Ngabuburit di Masjid Al Akbar Surabaya, Ada Taman Lampion Hingga Kegiatan Donor Darah

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Masjid Al Akbar Surabaya menyiapkan konsep baru pada Ramadhan 1446 Hijiriah/2025.

Mengusung tema "Sparkling Ramadhan 999", Masjid Nasional Al Akbar memberikan berbagai pengalaman menarik bagi pengunjung untuk beribadah hingga "wisata religi".

"Sesuai dengan tema besarnya, sparkling ini bermakna cemerlang. Cemerlang ini bermakna dua, cemerlang fisik infrastruktur) dan spiritual," kata Humas Badan Pelaksana Pengelola (BPP) Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS) Helmy M Noor di Surabaya dikonfirmasi belum lama ini.

Pada "Sparkling Fasilitas", pengelola memasang 999 lampion bertuliskan Asmaul Husna di Taman GenZI yang menarik mata.

Tampilan lampion yang bercahaya di malam hari semakin membuat nyaman untuk menjadi lokasi selfie.

Tak hanya itu, ada pula pertunjukan laser show di air mancur dan kubah MAS yang menghibur pengunjung saat berbuka puasa.

Laser show ini memperlihatkan berbagai konfigurasi kalimat penyemangat bagi umat muslim.

"Kami menyiapkan sarana dan prasarana agar pengunjung kerasan di Al-Akbar selama Bulan Romadhon dan bulan-bulan berikutnya. Misalnya, ada pertunjukan laser show setelah Shalat Magrib yang bisa disaksikan sembari berbuka puasa," kata Helmy.

"Selain itu ada lampion yang tersebar di 4 titik di Masjid Al Akbar Surabaya. Nah, destinasi fasilitas ini agar anak-anak muda bisa kerasan ke Masjid Al Akbar," tandasnya.

Masuk dalam 9 Sparkling Facilities, Masjid Al Akbar juga menyiapkan Vertikal Fan, Al Akbar Tourism Center (ATC), hingga Gallery/Museum Al Akbar Kini dan Dulu. Kemudian, Pavingisasi Halaman Barat (Taman GenZi/titik nol MAS), revitalisasi Soundsystem MAS; penataan ulang Zona Parkir MAS,  dan Tagar 24 Jam MAS Clean and Fresh.

Selain dari sisi sarana prasarana, pengelola juga mengajak pengunjung untuk cemerlang secara spiritual.

"Makna spiritual ini di antaranya, ada ngaji ngabuburit setiap hari ba'da Ashar hingga menjelang Magrib," katanya.

Pengelola menyiapkan 9 hafidz cilik yang akan membaca Al-Qur'an dengan sistem tahsin. Yakni, memperbaiki cara membaca Al-Qur'an sesuai dengan tajwid dan makhrojnya.

"Jadi, suaranya bagus-bagus. Mereka ini masih MI dan juga Tsanawiyah (MTS). Dengan mendengar anak tadarus, bisa sekaligus menjadi tauladan," katanya.

"Bahwa anak kecil saja suaranya bagus, ngajinya fasih, masa yang besar nggak mau mengaji? Kalau anak kecil menjadi contoh, biasanya yang dewasa mau berkompetisi dan termotivasi untuk membaca Al-Qur'an," lanjut Helmy.