Legenda Persebaya Surabaya Meninggal

Tangis Rachmat Irianto Peluk Foto Bejo Sugiantoro di Pusara Makam Mendiang Ayah

Ratusan pelayat mengantarkan Bejo Sugiantoro ke peristirahatkan terakhir di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Geluran, Kecamatan Taman, Sidoarjo

|
Penulis: Khairul Amin | Editor: Fatkhul Alami
surabayatribunnews.com/Fatkhul Alami
TERUS MENANGIS - Rachmat Irianto menangis dan duduk di samping pusara ayahnya Bejo Sugiantoro sambil memeluk erat foto mendiang ayahnya setelah selesai proses pemakaman di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Geluran, Kecamatan Taman, Sidoarjo. Rabu (26/2). Ratusan pelayat dari suporter Bonek dan Deltamania, mantan pemain Persebaya dan pemain Deltras Sidoarjo ikut mengantar Bejo Sugiantoro di peristirahatan terakhir. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Ratusan pelayat mengantarkan Bejo Sugiantoro ke peristirahatkan terakhir di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Geluran, Kecamatan Taman, Sidoarjo, Rabu (27/2/2025) pagi.

Bejo yang merupakan legenda Persebaya Surabaya dan Timnas Indonesia ini meninggal setelah mengalami kolaps saat bermain fun football bersama rekan-rekannya di Lapangan SIER Rungkut, Surabaya, Selasa (26/2/2025) petang.

Kehilangan Bejo sangat dirasakan oleh putranya, Rachmat Irianto, yang kini bermain untuk Persib Bandung. Rian -panggilan Rachmat Irianto- yang juga merupakan mantan pemain Timnas Indonesia, mengungkapkan kesedihannya dan kesulitan menerima kenyataan bahwa ayah sekaligus gurunya telah berpulang.  "Mohon maaf apabila ayahanda kami ada salah kata dan perbuatan," tutur Rachmat Irianto.

Bejo Sugiantoro dikenal sebagai sosok yang berhasil membawa Persebaya menjuarai Liga Indonesia pada tahun 1996-1997 dan 2004.
Rachmat Irianto, yang kini mengantongi juara 1 Liga 1 musim 2023-2024 bersama Persib Bandung, menyatakan bahwa kariernya dalam sepak bola nasional tak lepas dari didikan dan kerja keras sang ayah.

Dalam prosesi pemakaman, Rachmat terlihat berjalan tertatih-tatih menuju liang lahat Bejo menggunakan tongkat, dibantu dua orang kerabatnya. Ia menggenggam bingkai foto ayahnya yang dicetak dengan warna hitam putih, yang berkali-kali ia tatap dan usap dengan telapak tangannya.

Saat jenazah Bejo mulai dikebumikan, Rachmat melantunkan azan dengan suara berat, menahan tangis yang tak terbendung. Ketika mengumandangkan iqomat, suara Rian terputus-putus menahan tangis. Di akhir iqomat, ia tak kuasa menahan tangis dan nyaris pingsan.

Ketika pemakaman sudah berakhir, Rian duduk selonjoran di samping makam ayahnya sambil terus memeluk foto Bejo Sugiantoro dan sesekali mengusap pusara dengan linangan air mata.  Keluarga berusaha menyemangati Rian dan berpesan untuk ikhlas. "Sudah ya, Rian harus kuat dan ikhlas. Abah (Bejo Sugiantoro) orang baik, pasti ditempatkan oleh Allah tempat terbaik," ucap anggota keluarga kepada Rian.

Pemakaman Bejo di TPU Geluran, Taman, Sidoarjo pada Rabu (29/2) dihadiri ratusan suporter Bonek dan Deltamania. Selain itu, tampak legenda Persebaya ikut terlihat mengantar Bejo Sugiantoro di peristirahatan terakhirnya di TPU Desa Geluran, Kecamatan Taman, Sidoarjo, yakni Mustaqim, Muharom Rusdiana, Maura Helly, Yusuf Ekodono, Reinald 'Koko' Pieterz, Ferril Raimond Hattu, Fredi Mully, Agung Prasetyo, Andri 'Gepeng' Budianto, Rendi Irwan dan lainnya.

Uston Nawawi, salah satu rekan seperjuangan Bejo di Persebaya, mengenang sosoknya sebagai teman dan saudara. "Beliau seperti teman, saudara dari kecil dari junior sampai senior melatih sama-sama dengan Coach Bejo," kenang Uston.

Keluarga terkejut

Meninggalnya Bejo Sugiantoro cukup mengejutkan keluarga. Lantaran almarhum tidak ada riwayat atau sedang dalam kondisi sakit. "Tapi entah kenapa, akhir-akhir ini sering melakukan kebaikan, sering banget puasa Senin Kamis, kemudian sholat tahajudnya setiap hari. Kemudian bersedekah juga semakin sering," kata Aisyah Rachma  Al Baja, putri kedua Bejo Sugiantoro kepada Surya.di kediamannya, Rabu (26/2).

"Dan akhir-akhir ini juga, mama sering banget diajak keluar berdua," tutur Aisyah.

Tanda-tanda perubahan sikap itu tidak dimaknai apa-apa oleh keluarga. Begitu juga yang dirasakan Aisyah Rachma. "Kami tidak notice merupakan hal seperti itu. Jadinya cukup kaget saja sih ada hal seperti ini, tapi ini takdir," ucap anak kedua dari empat bersaudara itu.

Aktivitas keseharian mendiang ayahnya, kata Aisyah, juga normal seperti biasanya. Apalagi Bejo yang status pelatih Deltras FC sedang tidak ada jadwal melatih setelah Liga 2 selesai. Lebih banyak di rumah. "Layaknya orang tua dan kakek bagi cucunya," kata dara yang saat ini menempuh kuliah di Unesa itu.

Keluarga memang sedang komplet berkumpul dua minggu terakhir, karena Rachmat Irianto (Rian), anak pertama Bejo yang saat ini membela Persib Bandung sedang pulang ke Sidoarjo karena mengalami cedera. "Karena kedatangan anak, mas Rian dari Bandung. Kemudian ada cucu. Setiap pagi ayah  aktivitasnya memandikan cucunya," jelas Aisyah Rachma.

Halaman
12
Sumber: Surya Cetak
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved