Harga Gabah di Jember Anjlok Saat Masa Panen Raya, Harga di Bawah HPP

Harga gabah di tingkat petani kawasan Jember Utara, Jawa Timur, anjlok bahkan di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

Penulis: Imam Nahwawi | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Imam Nahwawi
HARGA GABAH ANJLOK - Petani di Desa/Kecamatan Ajung, Jember, Jawa Timur, saat panen padi pada Jumat (11/4/2025). Petani mengeluhkan harga gabah yang anjlok saat panen raya, bahkan di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP). 

SURYA.CO.ID, JEMBER - Harga gabah di tingkat petani kawasan Jember Utara, Jawa Timur (Jatim), anjlok bahkan di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

Ketua Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jember, Candra Ary Fianto, mengungkapkan bahwa rata-rata gabah di Kecamatan Kalisat dan Ledokombo tersebut dibeli Rp 4.500 per kilo dari tingkat petani.

"Di Kalisat ada informasi harganya sampai Rp 4.000 per kilogram (kg), di Ledokombo Rp 5.000, per kg, di mana sebelumnya di angka Rp 6.500 per kg," ujar Candra, Sabtu (12/4/2025).

Menurutnya, sebanyak 39.000 hektare tanaman padi milik petani Jember Utara panen raya pertama di tahun ini. Hal tersebut mengakibatkan suplai di tengkulak terlalu banyak.

"Memang saat ini panen raya pertama dari 39.000 hektare luasan lahan yang ada, dengan hasil sekitar 59.000 ton gabah, sehingga mempengaruhi harga jual," ucap Candra.
  
Oleh karena itu, Candra meminta agar Bulog tidak membatasi untuk menyerap gabah dari petani, supaya swasembada pangan di Jember dapat optimal.

"Justru, saat ini momentum Bulog menyelaraskan Inpres no 6 tahun 2025 tentang pengadaan dan pengelolaan gabah, untuk tujuan ketahanan pangan nasional swasembada pangan," imbuhnya.

Anggota Fraksi PDI Perjuangan ini, mengaku masih banyak kendala yang dihadapi perusahaan mitra Bulog. Mereka tidak bisa melakukan penggilingan padi secara optimal.

"Banyak mitra perusahaan, khususnya penggilingan gabah yang tidak bisa optimal memproduksi gabah. Sementara dryer yang dimiliki Bulog terbatas jumlah produksinya,” imbuh Candra. 

Selain itu, ujat dia, petani terkendala cuaca dan keterbatasan kepemilikan lahan untuk pengeringan, hal itu mempengaruhi kualitas gabah mereka.

"Anjloknya harga gabah ini disebabkan persoalan yang kompleks. Sementara ini Bulog satu-satunya yang ditunjuk negara untuk menjaga stabilitas harga gabah. Jadi apapun kondisinya harus tetap mengikuti Instruksi Presiden RI,” tutur Candra. 

Sementara itu, Bupati Jember Muhammad Fawait, menilai jika Bulog selama ini sudah cukup luar biasa dalam menyerap gabah dari petani.

"Ke depan sesuai arahan Presiden, akan didirikan koperasi merah putih, yang menjadi koordinator di desa-desa untuk mengirim gabah ke Bulog," tanggapnya.

Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved