PT Smelting Mulai Produksi Usai Perbaikan Juni Pekan Keempat, Berkomitmen Sejahterakan Karyawan

Akibat kebakaran dan perbaikan fasilitas smelter untuk tembaga ini,  PTFI belum bisa melakukan produksi katoda tembaga di Gresik. 

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Deddy Humana
surya/Sri Handi Lestari (Sri Handi Lestari)
JUNI KEMBALI BERPRODUKSI - Wakil Bupati Gresik, Asluchul Alif Maslichan (kanan) menyaksikan penandatangan PKB ke-11 oleh Presdir PTFI, Tony Wenas (kedua dari kanan) bersama Ketua SKS PT Smelting, Priatma Oktiawan (kedua dari kiri) di Surabaya. 

SURYA.CO.ID, KOTA SURABAYA - Progress perbaikan smelter tembaga di PT Smelting Gresik oleh PT Freeport Indonesia (PTFI) telah mencapai proses konstruksi. Proses ini telah dilakukan sejak Januari 2025 dan ditargetkan selesai Juni pekan ketiga 2025.

"Kami targetkan pekan ketiga bulan Juni sudah selesai dan pekan keempat sudah bisa operasional," kata Tony Wenas Presiden Direktur PTFI.

Tony menyampaikan usai kegiatan penandatangan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) ke-11 untuk periode 2025-2027 PT Smelting dengan Serikat Karyawan Smelting (SKS) di Surabaya, Jumat (7/3/2025) malam.

Diberitakan sebelumnya, smelter tembaga PT Smelting Gresik mengalami kebakaran pada Oktober 2024 lalu. Dalam proses perbaikan ini, Tony menyebutkan, mereka menggunakan pesawat Antonov untuk kargo bahan baku yang diimpor dari luar negeri. 

Pesawat kargo Antonov ini mendarat di Bandara Juanda kemudian mengirimkan melalui jalur darat ke lokasi PT Smelting di kawasan JIIPE (Java Integrated Industrial & Port Estate) Manyar, Gresik.

Menurut Tony, dengan pesawat kargo maka pengiriman lebih cepat hanya perlu 35 jam. Sementara bila dengan kapal laut harus dengan waktu 60 hari.

"Komponen ini dari Jerman. Datang lebih cepat dan perbaikan bisa lebih cepat lagi. Kami berkomitmen untuk segera melakukan produksi karena bahan baku juga sudah siap," jelas Tony.

Akibat kebakaran dan perbaikan fasilitas smelter untuk tembaga ini,  PTFI belum bisa melakukan produksi katoda tembaga di Gresik

Dengan target produksi dimulai di pekan keempat Juni, diprediksi baru akan mencapai 40 persen dari kapasitas dan akan mencapai 100 persen di Desember 2025.

Sementara penandatanganan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) ke-11 untuk periode 2025-2027 dengan SKS, menjadi bentuk komitmen perusahaan dalam meningkatkan kesejahteraan karyawan.

Tony menjelaskan, PKB ke-11 ini merupakan tonggak penting dalam operasional perusahaan. Menurutnya, perundingan yang berlangsung selama empat bulan ini mencerminkan keseriusan kedua belah pihak dalam menjaga keseimbangan antara kepentingan karyawan dan keberlanjutan bisnis.

"Tim manajemen dan serikat pekerja adalah bagian dari keluarga besar PT Smelting. Apa yang kita bahas dan putuskan dalam PKB ini bertujuan untuk kepentingan bersama, agar perusahaan tetap sehat, profitable, dan terus memberikan manfaat bagi karyawan serta masyarakat sekitar," terang Tony.

PKB ke-11 ini juga menjadi istimewa karena merupakan yang pertama di era kepemilikan mayoritas PT Smelting oleh PT Freeport Indonesia (PTFI) yang kini menguasai 66 persen saham perusahaan. 

Tony menekankan bahwa sebagai perusahaan kelas dunia, PT Smelting harus menerapkan standar internasional yang tinggi, termasuk dalam aspek tata kelola dan etika kerja.

"Direksi tidak akan menoleransi segala bentuk fraud (kecurangan). Setiap tindakan karyawan harus sesuai dengan tata kelola perusahaan yang baik. Kami juga berkomitmen untuk menerapkan standar kesejahteraan yang sama seperti di PT Freeport Indonesia," tegasnya.

Halaman
12
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved