Penjual Jamu Naik Haji, 10 Tahun Nabung Berakhir Manis bagi Mbah Diyem CJH 2025 Kota Mojokerto
kegigihan Mbah Diyem Wiryo Rejo (65), penjual jamu keliling asal Kelurahan Gedongan Kota Mojokerto berhasil naik haji 2025.
Penulis: Nuraini Faiq | Editor: irwan sy
SURYA.co.id | SURABAYA - Salut kegigihan Mbah Diyem Wiryo Rejo (65), penjual jamu keliling asal Kelurahan Gedongan, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto.
Setiap hari mendorong gerobak jamu hingga mengantarkan dirinya naik haji tahun 2025 ini.
Bahkan bersama suaminya, keduanya akan terbang ke Tanah Suci bersama Kloter 47 dari Mojokerto pada Kamis (15/5/2025) siang besok.
Meski sudah tidak muda lagi, langkah dan tenaga Mbah Diyem masih tergolong trengginas.
Tubuhnya berfungsi baik, punggungnya juga masih tegak, bahkan Penglihatan dan pendengaran juga masih normal.
"Alhamdulllah saya masih diparingi sehat. Saya juga masih jualan keliling, mendorong gerobak jamu sebelum ini," ucap Mbah Diyem, Rabu (14/5/2025).
Beberapa botol ditempatkan di lubang gerobak, Diyem mendorong keluar masuk kampung.
Kebanyakan adalah jamu hasil olahan dirinya sendiri, mulai jamu luntas, kunyit, asam, temulawak, dan lainnya.
Perempuan yang masih gesit ini mengisahkan dirinya menggeluti jualan jamu sejak masih usia sekolah.
Pada usia 11 tahun, Diyem tak malu menjual jamu dengan cara digendong.
Dia masih ingat sekitar tahun 1970-an.
Karena keadaan, dirinya harus mau jualan jamu.
"Saat itu masih digendong. Kalau lama tidak laku-laku berat. Saya biasanya istirahat hingga ada yang beli," kenangnya.
Sampai akhirnya beralih dengan menata dan meletakkan botol jamu itu di gerobak dorong.
Seiring pelanggan makin banyak, jamu bikinan Diyem laris.
Ditambah kesadaran orang yang kini mulai beralih ke minuman menyehatkan seperti jamu gendong dari tanaman asli.
Berapa pun hasilnya jualan, Diyem menyisihkan untuk ditabung.
Suaminya yang jualan nasi goreng juga mendukung Diyem untuk rajin menabung.
Saat ini pendapatan dari jualan jamu itu bisa sehari sekitar Rp 100.000 hingga Rp 200.000.
Sebagian wajib ditabung.
Adalah saudara dan teman yang menguatkan niatnya untuk daftar haji.
Uang yang terkumpul hasil menabung puluhan tahun itu cukup untuk mendaftar haji.
"Lebih dulu saya kumpulkan sedikit demi sedikit di rumah. Begitu genap Rp 1 juta, saya baru tabugkan ke bank. Begitu seterusnya," kata Diyem.
Niat berhaji yang sudah lama itu terwujud pada 2012.
Diyem mendaftar haji tahun itu bersama suami.
Butuh waktu sekitar 10 tahun untuk mengumpulkan uang Rp 25 juta demi daftar haji ini.
Ditambah ada tabungan suaminya.
“Namanya juga jualan, kalau waktu sepi ya tidak segitu. Penting balik modal,” ujar perempuan kelahiran Kota Solo ini.
Dia bersyukur dengan keuntungan yang diperolehnya sekarang dia dapat menabung untuk melunasi biaya haji.
Dalam hitungannya, Diyem sudah 55 tahun menjual jamu.
Hasilnya sedikit demi sedikit dia kumpulkan dan tabung, hingga akhirnya bisa naik haji.
"Semoga kami tetap sehat dan dimudahkan," kata Diyem.
haji
CJH
Kota Mojokerto
CJH Kota Mojokerto
penjual jamu
penjual jamu naik haji
Human interest story
surabaya.tribunnews.com
SURYA.co.id
Daftar Rencana Demo Hari Ini Jumat 19 September 2025 di Jakarta, Surabaya dan Kota Lain |
![]() |
---|
Kapolda Jatim Geram Ulah Kelompok Anarkis Kerap Susupi Demonstrasi Hingga Berakhir Ricuh |
![]() |
---|
Kronologi Lengkap Tutut Soeharto Gugat Menkeu Purbaya, Dipicu Piutang Negara, Kini Sudah Dicabut |
![]() |
---|
Ramalan Cuaca Surabaya Hari ini Jumat 19 September 2025: Cerah Berawan Sampai Siang, Waspada Hujan |
![]() |
---|
Kenalan dengan Keisha Puteri Nabila, Kapten SMAN 2 Sidoarjo yang Penuh Ambisi di DBL Surabaya 2025! |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.