Perawat Tewas Bersama Kekasih

Penyebab Perawat NA dan Pengusaha LH Tewas di Kamar Kos Surabaya, Hubungan Mesra tapi Ada Barang Ini

Penyebab tewasnya perawat NA dan pengusaha LH di kamar kos, Jalan Sidosermo Gang XII, Sidosermo, Wonocolo, Surabaya. Ada barang ini di sampingnya.

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Musahadah
kolase surya/luhur pambudi/kompas TV
PERAWAT TEWAS BARENG KEKASIH - Kapolsek Wonocolo Polrestabes Surabaya Kompol Haryoko Widhi memberikan keterangan soal temuan jenazah perawat dan pengusaha di kamar kos di Surabaya. Penyebab kematian masih misterius. 

SURYA.CO.ID - Penyebab tewasnya perawat NA dan pengusaha LH di kamar kos, Jalan Sidosermo Gang XII, Sidosermo, Wonocolo, Surabaya, pada Kamis (10/4/2025), hingga kini masih misterius. 

Hingga berita diunggah, Sabtu (12/4/2025) pihak polisi belum mau memberikan keterangan terkait kasus ini. 

Kapolsek Wonocolo Polrestabes Surabaya Kompol Haryoko Widhi mengaku masih menunggu hasil autopsi. 

"Nanti kami akan menunggu hasil otopsi, saat ini kami masih mengadakan penyelidikan penyebab meninggalnya tersebut," katanya. 

Sementara itu, pihak LH melalui teman dekat korban, Hamdan Muafi (29) mengaku belum mendapat informasi dari penyidik terkait penyebab kematian korban.  

Baca juga: Gelagat Pengusaha LH Sebelum Tewas Bareng Perawat NA di Kamar Kos Surabaya, Siapkan Resepsi Besar

"Saya terakhir mendampingi sampai di RS Bhayangkara, belum ada informasi apapun. Masih penyelidikan. Lebih lengkap tanya pihak kepolisian," katanya.

Hal serupa diungkapkan Nur Aprilianti, sepupu perawat NA yang menemukan jasad korban pertama kali. 

Aprilianti juga belum mendapatkan informasi dari polisi mengenai penyebab meninggalnya korban. 

Hanya saja, dia mengungkap adanya alat bekas suntikan beserta beberapa tabung ampul bekas wadah cairan obat di dekat jasad  NA dan HL. 

Temuan itu diketahui Nur Aprilianti dari polisi.

Alat suntik dan beberapa ampul obat tersebut tergeletak di dekat jasad kedua korban yang berbeda posisinya. 

Artinya, alat suntik tersebut tidak sedang dalam keadaan menancap pada bagian tubuh kedua korban. 

Jasad Korban LH dalam posisi terlentang. Sedangkan, Jasad Korban NA tergeletak dalam keadaan tertelungkup di dekat bagian tubuh sisi bawah pacarnya. 

Saat disinggung isi, jenis dan takaran ampul obat tersebut, Aprilianti mengaku, tidak mengetahuinya. 

"Diinfoin cuma ada suntikan di sampingnya. Ada jarumnya. Katanya ada,  beberapa ampul. 1 atau 2 ampul. Tapi gak tahu obatnya apa. Itu tabung cairan obat," ujarnya saat ditemui awak media di depan lokasi kejadian. 

Untuk apa suntik dan cairan obat tersebut, Aprilianti mengaku tidak tahu.  

Namun, setahu Aprilianti, Korban NA tidak sedang menderita sakit kronis yang kerap kambuh secara berkala.

Hanya saja, ia mengetahui kebiasaan Korban NA yang kerap melakukan metode perawatan medis secara mandiri tatkala kondisi kesehatannya sedang drop.

Yakni, Korban NA bakal menyuntikkan cairan obat tertentu, atau melakukan infus cairan obat kepada tubuhnya sendiri.

Sejauh ini, Aprilianti menganggap, kebiasaan yang dilakukan sepupunya itu masih terbilang wajar, mengingat latar belakang pendidikan dan profesi dari Korban NA sendiri merupakan perawat. 

"Dia perawat, jadwal kerjanya padat. Jadi misalnya sakit gitu. Jadi dia infus sendiri, suntik sendiri gitu, kayak gitu aja sih. Mungkin karena sudah lama enggak satu kos jadi jarang nengokin ke sini, sama-ama sibuk juga," pungkasnya. 

Berikut fakta-fakta yang terungkap dari kasus ini: 

  1. Tak ada gelagat mencurigakan
EVAKUASI JENAZAH - Jenazah pengusaha LH dan perawta NA ditemukan di sebuah kamar kos lantai dua kawasan Jalan Sidosermo Gang XII, Sidosermo, Wonocolo, Surabaya, pada Kamis (10/4/2025) siang.Keduanya akan melangsungkan pesta pernikahan besar-besaran.
EVAKUASI JENAZAH - Jenazah pengusaha LH dan perawta NA ditemukan di sebuah kamar kos lantai dua kawasan Jalan Sidosermo Gang XII, Sidosermo, Wonocolo, Surabaya, pada Kamis (10/4/2025) siang.Keduanya akan melangsungkan pesta pernikahan besar-besaran. (kolase suryta/luhur pambudi)

Aprilianti mengaku tidak mendapati gelagat mencurigakan dari korban NA. 

Menurut Aprilianti, dia terakhir kali berkomunikasi dengan korban melalui WhatsApp (WA), pada Jumat (4/4/2025). Saat itu dia berada di rumah keluarga besarnya di Kabupaten Lamongan. 

"Gak ada (firasat). Karena kami terakhir ketemu tanggal 5 (April 2025), karena saya saat itu di Lamongan. Dia otw (on the way atau menuju) ke Lamongan. Lalu malamnya balik ke Surabaya lagi," ungkapnya. 

Berdasarkan pengakuan Aprilianti mengungkapkan, Korban NA terakhir kali berkomunikasi melalui chatting dan telpon WA sejak semalam, yakni sekitar pukul 21.30 WIB, pada Rabu (9/4/2025). 

"Kalau keluarga Lamongan, ditelpon tadi. Pihak keluarga di Lamongan masih chatan dan telpon jam 9 malam, dengan korban," jelasnya. 

Hal serupa diungkapkan teman dekat LH, Hamdan Muafi. 

Ternyata beberapa jam sebelum kejadian tragis itu, LH yang seorang mahasiswi magister hukum di kampus swasta Surabaya ini sempat nongkrong dengan teman-temannya di sebuah warkop kawasan Kelurahan Margorejo, Wonocolo, Surabaya. 

Hal ini diakui teman dekat korban LH, Hamdan Muafi (29), saat ditemui sury.co.id di balai pertemuan kawasan Wonocolo, Surabaya, pada Jumat (11/4/2025) siang. 

Dikatakan, dia nongkrong bersama LH pada Rabu (9/4/2025) sekira pukul 16.00 WIB. 

Dia mengaku tidak memiliki firasat apapun dari gelagat LH saat itu.

"Sama sekali gak ada. Karana saya terakhir kali komunikasi dengan dia, saya berpisah dari tongkrongan ngopi jam 16.00 rabu, dan besoknya dia sudah gak ada," katanya.

Dikatakan Hamdan Muafi, selama ini komunikasi dia dengan LH yang asli Palenggaan, Pamekasan sangat baik. 

 "Bahkan saat momen mudik lebaran. Dia selalu tanya ke saya; kapan balik ke Surabaya. Saya kan mudik di Madura. Dia tanya saya kapan balik ke Surabaya, biar bisa ngopi," tambahnya. 

Muafi menyebut LH selain menjadi mahasiswa S2 juga menjadi pengusaha dan pekerja kreatif desain. 

2. Hubungan harmonis

Menurut Nur Aprilianti, hubungan keduanya sebagai sepasang kekasih terbilang harmonis, biasa-biasa, dan hampir tidak pernah terlibat pertengkaran yang berarti. 

Ia mengaku tidak pernah memperoleh informasi dalam curahan hati sepupunya itu, yang menyebutkan bahwa sosok sang pacar; Korban LH, sebagai pasangan yang bermasalah atau lazim disebut 'toxic' atau 'red flag'. 

Bahkan, dalam waktu dekat, akhir tahun 2025 atau awal tahun 2026, mereka bakal menggelar pernikahan. Namun, mengenai tanggal pastinya, ia tak mengetahui. 

Yang jelas, beberapa informasi yang pernah didengar langsung dari Korban NA semasa hidup,  LH berencana melamar NA, seusai merampungkan pendidikan magister bidang hukum di sebuah kampus swasta negeri terkemuka Kota Surabaya. 

"Mereka adem adem aja. Ada rencananya jenjang menikah. Katanya setelah cowoknya lulus. Baru omongan aja mereka mau menikah. Perkiraan tahun ini," ujarnya saat ditemui di lokasi, disela proses evakuasi jasad kedua korban yang dilakukan petugas kepolisian. 

Hal serupa diungkap Muafi. 

Dia mengaku kerap melihat konten medsos pribadi milik Korban LH yang mengekspos kemesraan hubungan mereka secara berkala. Seperti saat keduanya sedang berkunjung ke tempat wisata atau tempat tongkrongan. 

"Sudah 1,5-2 tahun. Saya juga tahu kalau profesi si ceweknya juga perawat. Sering dibuat story dan segala macam. Suka diajak jalan-jalan," jelasnya. 

3. Sudah nikah siri

Dikatakan Muafi, LH dan NA ternyata sudah menikah siri tahun 2024. 

Pernikahan siri itu dilakukan di kediaman NA di Mantup, Kabupaten Lamongan, pada November 2024 silam. 

Dan, semenjak saat itu, keduanya memutuskan tinggal bersama di kosan yang menjadi lokasi kejadian perkara tersebut.

"(Nikah siri) Sejak November 2024. Iya (sejak saat itu mereka tinggal bersama). Sebelum itu, dia tinggal sama kita, teman-teman kita. Ada yang namanya Faisol, ada Muslim. Lalu saat dia nikah siri, akhirnya pindah tempat tinggal dia pindah dengan istrinya," ujarnya. 

Muafi menambahkan, berdasarkan informasi yang pernah didengarnya dari Korban LH, bahwa keduanya telah merencanakan menggelar resepsi pernikahan dalam waktu dekat pada tahun 2025. 

Hanya saja, ia tidak mengetahui secara pasti tanggal dan waktu pelaksanaan pernikahan mereka. 

Ia menambahkan, Korban LH sudah berusaha mempersiapkan pelaksanaan pernikahan tersebut, sejak beberapa waktu lalu. Termasuk menabung untuk keperluan pesta dan hal ikhwalnya. 

"Selanjutnya, curhat teman saya ini, sehari sebelum kejadian, bahwa teman saya ini akan melangsungkan pernikahan secara besar-besaran. Artinya dia mau menikah, dan sudah mendapatkan tanggal yang bagus, tahun ini. Tapi saya enggak tahu detailnya. Dan dia sudah menabung agar dapat menikah tahun ini," ungkapnya. 

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved