Cak Eri Pilih "Asramakan" Anak-anak Nakal di Surabaya, Tak Lagi Kirim ke Barak

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memastikan intervensi pendidikan karakter anak tetap menjadi prioritas Pemerintah Kota Surabaya saat ini. 

Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Cak Sur
Istimewa/Dokumentasi Pemkot Surabaya
BERI PENJELASAN - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi saat memberikan pengarahan di Surabaya beberapa waktu lalu. Pemkot Surabaya memberikan pendidikan di asrama bagi anak-anak yang terjangkau Satpol PP. Mereka akan disekolahkan melalui program Kampung Anak Negeri (KANRI) hingga program Satu Keluarga Miskin Satu Sarjana (1 Gamis 1 Sarjana) di Dinas Sosial (Dinsos). 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi atau Cak Eri, memastikan intervensi pendidikan karakter anak tetap menjadi prioritas Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya saat ini. 

Khususnya, bagi siswa yang pernah terlibat kenakalan remaja.

Menurut Wali Kota Cak Eri, pihaknya menyiapkan program di Kampung Anak Negeri (KANRI) hingga program Satu Keluarga Miskin Satu Sarjana (1 Gamis 1 Sarjana) di Dinas Sosial (Dinsos). 

Tak sekadar memberikan efek jera, program tersebut juga membangkitkan semangat anak untuk melanjutkan pendidikan hingga mewujudkan cita-citanya di masa depan.

Program itu, sekaligus menyempurnakan program Sekolah Kebangsaan yang sempat diinisiasi Pemkot Surabaya pada 2023 lalu. 

Sekolah Kebangsaan digelar dengan menggandeng TNI tersebut, sempat mengirim anak-anak ke barak militer.

Program yang diisi dengan pembekalan anak-anak dengan wawasan kebangsaan selama 10 hari tersebut, sebenarnya terbukti membawa perubahan drastis menuju lebih baik. Hanya saja, perubahan tersebut seringkali tidak bertahan lama.

"Setelah 3-4 bulan, ternyata ada yang kembali lagi ke kebiasaan lama. Sehingga saya membuka asrama, ada Kampung Anak Negeri, ada program Satu Sarjana Satu Keluarga Miskin. Itu untuk menampung anak-anak ini," kata Cak Eri, Senin (26/5/2025).

Melalui asrama di KANRI hingga program 1 Gamis 1 Sarjana dalam program Bibit Unggul, pendidikan karakter dilakukan di asrama. Tak dilakukan secara singkat, namun dilakukan secara jangka panjang.

Sasarannya diutamakan kepada anak yang sebelumnya dijangkau oleh Satpol PP Surabaya. Mereka melakukan berbagai kenakalan seperti mengamen, ngelem hingga terlibat perkelahian.

Melalui program tersebut, anak tidak akan dihukum atau dipaksa melakukan kegiatan fisik di asrama. 

Sebaliknya, asrama tersebut menawarkan kebersamaan dan ruang kelas yang memadai untuk mengubah pola pikir mereka.

"Jadi kalau dari keluarga nggak mampu, kami bantu, bisa melalui sekolah dan masuk asrama KANRI atau Bibit Unggul. Tapi kalau masih mampu, ya tetap melakukan pengawasannya, kita bersama. Sehingga inilah gotong-royong," tutur Doktor Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) ini.

Beberapa peserta di asrama KANRI maupun Bibit Unggul berasal dari keluarga kurang mampu. Bagi yang demikian, akan mendapatkan bantuan biaya dari Pemkot Surabaya.

Cak Eri menawarkan bantuan biaya pendidikan dengan syarat sederhana, anak-anak harus berada di rumah pada pukul 22.00 WIB malam. 

Sumber: Surya
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved