Padukan Kaldu Jeroan dan Daging, Kelezatan Topak Ladeh Lebaran ala Bangkalan Memang Tiada Tanding

Topak Ladeh terasa lebih nikmat ketika disuguhkan saat panas atau hangat. Potongan dari untaian usus yang diikat, meluber di dalam mulut

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Deddy Humana
Surya/Ahmad Faisol (Ahmad Faisol)
MENU IKONIK BANGKALAN - Topak Ladeh selalu menjadi sajian khas dalam perayaan Lebaran Ketupat atau Tellasen Topak di Bangkalan, Senin (7/4/2025). Disajikan bersama ketupat, Topak Ladeh terasa lebih nikmat saat disuguhkan dengan kuah panas ladeh kaya rempah bersama kelembutan tekstur daging sapi serta untaian usus yang diikat meluber di dalam mulut. 

SURYA.CO.ID, BANGKALAN – Masakan bisa menjadi perekat silaturahim terbaik terutama di momen istimewa, seperti masa lebaran.

Sepekan setelah lebaran Idul Fitri yang secara tradisi disebut Kupatan atau lebaran ketupat, warga Bangkalan melengkapi keceriaan dengan membuat masakan yang disebut Topak Ladeh.

Sesuai namanya, Topak Ladeh dimasak hanya saat Tellasen Topak alias Lebaran Ketupat. Ini masakan dengan racikan tradisional, tetapi cita rasanya menuntun langkah sanak keluarga, kerabat, hingga teman dari luar Bangkalan untuk bersilaturahim.

Topak Ladeh merupakan olahan masakan dengan bumbu lengkap atau bumbu jangkep yang direbus bersama kuah kental perasan air kelapa, serta irisan daging sapi muda dengan tekstur lembut, babat, telur rebus, hingga jeroan sapi seperti untaian usus yang diikat.

Disajikan bersama ketupat, Topak Ladeh terasa lebih nikmat ketika disuguhkan saat panas atau hangat. Potongan dari untaian usus yang diikat, meluber di dalam mulut. 

Citra rasa bumbu jangkep meresap di setiap tekstur lembut irisan daging sapi, setelah selama 2-3 jam direbus dan dibiarkan selama satu malam agar menyatu dalam kuah Ladeh kaya rempah.

“Ini yang paling ditunggu setiap Lebaran Ketupat, ini khas dan paling mantap,” singkat seorang polisi sambil menyantap Topak Ladeh usai melaksanakan tugas pengamanan pawai hias di Desa Jaddih, Kecamatan Socah, Senin (7/4/2025).  

Sekadar diketahui, hanya segelintir warung makanan di Kabupaten Bangkalan yang menjual kuliner legendaris Topak Ladeh. Beberapa masyarakat menilai, ‘keanggunan dan kemewahan’ cita rasa Topak Ladeh hanya bisa dirasakan bersama keluarga dan kerabat saat momen Tellasen Topak.  

Sebagaimana disampaikan Miftahol Umar (43), pengusaha laundry asal Desa Lenteng Barat, Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep, Madura. Keberadaan Topak Ladeh disebut Umar memang hanya ada di Kabupaten Bangkalan, khususnya di Kecamatan Socah.

“Topak Ladeh khas Bangkalan rasanya memang beda, ada kuah hasil rebusan dengan rempah-rempah, jeroan sapi dan daging sapi. Jadinya rasanya benar-benar beda dan mantap,” ungkap Umar saat ditemui di rumah kerabatnya di Desa Jaddih, Kecamatan Socah menjelang waktu petang.

Dalam setiap perayaan Tellasen Topak, sebagian besar masyarakat di Pulau Madura biasanya sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk makanan suguhan sejak H-3 Tellasen Topak. 

Salah satunya menganyam janur untuk membuat cangkang ketupat dan lepet hingga memasak keduanya yang membutuhkan waktu hingga 5 jam.

Umar menjelaskan, setiap kabupaten di Pulau Madura tidak sama dalam menyuguhkan menu kuliner saat momen Tellasen Topak. Di kampung halamannya, masyarakat Sumenep biasanya menyajikan ketupat dengan rujak, kaldu kokot, hingga opor ayam.

“Kalau di Bangkalan, adanya Topak Ladeh yang memang disajikan saat momen Lebaran Ketupat kepada para tamu yang berkunjung, sanak keluarga yang datang bersilaturahim,” pungkas Umar. ****

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved