Berita Viral

Usai Larangan Study Tour Ditolak Komisi X DPR dan Mendikdasmen, Dedi Mulyadi Dibela LSI Denny JA

Larangan study tour yang diinisiasi Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi tidak disepakati Komisi  X DPR RI dan Mendikdasmen, tapi didukung LSI Denny JA. 

Editor: Musahadah
kolase kompas.com/yovie given nata widyaja
KOMPAK - Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifuddin dan MEndikdasmen Abdul Mu'ti kompak menolak larangan study tour. Dedi Mulyadi yang ngotot melarang study tpur dibela LSI Denny JA. 

SURYA.CO.ID - Larangan study tour yang diinisiasi Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi tidak disepakati Komisi  X DPR RI. 

Komisi X DPR RI justru mendukung kebiajkana Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti yang mengizinkan study tour ke luar wilayahnya. 

Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifuddin beralasan study tour bermanfaat untuk menambah pengalaman dan wawasan para siswa.

Dikatakan, dengan study tour ini para siswa tak hanya mendapatkan ilmu pengetahuan dari kegiatan belajar mengajar di ruang kelas. 

"Karena kalau kita itu sekarang menggunakan kurikulum yang berbasis kepada pengalaman anak, ya. Jadi bukan hanya satu arah guru mengajarkan. Sebetulnya pengalaman melalui melihat, merasakan, berkunjung, itu tidak kalah pentingnya dan lebih mengena atau berkesan," ujar Hetifah saat dihubungi, Rabu (26/3/2025). 

Baca juga: Dedi Mulyadi dan Gubernur Banten Ngotot Larang Study Tour Meski Mendikdasmen Izinkan, Alasan Serupa

Politikus Partai Golkar ini menilai bahwa larangan secara penuh terhadap study tour justru dapat merugikan siswa dalam hal mendapatkan wawasan tambahan.

Sebab, adanya banyak tempat edukatif seperti museum dan perpustakaan nasional yang bisa menjadi tujuan study tour dan memberikan pengalaman berharga bagi siswa.

"Jadi kalau kita itu larang semua study tour, itu sebetulnya juga bukan hanya merugikan kesempatan si anak untuk belajar atau mendapat pengetahuan dari praktik, tapi juga bisa mempengaruhi hal-hal lain," kata Hetifah.

"Kan sebetulnya banyak ya tempat-tempat yang sangat edukatif, terus kemudian membuat anak-anak itu mendapatkan pengalaman yang lain. Tidak harus yang jauh-jauh," sambungnya. 

Meski begitu, Hetifah mengingatkan agar kegiatan study tour tidak membebani orang tua secara ekonomi.

Setiap kegiatan luar kelas juga harus didasarkan pada kesepakatan orang tua dan komite sekolah. 

"Jadi maksudnya study tour ini bukan sesuatu yang selalu jelek. Hanya problemnya konsekuensi logisnya itu jangan menjadi paksaan. Kalau bisa memang dibuat menjadi bagian dari pembelajaran dan tidak memberatkan orang tua. Jadi saya mendukung," ujarnya.

Hetifah juga menekankan pentingnya gotong royong antar orang tua dan pihak sekolah jika ada siswa yang kurang mampu untuk ikut serta dalam study tour.

Selain itu, penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) juga harus dilakukan secara efisien dan efektif. 

“Jadi maksudnya study tour ini bukan sesuatu yang selalu jelek. Hanya problemnya konsekuensi logisnya itu jangan menjadi paksaan. Kalau bisa memang dibuat menjadi bagian dari pembelajaran dan tidak memberatkan orang tua. Jadi saya mendukung,” kata Hetifah.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved