Kukuhkan TP PKK, Bupati Kediri Minta Emak-Emak Tuntaskan Stunting, Pernikahan Anak dan Putus Sekolah

Itu berarti Bu Khomsiah sudah menjadi anggota PKK sebelum Mas Dhito lahir, karena Bupati Kediri itu sekarang masih berusia 32 tahun.

Penulis: Isya Anshori | Editor: Deddy Humana
surya/isya anshori (isyaanshori)
PENGUKUHAN TP PKK - Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana mengukuhkan Tim Penggerak PKK dan TP Posyandu Kabupaten Kediri di Pendopo Panjalu Jayati, Rabu (7/5/2025). 

SURYA.CO.ID, KEDIRI - Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana atau Mas Dhito memberi pesan khusus kepada para kader Tim Penggerak PKK dan TP Posyandu Kabupaten Kediri usai pengukuhan pengurus di Pendopo Panjalu Jayati, Rabu (7/5/2025).

Dalam sambutannya, Mas Dhito menekankan pentingnya peran aktif kader PKK dalam menuntaskan tiga isu sosial utama di Kabupaten Kediri. Yaitu stunting, pernikahan dini, dan angka anak putus sekolah

Mas Dhito menyebut peran emak-emak akan sangat krusial dalam mengawal perubahan sosial di tingkat akar rumput.

"Saya titip angka stunting yang masih di kisaran 7 persen. Ini harus bisa ditekan. Memang tidak mudah, tetapi kalau tidak ditargetkan tinggi, kita tidak akan pernah bisa mencapainya," ujar Mas Dhito di hadapan ratusan kader PKK yang baru dikukuhkan.

Menurut data yang disampaikan Mas Dhito, angka stunting di Kabupaten Kediri masih di angka 7 persen, bahkan berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), bisa mencapai 13 persen. 

"Persoalannya bukan hanya di angka, tetapi fakta bahwa masih ada anak stunting di Kediri. Ini harus menjadi perhatian kita bersama," tegasnya.

Mas Dhito juga menyoroti tingginya angka dispensasi pernikahan dini atau pernikahan anak, yang sebagian besar dipicu oleh kehamilan di luar nikah. Mas Dhito meminta para kader PKK aktif melakukan sosialisasi di masyarakat agar kejadian serupa bisa dicegah.

"Kami menitipkan kepada para penggerak PKK untuk terus menyuarakan pentingnya pernikahan usia matang dan mencegah kehamilan dini. Ini bukan sekadar persoalan keluarga, tetapi menyangkut masa depan generasi kita," ujarnya.

Tidak hanya itu, Mas Dhito meminta kader PKK untuk membantu memantau dan melaporkan keberadaan anak-anak yang putus sekolah. Ia menyebut angka anak tidak sekolah di Kediri masih menyentuh 10 ribu jiwa.

"Kalau ada anak yang putus sekolah di desa atau kecamatan, tolong segera dilaporkan. Ini penting agar bisa segera ditindaklanjuti. Kalau tidak, mereka akan masuk kategori rentan miskin atau miskin ekstrem," jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Mas Dhito memberikan apresiasi kepada kader PKK yang telah mengabdi puluhan tahun. Ia secara khusus menyapa Bu Khomsiah, kader asal Ringinrejo yang telah mengabdi selama 36 tahun di PKK.

Itu berarti Bu Khomsiah sudah menjadi anggota PKK sebelum Mas Dhito lahir, karena Bupati Kediri itu sekarang masih berusia 32 tahun.

"Saya kaget dan bangga, ada yang sudah mengabdi selama 36 tahun. Ini luar biasa. Saya ingin tahu seperti apa pengalaman ibu-ibu yang sudah puluhan tahun terjun di PKK," katanya.

Sementara Ketua TP PKK Kabupaten Kediri, Eriani Annisa Hanindhito dalam sambutannya mengatakan kegiatan hari itu tidak hanya pengukuhan, tetapi juga pemberian penghargaan dan bantuan kepada kader.

"Kami memberikan sembako kepada 52 kader berusia di atas 58 tahun, tali asih kepada 26 kader yang mengabdi lebih dari 15 tahun, serta penghargaan kepada empat ketua PKK desa yang menjadi juara lomba evaluasi 10 program pokok PKK," kata Eriani. ****

Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved