Dugaan Oknum Satpol PP Lumajang Keroyok PKL Dilaporkan ke Polisi, Penyidik Akan Dalami Rekaman CCTV

para pedagang tidak diperbolehkan berjualan di kawasan alun-alun Lumajang saat bertepatan prosesi pemberangkatan calon jamaah haji.

Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Deddy Humana
surya/Erwin Wicaksono (Erwin)
PENERTIBAN BERUJUNG GUGATAN - Kasatreskrim Polres Lumajang, AKP Pras Ardinata menjelaskan perkembangan penanganan kasus dugaan pengeroyokan oknum Satpol PP Lumajang pada seorang pedagang. 

SURYA.CO.ID, LUMAJANG - Polres Lumajang terus menyelidiki dugaan pengeroyokan pedagang es krim kaki lima oleh sejumlah oknum Satpol PP Kabupaten Lumajang. Penyidik Satreskrim Polres Lumajang masih menyelidiki rekaman kamera CCTV untuk mengungkap kebenaran dugaan itu.

"Kami memeriksa 6 orang saksi sejauh ini. Untuk bukti CCTV kemungkinan besok (akan diperiksa). Kami sudah berkoordinasi dengan Pemkab Lumajang bahwa besok akan memberikan rekaman CCTV," kata  Kasatreskrim Polres Lumajang, AKP Pras Ardinata saat dikonfirmasi, Rabu (14/5/2025). 

Pras menambahkan, para terlapor dari Satpol PP Lumajang yang diperiksa polisi membantah telah melakukan pengeroyokan. Menurut terlapor, pihaknya melakukan penertiban sesuai amanat yang diemban. 

Saat itu, Minggu (11/5/2025), para pedagang tidak diperbolehkan berjualan di kawasan alun-alun Lumajang saat bertepatan prosesi pemberangkatan calon jamaah haji. 

Pada saat itu, korban bernama Misrat, warga Klakah Lumajang diketahui berdagang di area tersebut.  

"Dari keterangan pihak terlapor, korban tidak terima ketika diamankan. Waktu itu ada kegiatan pemberangkatan haji dan tidak diperbolehkan berjualan. Untuk sementara terlapor 5 orang," jelas Pras.

Terkait luka yang dialami korban di bagian wajah, polisi belum dapat memastikan penyebabnya lantaran masih menunggu hasil visum. "Untuk hasil visum belum keluar. Kami masih menunggunya bersama dengan rekaman CCTV," tegasnya. 

Di sisi lain, Kepala Bidang Ketertiban Umum Satpol PP Lumajang, Mochammad Chaidir Sholeh menegaskan tidak ada pengeroyokan seperti yang disebutkan korban.

"Jika memang terjadi pengeroyokan kan pasti banyak saksi, ada foto atau video dan pasti sudah viral. Kan banyak orang di sana," beber Chaidir.

Alasan pihak Satpol PP, luka yang dialami Misrat diduga karena ada senggolan dengan handy talkie (HT) yang dibawa petugas.

"Sebelumnya juga kami sudah mengingatkan beberapa kali bahwa di situ tidak ada aktivitas jual beli, sudah ada suratnya. Kita sudah mengingatkan secara persuasif sekali dua kali. Malah dari pedagangnya tidak terima saat teman-teman menggeser," tandas Chaidir. ******

 

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved