Berita Viral
Terlanjur Dedi Mulyadi Senang Program Siswa Masuk Barak Militer Berhasil, KPAI Masih Saja Mengkritik
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi terlanjur senang program kirim siswa nakal ke barak militer terbilang sukses. KPAI masih saja mengkritik.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
SURYA.co.id - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi terlanjur senang program kirim siswa nakal ke barak militer terbilang sukses dan berhasil.
Namun, hal ini masih saja dikritik oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
Seperti diketahui, gebrakan Dedi Mulyadi mengirim siswa terindikasi nakal ke barak militer, mulai menunjukkan keberhasilan.
Meski program ini kerap dikritik habis-habisan oleh Komnas HAM, nyatanya para siswa yang baru keluar dari barak militer mengaku ada perubahan yang terjadi dalam dirinya.
Hal itu pun yang membuat Dedi Mulyadi semakin yakin untuk melanjutkan program barak militer.
Menurutnya, efektivitas program ini bisa terlihat langsung dari hasil pelaksanaannya yang terbuka dan disiarkan secara luas kepada publik.
Baca juga: Dulu Dikritik, Dedi Mulyadi Sindir Habis-habisan Pihak Tolak Siswa Masuk Barak Militer: Para Nyinyir
Meski demikian, program ini nyatanya masih saja menuai kritik dari KPAI.
Wakil Ketua KPAI Jasra Putra menjelaskan bahwa dia sudah membawa kajian-kajian terkait siswa dididik masuk barak militer.
Termasuk diantaranya kajian yang berasal dari Amerika Serikat.
"Banyak juga kajian yang kami baca termasuk di Amerika," kata Jasra dikutip dari Youtube CNN Indonesia.
"Memang dengan waktu singkat memang ada perubahan, anaknya patuh, ada kesadaran," sambung Jasra.
Namun untuk jangka panjang, kata Jasra, masih menjadi kekhawatiran KPAI.
"Tapi waktu yang jangka panjang ini yang jadi tantangan kita yang saya kira ini butuh kolaborasi kita bersama agar perubahan perilaku yang positif itu sampai usia anak menjelang 18 tahun," ungkapnya.
Keberhasilan Program Kirim Siswa ke Barak Militer
Terlanjur Komnas HAM kritik habis-habisan Dedi Mulyadi terkait kebijakan kirim siswa nakal ke barak militer.
Ternyata, para siswa tersebut diperlakukan dengan baik di dalam sana.
Hal ini berdasarkan pengakuan sejumlah siswa setelah menjalani kehidupan di barak militer selama dua pekan.
Mereka mengaku hidup mereka berubah total.
Tak hanya menjadi lebih disiplin, mereka juga merasakan perhatian dan perlakuan hangat dari para pelatih TNI yang membimbing mereka.
Baca juga: Pantas Gebrakan Dedi Mulyadi Diakui Terbaik Se-Indonesia, Sekda Ungkap Gaya Kepemimpinannya: Bawel
Fajril Ramadhan, siswa kelas 11 SMA Negeri 2 Cikarang Selatan, mengaku mendapat banyak pelajaran hidup dari pelatihan ini.
Ia yang sebelumnya kecanduan gim, sering bolos, dan kurang menghormati orangtua, kini mulai memahami arti keluarga dan kedisiplinan.
“Ada keinginan buat belajar jadi lebih baik,” ujar Fajril saat ditemui di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Selasa (20/5/2025), melansir dari Kompas.com.
Salah satu momen yang paling membekas bagi Fajril adalah ketika ia dan kelompoknya dihukum diceburkan ke kolam lele karena salah satu peserta membawa rokok.
“Ketika teman-teman ada membawa rokok ketahuan diceburin ke kolam lele sampai basah semua,” katanya.
Meskipun demikian, ia menganggap pengalaman tersebut sebagai bentuk pembelajaran dan peringatan agar mematuhi aturan.
Siswa lain, Rafael Zafriandi Sijabat (17) dari Cimahi, juga merasakan dampak serupa.
Sebelum mengikuti program, ia mengaku sering merokok, bolos sekolah, bahkan mengonsumsi alkohol.
Baca juga: Gelagat Siswa Diduga Alumni Barak Militer Besutan Dedi Mulyadi Viral, Teman Sekelas: Sudah Berubah
Kini, dia bertekad tak ingin mengulanginya.
Bahkan, melihat ketegasan para pelatih, Rafael bercita-cita ingin menjadi tentara.
“Awalnya iseng-iseng dan didukung orangtua juga. Dipikir-pikir lumayan untuk melatih diri agar bisa lebih baik lagi. Dan cita-cita ingin jadi tentara sekalian coba,” ujarnya.
Ia pun mengalami hukuman yang sama saat satu peletonnya kedapatan melanggar aturan.
Namun, ia menegaskan bahwa tidak ada kekerasan fisik selama pelatihan.
“Jiwa korsa lebih tinggi aja,” ucapnya tentang kebersamaan yang terbangun.
Siswa lainnya, MRJ, juga membantah adanya perlakuan kasar.
Ia justru mengaku dengan pelatihan yang diberikan, kini dia mulai meninggalkan kebiasaan bermain gim secara berlebihan.
“Sekarang sudah sadar akhirnya, enggak boleh menyia-nyiakan waktu. Jadi lupa sama gim online karena banyak teman di sana. Makannya juga enak, terus di sana jam 22.00 WIB sudah harus tidur setiap hari. Janji mau dikurangi main gimnya.”
Para siswa kompak menyatakan tidak pernah mengalami kekerasan fisik selama program berlangsung.
Mereka malah diajarkan rutinitas positif seperti bangun pagi, shalat subuh, senam, belajar, dan baris-berbaris.
Dedi Mulyadi Mantap Lanjutkan Program
Tekad Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi makin bulat untuk melanjutkan program kirim siswa nakal ke barak militer.
Hal ini lantaran program ini sudah menunjukkan keberhasilannya setelah gelombang pertam berakhir.
Baca juga: Terlanjur Komnas HAM Kritik Habis-habisan Dedi Mulyadi, Begini Pengakuan Siswa Masuk Barak Militer
Program tersebut dinilai efektif mengubah perilaku remaja bermasalah menjadi disiplin dan lebih baik.
Terkait dengan munculnya rekomendasi agar program tersebut dihentikan, hal itu tidak menyurutkan langkah dirinya untuk terus memberikan perhatian kepada remaja yang memerlukan pendidikan khusus agar bisa berperilaku lebih baik.
"Ada yang merekomendasikan menghentikan. Saya tidak akan menghentikan, akan terus melaksanakan karena itu efektif," kata Dedi Mulyadi di Gedung DPRD Jabar, Kamis (22/5/2025) malam, melansir dari Kompas.com.
"Efektifnya bisa dilihat dari hasil pelaksanannya kemarin, terlihat oleh mata, terbuka, kemudian disiarkan secara luas. Artinya, kalau bicara keterbukaan orang hasilnya kita lihatin," tuturnya.
Dedi menerangkan, evaluasi pelaksanaan program pendidikan berkarakter tersebut akan dilaksanakan dengan harapan bisa lebih baik lagi ke depannya.
Adapun evaluasi yang dimaksud ialah melengkapi sarana dan prasarana pendukung pembelajaran dan lain sebagainya.
"Evaluasinya kekurangannya saja. Misalnya kekurangan bantal, kami evaluasi. Aspek akademisnya apa yang menjadi kekurangan," katanya.
Akan tetapi, menurut dia, sejauh ini program pendidikan berkarakter tersebut sudah cukup efektif.
Bahkan, pihaknya juga sudah melibatkan 600 psikolog untuk memantau kejiwaan 273 peserta didik di Dodik Bela Negara Rindam III Siliwangi, Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
"Tenaga psikolognya kami tambah. Sekarang kami melibatkan 600 psikolog yang akan mendampingi," ucap Dedi.
Dia menambahkan, jumlah anggaran sebesar Rp 6 miliar yang banyak disorot berbagai pihak tidak hanya untuk gelombang pertama saja, tetapi selanjutnya masih menggunakan dana tersebut.
"Bukan untuk yang kemarin. Nanti ada kesinambungan. Bukan untuk kemarin. Ada angkatan berikutnya," tutur Dedi.
berita viral
Dedi Mulyadi
KPAI
Gubernur Jawa Barat
Kirim Siswa Nakal ke Barak Militer
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
Akhir Hubungan Sukmawati Usai Bripda Farhan Anggota Brimob Kabur di Hari Pernikahan: Sudah Selesai |
![]() |
---|
Pantas Jombang dan Daerah Lain Banyak Naikkan PBB, Pati Sampai Demo Kisruh, Ternyata Ini Penyebabnya |
![]() |
---|
Rekam Jejak Yaqut Cholil Qoumas, Eks Menag yang Rumahnya Digeledah KPK Terkait Kasus Kuota Haji |
![]() |
---|
Kekayaan Yaqut Cholil Eks Menag yang Rumahnya Digeledah KPK Terkait Kasus Kuota Haji, Total Rp 12 M |
![]() |
---|
Rekam Jejak Hakim Dwiarso Budi yang Tolak PK Jesica Wongso Kasus Kopi Sianida, Dulu Tangani Ahok BTP |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.