Polisi Gugur Gerebek Judi Sabung Ayam

Cita-cita AKP Lusiyanto Sebelum Gugur di Area Judi Sabung Ayam Hampir Terwujud, Istri Curhat Kapolri

Impian Kapolsek Negara Batin AKP Lusiyanto, sebelum meninggal saat menggerebek judi sabung ayam, hampir menjadi kenyataan.

Editor: Musahadah
kolase tribunnews/istimewa
HARAPAN BARU - Sabila Aina Sulistia, anak dari Kapolsek Negara Batin AKP Anumerta Lusiyanto, menangis histeris saat menceritakan kronologi menegangkan almarhum ayahnya menggerebek judi sabung ayam di Way Kanan, Lampung, Senin (17/3/2025). Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berjanji akan memfasilitasi Sabila menjadi anggota Polri. 

SURYA.CO.ID - Impian atau cita-cita Kapolsek Negara Batin AKP Lusiyanto, sebelum meninggal saat menggerebek judi sabung ayam, hampir menjadi kenyataan.

AKP Lusiyanto mengimpikan sang anak, Sabila Aina (23) bisa menjadi anggota polisi (Polwan), seperti dirinya. 

Impian itu bersambut saat Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengunjungi kediaman Kapolsek Lusiyanto di OKU Timur, Sumatera Selatan, Kamis (27/03/2025).  

Saat itu, istri Lusiyanto, Sasnia mengaku ingin anaknya, Sabila Aina yang kini masih kuliah, bisa meneruskan keinginan ayahnya untuk bisa menjadi anggota Polri.

"Anak semata wayang kalau bisa pengin cita-cita seperti Bapaknya," kata istri AKP Lusiyanto.

Baca juga: Rezeki Nomplok Anak AKP Lusiyanto usai Ayahnya Tolak Sogokan dan Nekat Gerebek Judi Sabung Ayam

Mendengar hal tersebut, Kapolri langsung menanyakan jurusan kuliah dan kesiapan Sabila menjadi anggota Polri.

Kapolri lalu memanggil As SDM Irjen Anwar untuk menindaklanjuti agar keinginan Sabila itu bisa terwujud.

"Ini Mbak Sabila Aina kebetulan beliau sekarang sedang menunggu wisuda, terus ingin melanjutkan cita-cita bapaknya, berarti SIPSS," kata Kapolri didampingi Kapolda Sumatera Selatan, Kapolda Lampung, Gubernur Sumsel.

Irjen Anwar rupanya telah mengurus tiket Sabila untuk bisa menjadi anggota Polri itu.

Kapolri lalu memberikan dokumen penghargaan itu kepada istri AKP Lusiyanto dan Sabila.

"Nanti tahun depan pascawisuda nanti, ada namanya program rekrutmen proaktif untuk SIPSS dan insyaallah tolong dijaga kesehatannya dijaga. Jangan sampai ada hal-hal yang menjadi kendala tapi secara prinsip kita dari Mabes Polri dari institusi memberikan kesempatan prioritas," imbuh Kapolri.

Keputusan ini disambut dengan rasa syukur dan haru oleh Sasnia, istri almarhum.

"Untuk kompensasi yang disampaikan oleh Kapolri Jenderal Listyo, saya sangat bersyukur karena putri saya bisa meneruskan cita-cita almarhum," katanya dengan suara tertahan.

Ia mengungkapkan bahwa almarhum suaminya memang sangat mendambakan putrinya menjadi seorang Polwan.

Sabila sendiri menyatakan kesiapannya untuk mengemban amanah ini.

"Alhamdulillah meskipun ini tidak sebanding dengan pengorbanan bapak saya, namun, insya Allah saya akan meneruskan perjuangan bapak saya," ujarnya dengan mantap.

Selain memberikan dukungan moril dan kesempatan bagi putri almarhum, Kapolri juga menegaskan komitmen Polri untuk mengusut tuntas kasus yang menyebabkan gugurnya AKP Anumerta Lusiyanto.

"Oleh karena itu tentunya kami semua terus akan mengikuti, menjadi duka kita bersama. Namun disatu sisi harus menyerahkan petugas yang ada dan prosesnya akan diusut tuntas," janji Kapolri.

Lebih lanjut ia juga menyampaikan, bahwa ia dan Panglima TNI sepakat untuk membuat kasus ini terang-benderang.

Serta diselesaikan secara tuntas baik dalam kasus penembakan hingga kasus perjudian.

"Kita sama-sama sepakat untuk diproses tegas, diproses tuntas. Baik terkait dengan kasus penembakan hingga pembunuhan akan diproses oleh bapak panglima. Terkait masalah perjudian yang menyangkut oknum akan kita proses," ucapnya.

Selain itu, Kapolri Jenderal Listyo juga menyampaikan, untuk keluarga besar almarhum AKP (Anumerta) Lusiyanto yang gugur saat menjalankan tugas sampai saat ini masih bagian dari keluarga besar Polri.

"Oleh karena itu tentunya kami semua terus akan mengikuti, menjadi duka kita bersama."

"Namun, di satu sisi harus menyerahkan petugas yang ada dan prosesnya akan diusut tuntas," ujarnya.

Sasnia pun menyampaikan harapannya agar keadilan dapat ditegakkan.

"Seluruh Indonesia telah mengetahui kejadian ini, jadi saya berharap para tersangka dalam pengadilan dapat dihukum seberat-beratnya," tegasnya.

Pengakuan Istri dan Anak AKP Lusiyanto

TENTANG KAPOLRES LUSIYANTO - (kiri) Istri Kapolres Negara Batin AKP Lusiyanto, Nia. (kanan) Salsabila, anak AKP Lusiyanto. Begini pengakuan mereka Soal Penggerebekan Judi Sabung Ayam.
TENTANG KAPOLRES LUSIYANTO - (kiri) Istri Kapolres Negara Batin AKP Lusiyanto, Nia. (kanan) Salsabila, anak AKP Lusiyanto. Begini pengakuan mereka Soal Penggerebekan Judi Sabung Ayam. (Kolase Tangkap layar youtube MetroTV dan instagram Hotman Paris)

Diketahui, 3 anggota polisi gugur setelah tertembak dalam penggerebekan judi sabung ayam di Negara Batin, Way Kanan, Senin (17/3/2025) sore. Adapun pelaku penembakan diduga oknum  TNI.

AKP Anumerta Lusiyanto menjadi satu di antara tiga anggota polisi yang meninggal dunia dalam baku tembak saat penggerebekan tersebut.

Di tengah berhembusnya isu setoran judi sabung ayam di Way Kanan, Lampung yang menewaskan 3 polisi termasuk sang suami, Kapolsek Negara Batin, Nia, istri AKP Anumerta Lusiyanto muncul. 

Soal isu uang setoran yang jadi pemicu sang suami gugur tertembak dengan tegas Nia membantah.

Fakta sang suami pernah diberi amplop uang Rp1 juta oleh oknum TNI yang menjadi terduga pelaku penembakan juga diungkap oleh Nia.

Namun sang suami, AKP Anumerta Lusiyanto menolaknya.

Menurut Nia, sang suami justru berupaya memberantas perjudian hingga membuatnya tidak disukai oleh pihak-pihak tertentu. 

"Banyak yang tidak suka dia pemberantas judi, waktu itu oknum yang menembak itu mau kasih uang ke bapak,"

"Saya lihat sendiri dengan mata saya sendiri melihat amplopnya dikasih Rp 1 juta, dia gak mau," kata Nia dilansir dari Youtube Metro TV, Sabtu (22/3/2025).

Nia mengaku, Peltu Lubis, oknum TNI yang diduga melakukan penembakan, pernah menyuruh seseorang untuk memberikan uang kepada AKP Anumerta Lusiyanto agar sabung ayam berjalan lancar.

Namun sang suami menolak pemberian tersebut.

"Dia nyuruh orang kasih ke bapak agar sabung ayam itu berjalan, tapi bapak gak mau," tuturnya.

Di bagian lain, Sabila Aina, anak semata wayang AKP Anumerta Lusiyanto tak bisa membendung air mata saat menceritakan kronologi kematian sang ayah.

Sabila sudah setahun tidak bertemu dengan ayahnya yang mengabdi bekerja sebagai Kapolsek Negara Batin, Kabupaten Way Kanan, Lampung.

Lokasi dinas yang terpencil membuat AKP Lusiyanto jarang pulang ke rumah untuk menengok keluarga. Namun Sabila tidak menyangka, ayahnya pulang tinggal nama usai menjadi korban penembakan saat menggerebek judi sabung ayam.

“Satu tahun saya nggak ketemu Bapak saya karena beliau kan dinas di Negara Batin yang memang daerahnya terpencil. Satu tahun saya gak bertemu bapak saya, saya pulang bapak saya sudah di ruang autopsi,” ungkap Salsabila saat konferensi pers bersama Hotman Paris di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa (25/3/2025) via Grid ID

“Saya anak satu-satunya. Satu tahun nggak ketemu bapak saya udah nggak ada,” lanjutnya diiringi tangis yang semakin histeris.

Di tengah isak tangisnya, Sabila mengungkapkan kronologi tragis di hari kematian ayahnya.

Menurutnya, sang ayah diperintahkan Kapolres Way Kanan untuk mengamankan judi sabung ayam di Kampung Karang Manik, Way Kanan, Lampung, Senin (17/3/2025).

Namun di lokasi, AKP Lusiyanto langsung ditembak oknum TNI saat baru tiba di tempat sabung ayam. Sabila berharap keadilan untuk mendiang ayahnya.

“Bapak saya menggunakan mobil pribadi, sama dengan anggota polres datang untuk menggerebek sabung ayam tersebut. Bapak saya memang (berada) di paling depan, Pak. Saat Bapak saya keluar, Bapak saya langsung ditembak. Saya mau keadilan buat ayah saya,” ujar Sabila.

Selain AKP Lusianto, dua rekan lainnya, Bripka Petrus Apriyanto dan Bripda Ghalib Surya Ganta juga ikut gugur. Hasil autopsi menunjukkan keduanya tewas akibat mendapakan luka tembak.

Sementara itu, melansir TribunLampung.ID, kepolisian mengumumkan 4 tersangka terkait kasus perjudian dan pembunuhan judi sabung ayam di Way Kanan. Kapolda Lampung, Irjen Pol Helmy Santika mengungkapkan 4 tersangka terdiri dari 3 tersangka perjudian dan 1 tersangka pembunuhan.

Dua tersangka perjudian sabung ayam antara lain warga sipil berinisial Z, anggota TNI Peltu YHL, dan anggota Polisi Polda Sumsel bernama Kapri. Sementara pihak TNI AD mengumumkan satu tersangka pembunuhan adalah Kopda B.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved