yang membuktikan bahwa Jokowi benar-benar kuliah di UGM.

Dari penyelidikan Bareskrim Polri pun terungkap lokasi-lokasi KKN yang dijalani Jokowi selama kuliah di Fakultas Kehutanan UGM.

Ternyata Jokowi menjalani KKN di 6 lokasi.

"Adanya dokumen uraian ujian dan praktik tingkat sarjana atas nama Joko Widodo di dalamnya menjelaskan telah dilaksanakan pekerjaan praktik tingkat 1 sampai dengan skripsi," katanya.

Tempat KKN Jokwi antara lain :

1. Kuliah lapangan 1 lama satu hari di Banjarejo Ngawi pada tahun 1980. 

2. Kuliah lapangang 3 hari di Baturaden dan Cilacap 1982.

3. Investaris hutan di Banjarejo tahun 1982.

4. Praktik umum lama 2 bulan di Madiun, Cepu dan Rembang 1983

5. KKN 3 bulan di Kecamatan Wonosegoro, Boyolali 1983

6. Probleman kehutanan lama 3 setengah bulan di Kotamadya Surakarta pada 1984-1985.

Ijazah Palsu dan Skripsi Tidak Sah

Di awal kasus, Rismon menuding ijazah Jokowi palsu hingga skripsinya tidak sah. 

Dia bahkan akan menggugat skripsi Jokowi karena menurutnya dalam skripsi tersebut tidak ada tanda tangan dosen penguji.

Menurutnya, dengan absennya tanda tangan ini maka skripsi Jokowi tidak sah.

Dengan demikian ijazah yang diterbitkan juga tidak sah.

“Satu kesatuan proses akademik yang harus dilalui oleh seorang sarjana UGM tanpa skripsi yang legal maka ijazahnya pasti palsu."

"Skripsi tersebut entry point untuk membongkar semuanya. Bahwa skripsi tanpa tanda tangan dosen penguji di UGM tidak mungkin lulus,” ungkapnya.

===

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.  

Klik di sini untuk untuk bergabung 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved