SURYA Kampus

Untag Surabaya Tawarkan Beasiswa Lewat Lomba Sketsa dan Lukis Tembok Koblen

Untag Surabaya membuka peluang beasiswa penuh bagi pelajar SMA/sederajat melalui penyelenggaraan Lomba Sketsa dan Lukis Tembok Koblen

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Titis Jati Permata
Foto Istimewa Untag Surabaya
KAMPUS UNTAG SURABAYA - Kampus Untag Surabaya dari Jalan Semolowaru No.45, Menur Pumpungan, Kec. Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur menjadi tempat penyerahan hadiah Lomba Sketsa dan Lukis Tembok Koblen p 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya kembali membuka peluang beasiswa penuh bagi pelajar SMA/sederajat melalui penyelenggaraan Lomba Sketsa dan Lukis Tembok Koblen

Kompetisi ini merupakan hasil kolaborasi dengan komunitas budaya Puri Aksara Rajapatni dan menjadi bagian dari upaya pelestarian nilai sejarah kota Surabaya.

Rektor Untag Surabaya, Prof. Dr. Mulyanto Nugroho, MM., CMA., CPA., menyebut pemberian beasiswa melalui jalur kompetisi seni ini bukan hal baru di kampus merah putih tersebut. 

“Per tahun selalu ada kuota beasiswa untuk pemenang lomba, baik lomba yang disediakan oleh Untag Surabaya maupun mitra dari kampus ini,” ujarnya Selasa (13/5/2025).

Beasiswa diberikan sepenuhnya kepada juara pertama di masing-masing kategori, yakni lukis dan sketsa. 

Cakupan beasiswa meliputi seluruh biaya pendidikan, mulai dari formulir pendaftaran, Dana Pengembangan Pendidikan (DPP), hingga Sumbangan Pengembangan Pendidikan (SPP) selama masa studi di Untag Surabaya.

Ketua Yayasan Perguruan Tinggi 17 Agustus 1945 (YPTA) Surabaya, J. Subekti, S.H., M.M., menyampaikan, keterlibatan kampus dalam kegiatan ini merupakan bagian dari tanggung jawab moral institusi pendidikan terhadap warisan budaya nasional. 

“Kami percaya, setiap upaya menjaga budaya bangsa adalah investasi jangka panjang bagi karakter generasi muda. Karena itu, bagi kami di Untag Surabaya, mendukung lomba ini adalah bagian dari tugas kami,” tuturnya.

Lomba ini secara khusus menyoroti Tembok Koblen, bangunan bersejarah di Surabaya yang dipandang sebagai saksi bisu perjuangan dan perubahan zaman. 

Peserta ditantang untuk tidak hanya menampilkan visual tembok tersebut, tetapi juga menggambarkan imajinasi suasana kehidupan masa silam yang berkaitan dengannya.

Salah satu unsur wajib dalam karya adalah tulisan aksara Jawa berbunyi “Koblen”.

“Ini bukan sekadar lomba menggambar. Kami ingin para peserta menyelami makna sejarah yang terkandung dalam Tembok Koblen,” ujar Nanang Purwono, pendiri Puri Aksara Rajapatni. 

Ia menjelaskan bahwa peserta akan menjalani briefing serta observasi langsung di lokasi sebelum mulai berkarya.

Dukungan juga datang dari berbagai pihak, termasuk PT Menara Property Development, Komite Seni Budaya Nusantara Jawa Timur, Sketsa Indonesia, dan Ikatan Pelukis Indonesia. 

Hasil karya peserta nantinya akan dijadikan referensi visual untuk pengembangan kawasan Koblen sebagai ruang sejarah publik.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved