Semburan Air Bercampur Gas di Bojonegoro

Fenomena Semburan Air di Kanor Bojonegoro, DLH Turun Tangan Lakukan Pemeriksaan

Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menerjunkan tim untuk memeriksa fenomena semburan air di Kecamatan Kanor. Hasilnya...

Penulis: Misbahul Munir | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Misbahul Munir
SEMBURAN AIR - Dinas Lingkungan Hidup Bojonegoro menerjunkan tim untuk meriksa semburan air yang muncul di bawah pohon klampis, di Dusun Turasan, Desa Sumberwangi, Kecamatan Kanor, Bojonegoro, Jawa Timur, Rabu (19/3/2025). Hasilnya, tidak ditemukan indikasi berbahaya dari semburan tersebut. 

SURYA.CO.ID, BOJONEGORO - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), menerjunkan tim untuk memeriksa fenomena semburan air yang muncul di Dusun Turasan, Desa Sumberwangi, Kecamatan Kanor, Rabu (19/3/2025). 

Petugas dari DLH didampingi perangkat desa setempat, meninjau langsung ke lokasi, mereka melakukan verifikasi lapangan dan memeriksa kandungan dalam air yang keluar dari bawah pohon klampis tersebut.

Kepala DLH Bojonegoro, Luluk Alifah, mengungkapkan bahwa berdasarkan keterangan pemilik lahan, fenomena gelembung air tersebut sebenarnya bukan hal baru.

Baca juga: BREAKING NEWS Semburan Air Bercampur Gas dari Bawah Pohon di Kanor Bojonegoro, Viral di Medsos

"Pemilik lahan mengaku sudah melihat kejadian serupa sejak 3 tahun terakhir, terutama saat hujan atau ketika lahan tergenang air," ujar Luluk. 

"Namun, kali ini perhatian masyarakat semakin besar setelah video kejadian tersebut menyebar luas di media sosial," sambungnya. 

Mendapati laporan warga, lanjut Luluk, DLH Bojonegoro langsung menerjunkan tim untuk langsung turun ke lokasi, guna melakukan verifikasi lapangan dan memeriksa kandungan dalam air tersebut.

"Hasilnya, tim DLH mendapati gelembung air muncul di sekitar akar pohon klampis dengan radius sekitar 50 sentimeter," terangnya

"Selain itu, dilokasi tidak tercium bau belerang atau amonia, yang biasanya menjadi indikasi adanya gas berbahaya," tambah Luluk. 

Kemudian, tambah Luluk, tanaman dan pohon di sekitar lokasi tetap tumbuh normal, tanpa tanda-tanda layu atau mati. 

Begitu pula volume air di sekitar gelembung juga tidak mengalami perubahan signifikan.

"Hasil uji kualitas air menunjukkan parameter masih dalam batas normal sesuai PP 22 Tahun 2021 tentang baku mutu air permukaan, dengan pH 7,67, suhu 30,6°C dan dissolved oxygen atau kadar oksigen terlarut (DO) 4,33 mg/l," bebernya.

Meski demikian, hingga saat ini DLH Bojonegoro masih melakukan kajian lebih lanjut untuk mengungkap penyebab pasti munculnya gelembung air ini.

Sementara itu, meskipun tidak ditemukan indikasi bahaya, DLH Bojonegoro merekomendasikan pemantauan rutin terhadap fenomena ini.

"Kami meminta kepada pihak pemerintah desa juga untuk terus mengawasi perkembangan kondisi di lapangan (lokasi gelembung air)," tutup Luluk. 

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved