Hikmah Ramadan

Pemburu Lailatul Qadar : Ciri-Ciri dan Keberkahannya

Salah satu keutamaan yang terdapat pada bulan Ramadhan adalah  tibanya  lailatul qadar, malam yang penuh kemuliaan

Foto Istimewa
Dr Hj Liliek N Chalida Badrus M.HI, Anggota Komisi Pemberdayaan Perempuan - MUI Jatim 

Oleh : Dr Hj Liliek N Chalida Badrus M.HI,

Anggota Komisi Pemberdayaan Perempuan - MUI Jatim

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Bulan Ramadhan- bulan yang penuh keberkahan dan penuh ampunan. Salah satu keutamaan yang terdapat pada bulan Ramadhan adalah  tibanya  lailatul qadar.  -malam yang penuh ke muliaan atau malam dimana Allah menurunkan segala bentuk pengampunan terhadap manusia sebagai wujud penghambaan. Dalam al-Qur’an dijelaskan pada surah al-Qadr ayat 3,
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مّنْ أَلْفِ شَهْرٍ 
Artinya : “malam lailatul qadar lebih baik dari seribu bulan”
 Maka, barang siapa yang menghabiskan malamnya dengan beribadah, mendekatkan diri atau taqorrub kepada Allah, ia akan mendapatkan pahala berlipat ganda dari hari-hari biasanya. 


 Dalam hadits yang diriwayatkan oleh imam bukhori menjelaskan demikian,


تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ


artinya: “carilah lailatul qadar pada malam ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.”


Dikatakan dalam hadits tersebut bahwa Lailatul Qadar jatuh pada sepuluh hari terakhir dibulan Ramadlan, merupakan  waktu yang sangat ditunggu oleh umat Muslim karena keistimewaannya- Meskipun tanggal pastinya tidak dipastikan, banyak hadits yang menunjukkan bahwa malam tersebut kemungkinan besar terjadi pada malam-malam ganjil di antara 21, 23, 25, 27, atau 29 Ramadhan.


 Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk mencari Lailatul Qadar di sepuluh malam terakhir Ramadan dengan meningkatkan ibadah dan amal saleh. Oleh karena itu, banyak Muslim yang memanfaatkan kesempatan ini untuk lebih giat dalam beribadah, seperti melaksanakan shalat malam (tahajud), membaca Al-Qur'an, berdzikir, dan berdoa, dengan harapan dapat meraih keberkahan dan pahala yang sangat besar. 
Lailatul Qadar merupakan malam yang penuh kemuliaan, di mana amal ibadah yang dilakukan pada malam tersebut memiliki nilai yang lebih tinggi dari seribu bulan.
Wahbah az-Zuhaily dalam karya tafsirnya yaitu tafsir al-Munir, menjelaskan bahwa  lailatur qodar terdapat pada bulan Ramadhan dan sering kali jatuh pada sepuluh hari terakhirnya.
 Adapun pada malam itu memiliki ciri-ciri tersendiri, seperti langit yang terlihat terang dan cerah, suhu udaranya tidak dingin dan juga tidak panas, pada malam itu terasa seperti terdapat rembulan yang terang, dan setan pun tidak bisa keluar pada malam itu, sampai terbitnya matahari. 
Hal tersebut juga sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits Nabi saw, melalui periwayatan Ahmad,
وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ َ: إِنَّ أَمَارَةَ لَيْلَةِ الْقَدْرِ أَنَّهَا صَافِيَةٌ بَلْجَةٌ كَأَنَّ فِيْهَا قَمَراً سَاطِعاً سَاكِنَةٌ سَاجِيَةٌ, لاَ بَرْدَ فِيْهَا وَلاَ حَرَّ, وَلاَ يَحِلُّ لِكَوْكَبٍ أَنْ يُرْمَى بِهِ فِيْهَا حَتَّى تُصْبِحَ, وَإِنَّ أَمَارَتَهَا أَنَّ الشَّمْسَ صَبِيْحَتَهَا تَخْرُجُ مُسْتَوِيَةً, لَيْسَ لَهَا شُعَاعٌ مِثْلَ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ, وَلاَ يَحِلُّ لِلشَّيْطَانِ أَنْ يَخْرُجَ مَعَهَا يَوْمَئِذٍ.


Artinya: “Rasulullah saw bersabda, sesungguhnya tanda dari lailatul qadar adalah malamnya cerah dan terang, seolah-olah di dalamnya ada bulan terang, tenang dan tenteram, tidak ada dingin dan panas.dan tidak halal bagi bintang muncul sampai pagi, dan tandanya juga matahari akan terbit pada pagi hari dengan sangat indah, tanpa sinar yang kuat deperti bulan purnama, dan setan tidak boleh keluar bersamanya pada hari itu.”


Berdasar hadits diatas memberikan penjelasan tentang ciri-ciri khusus yang dapat dirasakan dan diamati pada lailatul qadar. Ciri-ciri yang sesuai dengan hadits diatas, sebagai berikut,
pertama, Malam yang cerah dan terang. Rasulullah SAW menggambarkan Lailatul Qadar sebagai malam yang sangat terang, seolah-olah ada cahaya bulan yang menyinari seluruh malam tersebut.

Walaupun tidak ada bulan yang tampak dengan jelas seperti bulan purnama, suasana malam tersebut tetap terang benderang. Cahaya yang dimaksud bukanlah cahaya biasa, tetapi cahaya yang memberikan ketenangan dan kenyamanan.

Malam tersebut tidak gelap atau suram, melainkan dipenuhi dengan sinar yang membawa kedamaian, seolah alam semesta turut memberikan penghormatan pada malam yang mulia itu.

Kedua, Suasana tenang dan tenteram. Selain terang, Lailatul Qadar juga diwarnai dengan ketenangan yang luar biasa. Rasulullah SAW menyebutkan bahwa malam tersebut terasa sangat damai, tidak ada kegelisahan atau kekhawatiran yang mengganggu jiwa. Suasana hati orang yang menjalani ibadah pada malam itu akan merasakan kedamaian yang mendalam, seolah-olah segala kesulitan atau kecemasan terangkat, memberikan ruang untuk fokus sepenuhnya pada ibadah kepada Allah SWT.

Ketiga, Cuaca yang tidak terlalu dingin atau panas.  Lailatul Qadar juga ditandai dengan cuaca yang sejuk dan nyaman, tidak terlalu panas atau dingin. Cuaca yang ideal ini membuat umat Islam dapat beribadah dengan khusyuk tanpa merasa terganggu oleh kondisi fisik, seperti rasa panas atau dingin yang berlebihan. Ini juga menambah kenyamanan dan kelancaran dalam beribadah, terutama saat melaksanakan ibadah seperti shalat malam (tahajud) atau dzikir.

Keempat, Bintang tidak muncul sampai pagi. Salah satu tanda unik yang disebutkan dalam hadis adalah bahwa pada Lailatul Qadar, bintang-bintang tidak akan terlihat di langit hingga pagi hari. Ini menunjukkan bahwa langit malam tersebut tampak berbeda dari malam-malam biasa. Dalam kebanyakan malam, langit dipenuhi dengan bintang yang bersinar terang, namun pada  Lailatul Qadar, langit menjadi tampak lebih sepi dan hening, tidak ada gemerlap bintang yang biasa terlihat. Hal ini memberikan kesan bahwa malam tersebut memiliki suasana yang berbeda dan khusus, yang memberi tanda bahwa malam itu adalah malam yang penuh keberkahan.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved