Dampak Efisiensi Anggaran, Tak Ada Revitalisasi Pasar Tradisional di Kabupaten Blitar Tahun Ini

Usulan revitalisasi beberapa pasar tradisional yang diajukan Disperindag Kabupaten Blitar ke pemerintah pusat, tidak ada yang disetujui. 

Penulis: Samsul Hadi | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Samsul Hadi
REVITALISASI PASAR TRADISIONAL - Aktivitas pedagang di Pasar Kanigoro, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. Pasar Kanigoro merupakan salah satu pasar tradisonal yang dikelola Disperindag Kabupaten Blitar. Usulan revitalisasi beberapa pasar tradisional yang diajukan Disperindag Kabupaten Blitar ke pemerintah pusat, tidak ada yang disetujui. 

SURYA.CO.ID, BLITAR - Tahun 2025 ini, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Blitar, Jawa Timur (Jatim), tidak ada kegiatan revitalisasi pasar tradisional, dampak kebijakan efisiensi anggaran

Usulan revitalisasi beberapa pasar tradisional yang diajukan Disperindag Kabupaten Blitar ke pemerintah pusat, tidak ada yang disetujui. 

Kepala Disperindag Kabupaten Blitar, Darmadi, mengatakan bahwa ada 13 pasar tradisional di Kabupaten Blitar yang dikelola Disperindag. 

Yait, Pasar Kanigoro, Pasar Wlingi, Pasar Kesamben, Pasar Talun, Pasar Garum, Pasar Gandusari, Pasar Doko, Pasar Ngelgok, Pasar Kademangan, Pasar Lodoyo, Pasar Srengat, Pasar Ngembul dan Pasar Wonodadi. 

Menurut Darmadi, mayoritas kondisi pasar tradisional di Kabupaten Blitar butuh direvitalisasi. 

Pada 2024, Disperindag sudah melakukan revitalisasi Pasar Nglegok dengan alokasi anggaran sekitar Rp 3 miliar. 

Anggaran Rp 3 miliar itu rinciannya sebesar Rp 2,7 miliar bantuan dari pemerintah pusat dan Rp 300 juta dari APBD Kabupaten Blitar.

Dikatakannya, Disperindag sebenarnya juga mengusulkan revitalisasi sejumlah pasar tradisional pada tahun ini ke pemerintah pusat. 

Sejumlah pasar yang diusulkan revitalisasi, yaitu, Pasar Kademangan, Pasar Lodoyo dan Pasar Srengat.

Namun, karena ada kebijakan efisiensi anggaran, usulan revitalisasi dari Disperindag belum ada respons dari pemerintah pusat. 

"Usulan kami masih ditampung. Sampai sekarang belum ada respons," ungkap Darmadi, Sabtu (15/3/2025). 

Selain itu, kata Darmadi, Disperindag juga sudah lama mengusulkan pembangunan Pasar Kesemben yang ludes terbakar pada 2022 lalu ke pemerintah pusat. 

Sampai sekarang, usulan pembangunan Pasar Kesamben juga belum ada respons dari pemerintah pusat.

"Pasar Kesamben sebenarnya sangat vital, karena dibutuhkan masyarakat. Kami sudah berupaya maksimal ke pusat, sudah berproses sebenarnya, kami masih menunggu kepastian," ujarnya.

Darmadi menuturkan, Disperindag mengusulkan anggaran Rp 80 miliar untuk membangun ulang Pasar Kesamben ke pemerintah pusat.

"Anggaran pembangunan Pasar Kesamben yang kami usulkan ke pemerintah pusat Rp 80 miliar. Itu untuk pembangunan pasar dua lantai," katanya.

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved