Berita Viral

Cetak Sejarah Baru, Gebrakan Sherly Tjoanda dan Khofifah Hasilkan Misi Dagang dan Investasi Terbesar

Kerja sama antara Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda dan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa telah mencetak sejarah baru.

Tribun Ternate/Istimewa
KHOFIFAH DAN SHERLY - Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda Laos menyambut kedatangan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa di Bandara Sultan Babullah Ternate, Selasa (11/3/2025). Khofifah dan SHerly Tjoanda melakukan gebrakan baru. 

SURYA.co.id - Kerja sama antara Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda dan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa telah mencetak sejarah baru.

Sherly Tjoanda dan Khofifah telah menghasilkan gebrakan berupa misi dagang dan investasi terbesar.

Dengan transaksi mencapai Rp 500 miliar atau setengah triliun.

Hal ini dikatakan Sherly Laos saat sambutan di Misi Dagang Jawa Timur - Maluku Utara ke-3 di Bela Hotel Ternate, Rabu (12/3/2025).

Acara ini dibuka langsung oleh Sherly Laos bersama Gubernur Jawa Timur Khofifa Indar Parawansa.

Melansir dari Tribun Ternate, dalam satu hari kesepakatan transaksi final misi dagang dan investasi dengan Jawa Timur capai Rp500 miliar. 

Bertotalkan Rp 568.042.498.000, dengan nilai jual dari Jawa Timur sebesar Rp 271.674.498.000, dan nilai beli ke Maluku Utara Rp 296.368.000.000.

Baca juga: Ketegasan Sherly Tjoanda Gubernur Terkaya di Indonesia, Ogah Jual Beli Jabatan: Saya Tak Butuh

Nilai transaksi ini mencapai lebih dari setengah triliun rupiah, menjadikan salah satu misi dagang terbesar yang pernah dilakukan.

Adapun komoditi yang dibeli Jawa Timur adalah ikan tenggiri dan ikan layur beku, buah pala, rumput laut, arang tempurung kelapa, cumi-cumi dan udang vaname.

Sementara komoditi yang dijual ke Maluku Utara adalah produk hasil perikanan, rokok, bahan material, ayam frozen, minyak goreng, tepung, kedelai, benih tanaman holtikultura, beras dan telur.

Sherly Laos menyoroti neraca perdagangan Jawa Timur yang selama satu dekade terakhir selalu surplus, sementara Maluku Utara masih mengalami defisit perdagangan.

Menurut data BPS dan Kementerian Perdagangan (Kemendag), perdagangan antar Jawa Timur dan Maluku Utara terus mengalami kenaikan signifikan.

Di tahun 2015 volume perdagangan Rp72 miliar, di mana Jawa Timur mengalami surplus Rp68 miliar, tahun 2019 volume perdagangan naik 10 kali lipat menjadi Rp800 miliar surplus Rp200 miliar.

Kemudian tahun 2020 volume perdagangan melonjak fantastis Rp2,2 triliun surplus Rp 371 miliar, tahun 2022–2023 volume turun Rp1 triliun karena covid-19, meskipun begitu Jawa Timur tetap surplus Rp400 miliar.

Dan pada tahun 2024 diperkirakan meningkat kembali menjadi Rp1,3 triliun.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved