Video Kekerasan Siswa Coreng Sekolah Ramah Anak di Bangkalan, Ada Pria Dewasa Justru Pegangi Korban
Insiden tersebut, lanjut Ronny, menjadi tanggung jawab bersama dengan harapan tidak lagi terjadi kejadian seperti itu.
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Deddy Humana
SURYA.CO.ID, BANGKALAN – Sekolah memang bukan sekadar tempat belajar, tetapi lebih penting menjadi lingkungan yang mendidik anak berbudi pekerti.
Sayang, tujuan ideal itu kadang masih slogan karena justru masih ada tindak kekerasan sesama anak didik seperti dalam rekaman yang beredar di Bangkalan, Senin (19/5/2025).
Rekaman video berdurasi 26 detik beredar luas di sejumlah grup WhatsApp, menyuguhkan pemukulan terhadap seorang siswa oleh teman sekolah.
Mirisnya, saat pemukulan siswa yang masih mengenakan seragam sekolah itu, terlihat seorang pria dewasa berkaos merah justru memegang tubuh korban pemukulan.
Sehingga siswa pelaku pemukulan lebih leluasa melayangkan pukulan hingga tendangan ke arah korban. Usut punya usut, tayangan video itu terjadi di depan sebuah lembaga pendidikan swasta di Kecamatan Klampis.
Sebagaimana yang terlampir dalam Surat Tanda Penerimaan Laporan dengan nomor: LP/B/105/IV/2025/SPKT/Polres Bangkalan tertanggal 28 April 2025 pukul 20.16 WIB dengan pelapor Suherman, bapak dari siswa korban pengeroyokan.
Uraian singkat dalam LP tersebut menyebutkan, peristiwa itu terjadi Senin (28/4/2025) sekitar pukul 09.30 WIB.
Saat kejadian, anak pelapor sedang berada di depan gerbang sekolah dan dihadang oleh empat orang temannya. Salah seorang siswa kemudian melakukan pemukulan.
“Anak saya dihantam bagian kepala, mata, pelipis kanan, paha ditendang. Ada (guru melerai), tetapi tidak mampu, lha wong satu keluarga yang memukul 4 orang. Tetapi yang ikut andil untuk menyaksikan dan menyuruh memukul ada sekitar 10 orang,” ungkap Suherman ke sejumlah awak media, Senin (19/5/2025).
Ia menjelaskan bahwa anaknya bersama siswa yang melakukan pemukulan sama-sama duduk di kelas 3 SMP. Hubungan kedua anak itu disebutnya baik-baik saja, tetapi saat itu ada kegiatan para guru memotong rambut siswa.
“Saya menempuh jalur hukum, seadil-adilnya. Saya sudah dimintai keterangan (polisi),” pungkas Suherman.
Sementara Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bangkalan, Ronny Sofiandri menyayangkan tindak kekerasan karena sejatinya dunia pendidikan, khususnya sekolah merupakan area yang semestinya penuh dengan rasa aman, nyaman, dan kondusif untuk tumbuh kembang anak sebagai pelajar.
Insiden tersebut, lanjut Ronny, menjadi tanggung jawab bersama dengan harapan tidak lagi terjadi kejadian seperti itu.
Disdik Bangkalan juga terus berupaya meningkatkan kerja sama dengan pihak-pihak terkait, seperti dari pihak sekolah termasuk kepada para guru untuk lebih meningkatkan pengawasan dan pembinaan terhadap siswa.
“Lingkungan sekolah juga kami upayakan untuk menciptakan sekolah ramah anak. Kami juga akan menguatkan peran BK (badan konseling) dan wali kelas, sehingga bisa mencegah terjadinya tindak kekerasan serupa. Pendidikan kharakter perlu juga diperkuat supaya nanti bisa mendapatkan generasi penerus yang berakhlak mulia, cerdas dan kompeten,” tegasnya.
kasus kekerasan siswa
siswa pukul siswa di Bangkalan
Sekolah Ramah Anak
Disdik Bangkalan
kekerasan siswa dipolisikan
kekerasan di sekolah
Bangkalan
Keharuan Saat Identitas 2 Jasad Santri Al Khoziny Dikenali, Keluarga Asal Bangkalan Mengaku Ikhlas |
![]() |
---|
Meninggal Setelah Tenggelam di Sungai, Bocah 10 Tahun di Bangkalan Ternyata Punya Saudara Kembar |
![]() |
---|
VIRAL Warga Bangkalan Evakuasi Bocah Dari Sungai, Teman-Temannya Histeris Lihat Korban Tenggelam |
![]() |
---|
Tangis Ayah Aqil, Korban Musala Ambruk Ponpes Al Khoziny : Sempat Minta Baju Putih Banyak |
![]() |
---|
Satu Santri Asal Bangkalan Korban Musala Ponpes Al Khoziny Teridentifikasi, Cucu Menteri P3A |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.