Berita Viral
Roy Suryo dan Rismon Sianipar Ternyata Pakai Data Sosok Ini untuk Tudingan Ijazah Palsu Jokowi
Terungkap Roy Suryo dan Rismon Sianipar ternyata pakai data orang lain untuk melayangkan tudingan ijazah palsu Jokowi.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
SURYA.co.id - Terungkap Roy Suryo dan Rismon Sianipar ternyata pakai data orang lain untuk melayangkan tudingan ijazah palsu Jokowi.
Data yang dipakai ternyata milik Josua Sinambela.
Josua merupakan seorang ahli digital forensik.
Josua Sinambela mengatakan dokumen itu dikirimnya melalui pesan WhatsApp ke Rismon Sianipar.
Namun, tujuan Josua Sinambela mengirimkan dokumen tersebut untuk mengajak Rismon Sianipar berdiskusi atas kasus yang bergulir.
Sayangnya, Rismon Sianipar tidak hadir.
“Saya sudah menghubungi dia langsung, mengundang berdiskusi terbuka supaya semua fakta terungkap," ujar Josua Sinambela, dikutip dari Bangka Pos.
Baca juga: Tak Cuma Tantang Ngabalin, Roy Suryo Juga Ledek Relawan Jokowi saat Debat Polemik Ijazah: Coba Mana?
Sejak Maret 2025, kata Josua Sinambela, ia telah berupaya mengajak Rismon Sianipar berdiskusi langsung melalui forum Focus Group Discussion atau FGD bersama para ahli digital forensik.
Sebab, ia ingin memahami hasil temuan Rismon Sianipar terkait skripsi dan ijazah Jokowi tersebut.
"Tujuan saya sebenarnya ingin meluruskan. Bukan ingin belajar dengan dia. Kenapa? Karena di artikel yang saya tulis dengan judul 'Benarkah Ijazah Jokowi Palsu?' Di sana saya sebenarnya telah menertawakan analisis prematurnya dia (Rismon)," ujar Josua.
Josua tak menyangka, bahwa dokumen berupa foto dan video yang ia kirim kepada Rismon Sianipar justri digunakan untuk mencari-cari kesalahan ijazah Jokowi.
Bahkan, Roy Suryo pun mengaku mendapatkan sendiri skripsi Jokowi dari perpustakaan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Joshua lantas mebeberkan bahwa dokumen skripsi Jokowi yang dikritisi Rismon sebenarnya memiliki kesesuaian dengan skripsi milik mahasiswa lain angkatan 1985 di Fakultas Kehutanan UGM.
Kesimpulan itu dia peroleh berdasar hasil pengecekan langsung terhadap skripsi Jokowi dan teman seangkatannya yang diperoleh dari perpustakaan UGM.
“Kalau pakai logika Rismon, berarti skripsi mahasiswa lain juga palsu dong? Padahal faktanya, dulu tanda tangan tidak menjadi syarat yudisium, dan banyak mahasiswa hanya mencetak skripsi formal untuk keperluan wisuda, bukan sebagai bukti utama kelulusan,” ungkap Josua.
Josua juga menyoroti pendekatan metodologis Rismon yang dinilai tidak sesuai standar kajian ilmiah.
“Dia bilang sudah melakukan penelitian, tapi bahan analisisnya malah dari foto dan video yang saya kirimkan. Peneliti mana yang pakai data orang lain tanpa verifikasi langsung?"ujarnya.
Di akun Facebooknya, Josua Sinambela kembali memberikan informasi, bahwa pihaknya akan kembali menadakan pertemuan sekaitan masalah ijazah yang ramai bergulir saat ini.
"Sebenarnya sejak notulen komunitas kami DFIS viral bulan lalu dan terlebih acara DFTalk #20 kemaren, sudah banyak media yang meminta kesediaan kami sebagai narasumber untuk di wawancara, podcast dan panggung debat. Prinsipnya kami sementara menolak acara acara tersebut karena sejak awal tidak ada keinginan untuk terkenal atau menjadikan kasus ini sebagai media publikasi, tetapi kami akan fasilitasi semua media untuk ikut acara kami berikut ini sebagai panelis yang bisa memberi pertanyaan kedepan. Jadi di event DFTalk #21 ini kami memfasilitasi media media yang sudah menghubungi kami sebelumnya." ujar Josua.
Siapa Josua Sinambela?
Menurut penelusuran SURYA.co.id, Josua M. Sinambela adalah seorang pakar terkemuka di bidang keamanan siber dan forensik digital di Indonesia.
Ia merupakan pendiri dan CEO dari RootBrain IT Security Training & Consulting serta PT Analis Forensik Digital (ForensikDigital.com).
Dengan pengalaman lebih dari 18 tahun di bidang infrastruktur jaringan dan keamanan sistem informasi, Josua telah memberikan kontribusi signifikan dalam berbagai proyek dan pelatihan di sektor korporat, akademik, dan pemerintahan.
Josua menyelesaikan pendidikan sarjana dan magister di bidang Teknik Elektro – Sistem Komputer dan Informatika dari Universitas Gadjah Mada (UGM).
Ia juga memegang berbagai sertifikasi profesional internasional, termasuk:
Certified Ethical Hacker (CEH)
Certified Hacking Forensic Investigator (CHFI)
EC-Council Certified Security Analyst (ECSA)
Licensed Penetration Tester (LPT)
AccessData Certified Examiner (ACE)
CompTIA Advanced Security Practitioner (CASP+)
CompTIA Cybersecurity Analyst (CySA+)
CompTIA PenTest+
Cisco Certified Network Associate (CCNA)
Cisco Certified Network Professional (CCNP)
Sebelum mendirikan perusahaan sendiri, Josua pernah menjabat sebagai Kepala Unit Sistem dan Teknologi Informasi di UGM serta menjadi dosen di Program Magister Teknologi Informasi UGM.
Ia juga aktif sebagai konsultan dan auditor di berbagai perusahaan BUMN dan swasta, termasuk PT PLN, PT Pertamina, dan PT Indonesia Power.
Keahliannya mencakup berbagai aspek teknologi informasi, seperti keamanan jaringan, forensik digital, dan pengembangan kebijakan TI.
Josua dikenal publik setelah terlibat dalam investigasi dugaan ijazah palsu milik Rismon Sianipar, yang mengklaim memiliki gelar S2 dan S3 dari Universitas Yamaguchi, Jepang.
Melalui analisis forensik digital, Josua menemukan bahwa universitas tersebut tidak pernah menerbitkan ijazah atas nama Rismon, yang kemudian menjadi sorotan media nasional.
Adu Kepakaran Rismon dan Josua
Melansir dari Wikipedia, Rismon Hasiholan Sianipar lahir 25 April 1977.
Ia adalah seorang akademisi, peneliti, dan pengembang perangkat lunak asal Indonesia yang dikenal luas dalam bidang keamanan multimedia, pemrosesan sinyal/citra/video digital, kriptografi, komunikasi digital, forensik multimedia, serta kompresi dan pengkodean data.
Ia juga dikenal sebagai aktivis, dan aktif sebagai penulis buku dan pembimbing akademik di berbagai institusi pendidikan tinggi.
Setelah menyelesaikan pendidikan menengah di SMA Negeri 3 Pematangsiantar, Rismon melanjutkan studi di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan meraih gelar Sarjana Teknik (S.T.) pada tahun 1998 serta Magister Teknik (M.T.) pada tahun 2001 di bidang Teknik Elektro.
Penelitiannya saat itu difokuskan pada analisis sinyal tak-stasioner menggunakan transformasi wavelet diskret untuk pemetaan energi pada domain waktu-frekuensi.
Baca juga: Berapa Umur Kasmudjo Dosen Pembimbing Jokowi? Disorot Imbas Digugat Soal Ijazah, Ini Pengakuannya
Pada tahun 2003, ia memperoleh beasiswa Monbukagakusho dari Pemerintah Jepang dan melanjutkan studi di Universitas Yamaguchi.
Di bawah bimbingan Prof. Dr. Hidetoshi Miike, ia meraih gelar Master of Engineering (M.Eng.) pada tahun 2005 dan Doctor of Engineering (Dr.Eng.) pada tahun 2008.
Disertasinya menggabungkan metode tapis non-linear FitzHugh-Nagumo dengan kriptografi kurva eliptik (ECC) untuk meningkatkan keamanan dan otentikasi data digital.
Setelah menyelesaikan studi doktoralnya, ia aktif dalam penelitian dan pengembangan di bidang kriptografi, kriptanalisis, dan forensik digital, bekerja sama dengan berbagai universitas dan lembaga riset di Jepang.
Ia memiliki pengalaman dalam melakukan analisis kriptografi terhadap data intelijen dan telah mematenkan beberapa inovasi di Jepang, termasuk metode pemrosesan citra berbasis reaksi-difusi.
Ia dikenal sebagai dosen di Universitas Mataram dan aktif mengembangkan perangkat lunak berbasis MATLAB, Visual Basic .NET, C#, dan Java untuk keperluan laboratorium, riset, dan pengajaran di bidang pemrosesan sinyal dan citra digital.
Salah satu proyeknya adalah GUI Pemrosesan Sinyal, Citra, dan Video Digital, yang dirancang sebagai alat bantu laboratorium dan riset.
Selain aktif menulis, ia secara konsisten membangun kemitraan riset dengan berbagai perguruan tinggi dan lembaga penelitian di Jepang, khususnya dalam bidang kriptografi, kriptanalisis, serta forensik digital untuk audio, citra, dan video.
Pengalamannya mencakup praktik kriptanalisis terhadap data intelijen dalam berbagai proyek penelitian di Jepang.
Ia juga telah mengantongi sejumlah paten di negara tersebut, serta menghasilkan banyak publikasi ilmiah di tingkat nasional dan internasional, termasuk puluhan buku yang telah diterbitkan secara nasional.
Rismon bersama Roy Suryo, dr. Tifauzia Tyassuma, Eggi Sudjana, dan Kurnia Tri Royani dilaporkan oleh Jokowi ke Polda Metro Jaya pada Rabu 30 April 2025.
Hal itu karena Rismon dan kawan-kawannya mengklaim bahwa ijazah Jokowi palsu.
Mereka dilaporkan dengan pasal Pasal 310 KUHP tentang pencemaran nama baik serta Pasal 311 KUHP tentang fitnah. Selain itu juga Pasal 27A, Pasal 32, dan Pasal 35 UU ITE.
berita viral
Roy Suryo
Rismon Sianipar
Josua Sinambela
ijazah Jokowi
Tudingan Ijazah Palsu Jokowi
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
Rekam Jejak Willy Aditya yang Tegur dan Ancam Usir Ahmad Dhani Gegara Interupsi Terus Ariel-Judika |
![]() |
---|
'Ya Allah Mau Jadi Apa Bangsa Ini' kata Raisa, Sederet Artis Berduka, Ojol Tewas Dilindas Rantis |
![]() |
---|
Buntut Kasus 5 Pelaku Judi Online Rugikan Bandar Ditangkap, Polisi Ringkus Adminnya, Ada yang Buron |
![]() |
---|
Pasha Ungu hingga Denny Sumargo Melayat ke Rumah Affan Kurniawan, Driver Ojol Korban Rantis Brimob |
![]() |
---|
Rekam Jejak Irjen Abdul Karim, Kadiv Propam yang Gerak Cepat Amankan Brimob Pelindas Affan Ojol |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.