Terbebani Tagihan PLN Gresik, Para PKL di Tanggul Manyar Dipersulit Untuk Pasang Listrik Mandiri

Mereka malah harus membayar tagihan listrik berdaya tinggi, di mana setiap bulan harus membayar sebesar Rp 650.000

Penulis: Sugiyono | Editor: Deddy Humana
surya/muhammad sugiyono
TAGIHAN LISTRIK TINGGI - Para penghuni bedak Manyar Gresik harus mengeluarkan biaya listrik yang mahal untuk kebutuhan sehari-hari sebagai PKL, Jumat (2/5/2025). 

SURYA.CO.ID, GRESIK – Puluhan pedagang dalam Paguyuban Bedak Manyar (PBM) di tanggul tepi jalan Raya Manyarrejo, Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik tidak bisa menikmati subsidi listrik yang diprogramkan pemerintah. 

Mereka malah harus membayar tagihan listrik berdaya tinggi, di mana setiap bulan harus membayar sebesar Rp 650.000.

Para penghuni bedak yang jumlahnya mencapai 30 bangunan sejak akhir 2022 mendapat aliran listrik dari jaringan proyek. Sehingga tegangan yang diberikan sangat tinggi. 

Dampaknya, pembayaran dibagi rata sesama penghuni bedak. Setiap bulan harus membayar minimal Rp 650.000.

“Paling ringan Rp 650.000. Ada yang membayar Rp 750.000 dan yang membayar Rp 1,2 Juta per bulan,” kata Supaadin (55), warga Manyarrejo, Jumat (2/4/2025).

Dari beban pembayaran listrik yang berat tersebut, puluhan orang penghuni bedak ingin memasang listrik mandiri. Namun PLN Cabang Gresik terkesan mempersulit, sehingga warga menggelar unjuk rasa ke PLN Cabang Gresik.

“Dari pemberitahuan aksi tersebut, warga mendapat surat mediasi di Kantor Kecamatan Manyar pada Senin lusa, sehingga sampai sekarang tidak bisa membayar biaya listrik yang mahal,” katanya.

Padahal, warga tinggal di lahan tanggul tersebut untuk mengembangkan usaha. Ada yang berjualan kusen, jual beli besi tua, warung makan dan warung kopi. 

“Warga hanya ingin mendapatkan pelayanan yang baik dari pemerintah atau PLN sebagai perusahaan negara. Tetapi buktinya kita dipersulit,” kata Supaadin.

Sementara Ketua PBM, Abdullah Syafi’i mengatakan, subsidi listrik yang diberikan kepada warga tidak merata dinikmati masyarakat Gresik. Seperti warga penghuni PBM. Mereka heran dengan sulitnya pemasangan listrik mandiri dari PLN. 

“Kalau alasannya lahan tersebut milik BUMN, kenapa lahan BUMN di tempat lain bisa mendapat saluran PLN mandiri. Kenapa di sini dibedakan?,” kata Syafi’i.  

Karena itu, warga penghuni bedak hanya ingin sama-sama mendapat pelayanan dari Pemerintah Baik dari lewat dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di PLN (Perusahaan Listrik Negara) maupun BUMN di KAI (Kereta Api Indonesia). 

“Di mana peran negara untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Memasang listrik mandiri saja dipersulit,” katanya.  *****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved