Ramadan 2025

Rasakan Kenyalnya Permen Tape Khas Kediri, Sampai Memikat Pemesan Dari Sumatera

Keunikan inilah yang membuat banyak orang ketagihan dan selalu membelinya saat Ramadhan tiba.

Penulis: Isya Anshori | Editor: Deddy Humana
surya/isya anshori
PERMEN TAPE - Wiwin memperlihatkan permen tape buatannnya di Dusun Tondomulyo, Desa Gadungan, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri, Minggu (16/3/2025). Jelang Lebaran tahun ini, permintaan permen tape naik hingga tiga kali lipat dibandingkan hari biasa. 

SURYA.CO.ID, KEDIRI - Puasa Ramadhan selama sebulan sudah menjadi momen panen musiman semua jenis makanan.

Di Kabupaten Kediri, ada jenis camilan disebut permen tape yang memiliki rasa dan tekstur unik sehingga menjadi incaran para penggemar kuliner dari berbagai daerah.

Memang namanya permen tape karena berbahan dasar tape yang diolah dengan gula dan kelapa.

Tidak berbeda dengan jajan khas Kediri lainnya, seperti gethuk pisang, tahu takwa atau kerupuk upil atau carang mas, permen tape ini memiliki segmen penggemar sendiri.

Kenaikan permintaan pesanan permen tape juga terjadi selama puasa ini. Seperti diungkapkan Wiwin (45), pemilik usaha permen tape di Dusun Tondomulyo, Desa Gadungan, Kecamatan Puncu, Kabupaten Kediri

Jelang hari raya tahun ini, permintaan permen tape produksinya melonjak hingga tiga kali lipat dibandingkan hari biasa. Tahun ini permintaan tidak hanya datang dari Kediri dan sekitarnya, tetapi juga dari luar daerah seperti Jombang hingga Sumatera. 

"Pemesan dari Semarang bisa habiskan 1 kuintal produksi setiap hari," terang Wiwin saat ditemui di rumahnya, Minggu (16/3/2025).

Permen tape khas buatannya memang memiliki daya tarik tersendiri. Dibuat secara tradisional dengan bahan utama tape, kelapa, dan gula, camilan ini memiliki tekstur lebih lembut dibandingkan permen tape lainnya yang cenderung keras. 

Keunikan inilah yang membuat banyak orang ketagihan dan selalu membelinya saat Ramadhan tiba.

"Alhamdulillah sejak awal saya selalu mempertahankan resep ini," imbuhnya seraya menyebut usaha ini telah digelutinya sejak 10 tahun silam.

Untuk memenuhi lonjakan permintaan, Wiwin menambah jumlah produksi dan tenaga kerja. Tak hanya dibantu sang anak, sekarang ia juga dibantu sekitar 10 orang untuk pengemasan dan 2 orang untuk memasak agar pesanan bisa diproses lebih cepat.

"Untuk pembuatan dari pukul 06.00 WIB hingga 16.00 WIB. Sementara untuk pengemasan saya dibantu ibu-ibu untuk membawa pulang di rumahnya agar lebih fleksibel," jelasnya. 

Dalam sehari, Wiwin dan timnya kini memproduksi sekitar 20 kali adonan. Setiap adonan berisi 2,5 KG tape, 3 KG gula, dan 2 KG kelapa. Dari bahan sebanyak itu ia menghasilkan sekitar 5 KG permen tape siap jual. 

Dengan harga Rp 40.000 per KG, pelanggan bisa mendapatkan sekitar 1.000 butir permen tape berkualitas.  

Pesanan yang membeludak ini membuatnya harus lebih cermat mengatur bahan baku agar tetap tersedia. "Stok tape setiap hari selalu ada. Semua jenis bisa yang penting empuk," ucapnya. 

Halaman
12
Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved