Berita Viral

Kisah Perjuangan Tessy Haryati Srikandi Damkar Kota Depok: Punya Peran Mulia, Pantang Tolak Laporan

Inilah kisah perjuangan Plt Kepala Bidang Pengendalian Operasional Kebakaran dan Penyelamatan, Tesy Haryati, sebagai Srikandi Damkar Kota Depok

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Kolase KOMPAS.com/M Chaerul Halim
SRIKANDI DAMKAR DEPOK - Plt Kepala Bidang Pengendalian Operasional Kebakaran dan Penyelamatan, Tesy Haryanti, menceritakan perjuangannya sebagai Srikandi Damkar Depok 

SURYA.CO.ID - Di balik kasus pemecatan petugas Damkar Kota Depok, Sandi Butar, sosok Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Pengendalian Operasional Kebakaran dan Penyelamatan, Tesy Haryati, turut disorot.

Tesy Haryati adalah orang yang menandatangani surat bernomor 800/201-PO.Damkar mengenai pemutusan perjanjian kerja Sandi Butar.

Di sisi lain, terungkap bahwa Tessy menjadi srikandi Damkar Kota Depok.

Dia tak pernah menyangka menjadi petugas Damkar. Begitu juga ketika mendapat julukan sebagai srikandi Damkar Kota Depok, sebab selama ini hanya fokus pada pekerjaan sebagai pemadam kebakaran. 

"Bukan maksud saya mengabaikan, tapi karena ini menjadi tugas pokok dan saya lebih menikmati pekerjaan," jawabnya, dikutip SURYA.CO.ID dari pemberitaan Kompas.com pada 2022 lalu.

Kendati demikian, Tessy mengakui bahwa dirinya memang perempuan satu-satunya yang berada di Dinas Damkar Depok.

Punya Peran Mulia

Tessy menggenapi posisi strategi pemadaman kebakaran.

Sebagai perempuan, Tessy mengaku, memiliki peran penting selain tugas utama memadamkan api.

"Profil wanita itu langka ya, mungkin bisa satu banding lima, tapi pada kenyataannya memang dibutuhkan di lapangan," ujar Tessy.

Baca juga: Rekam Jejak Tessy Haryati, Srikandi Damkar Kota Depok yang Pecat Sandi Butar Usai Diangkat Jadi PPPK

Dia biasanya juga bertanggung jawab untuk menjaga kondisi psikologis korban kebakaran saat masih di lokasi kejadian. 

Bantu Anak 13 Tahun

Ia pun menceritakan pengalamannya menyelamatkan seorang anak perempuan berumur 13 tahun yang tertimpa beton PDAM.

Sebagian kepala anak itu sudah hampir masuk ke beton dan tangannya tertinggal di dalam. Beruntungnya, anak itu masih bisa bernapas dengan lancar.

"Nah, peran saya di situ. Ketika yang menjadi korban adalah perempuan dan anak-anak, kita harus bisa menenangkan," katanya.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved