SURYA Kampus

Sosok Robith Pemuda Mojokerto Jadi Mahasiswa Termuda, Lolos SNBP Kedokteran Unesa di Usia 16 Tahun

Inilah sosok Robith, yang lolos Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025 termuda.

|
Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Dok Unesa
MAHASISWA KEDOKTERAN TERMUDA - Robith Najachil Umam, usia 16 tahun lolos SNBP 2025 masuk Prodi Kedokteran Unesa. 

SURYA.co.id - Inilah sosok Robith Najachil Umam, yang lolos Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025 termuda.

Robith berhasil menjadi calon mahasiswa baru termuda Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Negeri Surabaya (Unesa) di usia 16 tahun 1 bulan.

Pencapaian ini tak lepas dari prestasi yang sudah diraih sejak menempuh pendidikan di pondok pesantren.

Ia berhasil meraih semifinalis Olimpiade Kedokteran di Unusa, semifinalis Olimpiade Biologi di PGRI Adi Buana, serta dua medali emas dari Pusat Kejuaraan Sains Nasional (Puskanas).

“Saya sangat bersyukur bisa mencapai semua ini."

"Prestasi yang saya raih bukan hanya karena usaha pribadi, tetapi juga karena doa orang tua, guru, serta para kyai yang selalu membimbing saya,” ujarnya, dilansir dari laman Unesa.

Baca juga: Pantas Cak Eri Tindak Tegas Stand Es Krim Mengandung Alkohol di Surabaya, Ini Dampaknya Bagi Anak

Menjadi mahasiswa kedokteran di usia muda bukan hal yang mudah.

Keberhasilan Robith tak lepas dari keputusannya untuk mengikuti program akselerasi sejak SMP dan SMA. 

Dengan sistem ini, ia mampu menyelesaikan pendidikan menengahnya hanya dalam waktu empat tahun, lebih cepat dibandingkan siswa pada umumnya.

“Saya menjalani akselerasi dengan ritme belajar yang padat. Jika biasanya satu semester ditempuh enam bulan, saya harus menyelesaikan dalam tiga bulan saja. Itu tantangan besar, tetapi juga pengalaman yang sangat berharga,” ungkapnya.

Menurutnya, ketaatan kepada kyai (KH. Asep Saifudin) dan kebiasaan mengamalkan ibadah rutin di pesantren menjadi bagian penting dari perjalanannya.

Ia terbiasa melakukan salat tasbih seminggu sekali, membaca Yasin empat kali, serta mengikuti istighosah apel pagi setiap hari.

“Saya selalu diajarkan bahwa keberkahan ilmu datang dari adab kepada guru. Selain itu, saya dan teman-teman di pondok dibimbing untuk salat malam secara rutin,” ceritanya.

Baca juga: Nenek Usia 81 Tahun di Babat Lamongan Ditemukan Meninggal Membusuk dalam Rumahnya

Sebagai mahasiswa akselerasi, Robith sudah terbiasa dengan beban akademik yang tinggi.

Ia menerapkan strategi belajar yang efektif agar tetap bisa memahami materi dengan baik.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved