Hikmah Ramadan

Pemburu Lailatul Qadar : Ciri-Ciri dan Keberkahannya

Salah satu keutamaan yang terdapat pada bulan Ramadhan adalah  tibanya  lailatul qadar, malam yang penuh kemuliaan

Foto Istimewa
Dr Hj Liliek N Chalida Badrus M.HI, Anggota Komisi Pemberdayaan Perempuan - MUI Jatim 

Keempat, Matahari terbit dengan cahaya yang lembut. Rasulullah SAW juga menjelaskan bahwa setelah Lailatul Qadar berakhir, matahari akan terbit pada pagi hari dengan sangat indah, tetapi tidak dengan sinar yang kuat atau menyilaukan seperti biasanya.

Sinar matahari pada pagi hari setelah Lailatul Qadar akan terasa lembut, mirip dengan cahaya bulan purnama. Hal ini menjadi tanda bahwa malam tersebut memang luar biasa, berbeda dengan malam-malam lainnya, dan membawa keberkahan yang tampak hingga matahari terbit.

Kelima, Setan tidak boleh keluar pada hari itu. Salah satu ciri yang sangat mencolok dari  Lailatul Qadar adalah bahwa setan tidak dapat mengganggu umat Islam pada hari itu. Setan tidak dapat mengeluarkan gangguan atau godaan pada malam atau hari tersebut. Ini menunjukkan bahwa Lailatul Qadar adalah malam yang sangat suci dan penuh dengan ketenangan spiritual, di mana umat Islam dapat fokus sepenuhnya pada ibadah tanpa adanya gangguan dari kekuatan jahat.

Ini juga mencerminkan keberkahan malam tersebut, di mana Allah SWT menghalangi segala bentuk gangguan dari setan untuk memberi ruang bagi hamba-hamba-Nya untuk beribadah dengan tenang.

Secara keseluruhan, tanda-tanda ini menggambarkan bahwa Lailatul Qadar adalah malam yang penuh dengan keberkahan dan keistimewaan. Keadaan alam yang tenang, cuaca yang nyaman, serta tanda-tanda langit dan matahari yang berbeda memberikan petunjuk kepada umat Islam bahwa malam tersebut adalah malam yang sangat mulia. 

Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan ibadah mereka, khususnya di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, dengan harapan dapat meraih keutamaan malam yang lebih baik daripada seribu bulan ini.

Tetapi peru diketahui bahwa lailatul qadar juga merupakan salah satu bentuk kasyf nabawi, atau yang berarti pengalaman spiritual atau pencerahan yang diberikan oleh Nabi saw. Oleh sebab itu, agar dapat merasakan syahdunya lailatul qadar, seseorang harus menjalani riyadhoh atau latihan spiritual yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan istiqomah. Selain itu, riyadhoh harus dilakukan dengan niat dalam hati yang tulus, ikhlas agar mendapatkan ridho dari Allah swt.

Proses ini memang membutuhkan waktu yang cukup lama dan membutuhkan keistiqomahan serta pengabdian yang konsisten agar dapat merasakannya. Dengan begitu, orang yang tidak memiliki hal tersebut, akan merasakan  lailatul qadar sama seperti malam-malam pada umumnya. 
Meskipun tanda-tanda kesyahduan ibadah  lailatul qadar tidak bisa dirasakan oleh semua orang, tetapi ketenangan dan kedamaian pada malam itu, masih dapat dirasakan oleh seluruh orang. 


Adapun orang-orang yang berburu  Lailatul Qadar adalah mereka yang penuh dengan keikhlasan dan keimanan yang mendalam, serta berusaha meraih keberkahan dari malam tersebut. Mereka berlomba-lomba menghidupkan malam tersebut dengan taqarrub ila Allah, mulai dari berdo’a, berdzikir, sholat malam untuk  mengharapkan Rahmat-Nya dan memohon ampunan atas dosa yang telah diperbuat.  Dijelaskan oleh Nabi saw melalui riwayat Abu Hurairah bahwa dengan melakukan sholat sunnah pada Lailatul Qadar dengan keimanan yang tulus dapat meleburkan dosa-dosa yang telah dilakukannya.
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ، إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ


Artinya: Rasul SAW bersabda, "Siapa yang mengerjakan sholat pada  lailatul qadar dengan penuh keimanan dan mengharapkan ridha Allah SWT, maka dosa-dosanya yang terdahulu diampuni." 


Dalam hadits yang diriwayatkan Aisyah juga menjelaskan bahwa salah satu amalan yang dapat dilakukan pada Lailatul Qadar adalah dengan memperbanyak membaca do’a:
 اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي 
yang bertujuan untuk memohon ampunan kepada Allah swt, agar dosa-dosanya diampuni. Berikut haditsnya,


قَالَتْ: قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ: أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَيَّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ، مَا أَقُولُ فِيهَا؟ قَالَ: قُولِي: اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي


Artinya: “Aisyah berkata, "Saya pernah bertanya, 'Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika saya mendapati malam lailatul qadar, apa yang harus saya ucapkan pada malam tersebut?' Beliau menjawab, 'Hendaklah kamu membaca doa, (Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan menyukai ampunan, maka ampunilah segala kesalahanku)." 


Pada malam itu, tidak hanya waktu untuk memperbanyak amalan kepada Allah swt, tetapi juga waktu yang tepat untuk memperbanyak sedekah kepada fakir, miskin, anak yatim dan yang membutuhkan. Nabi saw bersabda, bahwa paling utama dalam hal bersedekah adalah bersedekah pada bulan Ramadhan.


أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ صَدَقَةٌ فِي رَمَضَانَ
Artinya: “paling utama sedekah adalah sedekah di Bulan Ramadhan” 

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved