Wagub Jatim Emil Dardak : Ikraf Harus Jadi Mesin Pertumbuham Ekonomi Baru, Dimulai dari Daerah

Data Pemprov Jatim menunjukkan, saat ini Jatim menjadi penyumbang perekonomian Indonesia terbesar kedua setelah DKI Jakarta.

SURYA.co.id/Sri Handi Lestarie
BUKA PAMERAN BBAF 2025 - Dari kiri ke kanan : Ketua Dekranasda Jatim, Arumi Bachsin bersama Wakil Gubernur Jatim, Emil Dardak dan Dadang M Kushendarman, Direktur Utama PT Debindo Mitra Tama, saat membuka pameran BBAF 2025 di Grand City Convention dan Exhibition, Surabaya, Rabu (29/4/2025). 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak bersama Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Timur, Arumi Bachsin membuka gelaran Batik Bordir & Aksesoris Fair (BBAF) 2025 di Grand City Convention dan Exhibition, Surabaya, Rabu (29/4/2025). 

Dalam gelaran tahun ke 20 tersebut, Emil menegaskan, industri kreatif saat ini terus mengalami perkembangan yang cukup pesat.

"Bahkan menurut penuturan Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Menekraf/KaBekraf), Teuku Riefky Harsya, industri ini telah menjadi mesin pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia," kata Emil, saat memberikan sambutan.

Hal ini menunjukkan bila Ikraf menjadi mesin baru pertumbuhan ekonomi.

"Itu menjadi kunci. Ekonomi kreatif harus jadi mesin baru pertumbuhan ekonomi yang dimulai dari daerah. Jadi kita ingin menjadikan ekonomi kreatif sebagai kesempatan bagi seluruh pelaku industri kreatif di seluruh penjuru Indonesia agar semua bisa merasakan kemajuan ekonomi," ungkap Emil.

Jatim termasuk provinsi dengan jumlah pelaku industri kreatif yang cukup besar.

Data Pemprov Jatim menunjukkan, saat ini Jatim menjadi penyumbang perekonomian Indonesia terbesar kedua setelah DKI Jakarta.

Dan dari 38 provinsi se-Indonesia, 1/6  perekonomian Indonesia disumbang dari Jatim termasuk di dalamnya sektor industri.

Untuk itu, hal yang sangat krusial adalah bagaimana memberikan ruang untuk bisa mendorong industri ini agar terus berkembang, salah satunya dengan menggelar berbagai pameran yang melibatkan ikraf, seperti pameran BBAF 2025,  yang digelar Dekranasda Jatim bekerja sama dengan Debindo, Pemprov Jatim dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim.

Emil menegaskan, walaupun saat ini eranya digitalisasi dimana transaksi penjualan melakukan secara online, tetapi untuk produk yang memiliki sentuhan seni seperti batik masih perlu pengalaman offline.

Oleh karena itu Pemprov Jatim pentingnya menjaga keberadaan dari event ini. Selain untuk promosi, juga menjadi ajang transformasi keahlian antar pelaku usaha. 

Ketua Dekranasda Jatim, Arumi Bachsin mengungkapkan, pameran "Batik Bordir & Aksesoris Fair 2025" yang digelar dari tanggal 30 April hingga 4 Mei 2025 ini  merupakan penyelenggara yang ke-20 kalinya. 

Ia berharap, pemeran ini bisa diselenggarakan secara konsistensi setiap tahunnyadengan rata-rata pengunjung yang hadir itu antara 10.000 hingga 20.000 pengunjung.

"Mudah-mudahan kita di tahun ini juga bisa mendapatkan kesuksesan yang baik dan bahkan melebihi dari target itu sendiri," lanjutnya.

Selain pameran, dalam BBAF2025 yang berlangsung hingga Minggu (4/5/2025) itu juga diisi dengan lomba tari, workshop, seminar dan lainnya.

Sedangkan para peserta pameran, selain dari pelaku UMKM mandiri juga ada UMKM binaan dari instasi Dinas, BUMN dan swasta.

Ada pula peserta dari Dekranasda Cabang Kota dan Kabupaten seluruh Jatim dan beberapa dari luar Jatim.

BACA BERITA SURYA.CO.ID LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved