Kuota SPMB SMP Surabaya 2025 Berkurang, Jalur Domisili Dibagi Menjadi 2

Dinas Pendidikan mematangkan persiapan SPMB SMP Surabaya 2025. Calon Peserta Didik Baru (CPDB) dapat memilih 4 jalur seleksi.

Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Cak Sur
Istimewa/Ilustrasi
SPMB 2025 - Dinas Pendidikan mematangkan persiapan SPMB SMP Surabaya 2025. Total kuota siswa yang diterima oleh SMP negeri di Surabaya hanya 17.044. Jumlah tersebut, jauh di bawah estimasi lulusan SD di Surabaya yang mencapai 38 ribu siswa. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Dinas Pendidikan mematangkan persiapan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) SMP Surabaya 2025. 

Nantinya, Calon Peserta Didik Baru (CPDB) dapat memilih 4 jalur seleksi, yaitu jalur afirmasi, jalur mutasi, jalur prestasi dan jalur domisili.

"Semua siswa akan mendapatkan apresiasi. Ada 4 jalur yang disiapkan padam sistem SPMB nanti," kata Kepala Dinas Pendidikan Surabaya, Yusuf Masruh saat dikonfirmasi di Surabaya, Kamis (10/4/2025).

Total kuota siswa yang diterima oleh SMP negeri di Surabaya hanya 17.044. Jumlah tersebut, jauh di bawah estimasi lulusan SD di Surabaya yang mencapai 38 ribu siswa. 

Karenanya, sebagian dari mereka bisa mendaftar di sekolah swasta. 

Mengacu Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2025 Tentang Sistem Penerimaan Murid Baru, ada penyesuaian jumlah kuota untuk masing-masing jalur. 

Pada SPMB SMP, kuota domisili (sebelumnya bernama zonasi) minimal sebesar 40 persen, kemudian diikuti prestasi (35 persen), afirmasi (20 persen) dan mutasi (5 persen). 

Pada SPMB SMP Surabaya 2025, jalur domisili akan kembali dibagi dua menjadi Domisili 1 dan Domisili 2. 

Domisili 1 untuk siswa di sekitar sekolah, sedangkan untuk domisili 2 diberikan kepada siswa di luar kelurahan sekolah, satu kecamatan yang tidak memiliki sekolah. 

Pada tahun sebelumnya, kuota Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMP untuk jalur afirmasi baru 15 persen, perpindahan tugas orang tua (5 persen) dan jalur prestasi (30 persen). 

Sedangkan untuk jalur zonasi, kuota mencapai 50 persen yang kemudian dibagi menjadi zonasi 1 sebanyak 30 persen dan zonasi 2 sebanyak 20 persen maksimal.

Jalur afirmasi diperuntukkan kepada siswa dari keluarga miskin (gamis), pra-gamis, dan siswa inklusi. 

"Jalur ini, dulu 15 persen, sekarang menjadi 20 persen," ujar Yusuf.

Sedangkan jalur prestasi akan kembali diperuntukkan kepada siswa berprestasi, baik dari sisi akademis maupun non-akademis. 

"Dulu, jalur prestasi 30 persen, kini menjadi 35 persen, sehingga harapannya anak-anak ini semakin mendapat apresiasi," tuturnya.

Halaman
12
Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved