Kata Dewan Pendidikan Jatim Soal Mobile Legends di Sekolah Surabaya: Emang Nggak Ada Gim Lainnya?

Rencana pemerintah memasukkan gim Mobile Legend (ML) ke dalam ekstrakurikuler mendapatkan sorotan Dewan Pendidikan Jawa Timur

SURYA/Habibur Rohman
KOMPETISI MOBILE LEGEND - Sejumlah pemain sedang beradu ketangkasan pada sebuah kompetisi E-Sport Mobile Legend di Surabaya beberapa waktu lalu. Rencana pemerintah memasukkan gim Mobile Legend (ML) ke dalam ekstrakurikuler mendapatkan sorotan Dewan Pendidikan Jawa Timur. Sebelum hal itu dilakukan, Dinas Pendidikan diminta untuk bijak mengklasifikasikan cabang olahraga (cabor) Esport yang akan dilibatkan di sekolah. (Foto ilustrasi) 

"Karena itu, jangan sampai latihan 5 jam, main gim saja tanpa diimbangi belajar software, hardware, ataupun coding. Ya sama saja akhirnya kita sekadar menciptakan user saja," katanya. 

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sepakat dengan hal tersebut. Menurut Cak Eri, pengembangan esport di Surabaya tak hanya bicara Mobile Legend semata.

"Saya sudah minta Dinas Pendidikan untuk melihat potensi esport. Bukan Mobile Legend saja. Sekarang yang paling ramai apa sih?," katanya. 

"Mungkin ada juga sepakbola seperti PES (eFootball) itu. Ini bisa dikembangkan. Jadi, [bakat] anak-anak ini bisa tersalurkan," kata Cak Eri dikonfirmasi terpisah.

Wali Kota Eri bercerita, Pemkot Surabaya sempat berhasil mengembangkan bakat-bakat anak ke dalam prestasi. Misalnya, anak yang sebelumnya terjaring perkelahian kemudian dididik menjadi petinju dan berhasil membawa medali pada ajang resmi.

"Ada yang di olahraga dapat medali emas, tapi untuk akademiknya biasa-biasa saja. Ya sudah, kami mendorong di bidang olahraga. Pun demikian dengan yang bidang seni dan sebagainya. Ini terus kami tata," tandas bapak dua anak ini.

Pun demikian dengan esport. Meskipun bukan dari Mobile Legend, Wali Kota menyinggung keberhasilan Indonesia sebagai Juara Dunia – FIFAe World Cup 2024 (eFootball Console) dan Juara Dunia – FIFAe World Cup 2024 (Football Manager). "Yang (gim) sepakbola ini malah juara dunia. Ini mendapat prestasi. Sehingga, kami mengajak orang tua, ketika melihat potensi anak, silakan salurkan itu. Tidak harus akademik," tandasnya.

"Sebab kalau semuanya jadi insinyur bangunan, nggak ada yang ngurusin pangan. Sebaliknya, kalau semua jadi insinyur pertanian, nggak ada yang bisa bangun gedung sebab butuh teknik sipil. Kalau semua akademik, Surabaya nggak ada atletnya," katanya.

Sebelumnya, Dinas Pendidikan Surabaya berencana memasukkan Mobile Legend sebagai ekstrakurikuler di SD/SMP di Surabaya.

"Ini menyesuaikan arah pendidikan dengan mengikuti minat dan kegiatan digital anak sekarang," kata Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya Yusuf Masruh, Rabu (28/5/2025).

Yusuf Masruh menyebut akan bekerja sama dengan komunitas dan pelatih profesional. Pelatihan dilakukan secara bertahap, dimulai dari sekolah-sekolah percontohan di beberapa wilayah. (bob)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved