SURYA Kampus

Kisah Perjuangan Anak Penjual Nasgor Tembus S2 di Universitas Harvard Amerika, Pernah Tak Lolos LPDP

Kisah perjuangan seorang anak penjual nasi goreng di Pandeglang, Banten, begitu menginspirasi. Mampu Tembus S2 di Universitas Harvard Amerika.

instagram Muhamad Yani
LOLOS S2 HARVARD - Muhamad Yani, Anak Penjual Nasgor yang sukses Tembus S2 di Universitas Harvard Amerika. 

"Duarrrr!!!! Terimakasih Allah Setelah berdarah-darah IELTS yg diminta 7.5 per section, 4 Essays, 1 SOP, dan lainnya, Allah izinkan untuk aku bisa diterima di IVY League, Harvard University
Human Development and Education, HGSE," kata Yani haru.

Pri yang berasal dari Desa Cibaliung, Pandeglang, Banten, ini diterima untuk melanjutkan pendidikan S-2 di Harvard School of Education, program Human Development and Education. Sebelumnya Yani menjalani studi S-1 di Universitas Udayana.

Postingan Yani tersebut sudah mendapatkan 5.399 Likes dan banjir komentar dari warganet.

Rata-rata warganet memberikan apresiasi kepada Yani dan bisa menjadi inspirasi bagi generasi muda.

Siswi SMA Diterima di 12 Kampus Top Dunia

Sebelumnya, ada juga sosok Alivia Rahma Azzahra, siswi sekolah menengah atas (SMA) yang diterima di 12 kampus top dunia.

Sebanyak 12 kampus ternama itu berada di Amerika, Kanada, Australia, dan Belanda.

Namun rencananya, gadis 18 tahun itu memilih kuliah di jurusan Teknik Mesin, University of California, Berkeley.

Alivia diterima di kampus tersebut berkat Beasiswa Indonesia Maju Program Persiapan.

"Saya mengikuti pelatihan di Bali selama setahun saat pertengahan kelas XI. Ada empat anak dari Banyumas tahun ini yang mengikuti program yang sama," tutur gadis asal Desa Pejogol, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, dikutip dari Kompas.com.

Bukan hal mudah, sebab Alivia harus mengikuti serangkaian tes yang cukup berat. Mulai dari seleksi Bahasa Inggris, Matematika, dan tes minat bakat.

Terakhir, dilanjutkan dengan wawancara.

Lolosnya Alivia sempat membuat sejumlah orang terkejut, karena sekolahnya selama ini dikenal unggul dalam bidang olahraga.

"Jujur SMA 3 adalah satu-satunya sekolah negeri di Purwokerto yang tidak masuk top 1.000 sekolah dan terkenal dengan olahraganya. Jadi orang-orang cukup terkejut saya yang bisa masuk ke beasiswa persiapan ini," katanya lagi.

Alivia mengaku, sempat ada sedikit rasa minder saat mengikuti seleksi.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved