Berita Viral

Bantah Debat dengan Nusron Wahid, Kades Kohod Tetap Ngotot Sebut Pagar Laut Tangerang Dulunya Empang

Kades Kohod, Arsin, membantah tudingan yang menyebut dirinya pernah berdebat dengan Menteri ATR/BPN Nusron Wahid terkait pagar laut Tangerang.

youtube
VIRAL KADES KOHOD - Kades Kohod, Arsin, dan Menteri ATR/BPN Nusron Whaid saat meninjau area pagar laut Tangerang. Kades Kohod Tetap Ngotot Sebut Pagar Laut Tangerang Dulunya Empang. 

SURYA.co.id - Kades Kohod, Arsin, membantah tudingan yang menyebut dirinya pernah berdebat dengan Menteri ATR/BPN Nusron Wahid terkait pagar laut Tangerang.

Meski demikian, Kades Kohod tetap ngotot dengan pendiriannya bahwa area pagar laut Tangerang dulunya adalah empang.

Hal ini disampaikan oleh Arsin dan pengacaranya saat menggelar konferensi pers di rumahnya pada Jumat (15/2/2025).

"Sebetulnya tidak terjadi perdebatan, gaya bahasa beliau yang keturunan Betawi, Pantura, tentu intonasinya seperti berdebat, apalagi kondisinya di pinggir laut," kata pengacara Nusron, Yunihar Arsyad, mewakili pernyataan Nusron, melansir dari Kompas.com.

Yunihar mengungkapkan, saat itu kliennya sedang menjelaskan terkait wilayah Kohod yang menurut Arsin pernah mengalami abrasi.

Baca juga: Siapa Akan Jadi Tersangka SHGB Pagar Laut Tangerang? Kades Kohod Ngaku Korban, Ini Kata Bareskrim

"Karena beliau mengetahui kewilayahannya, itu menyampaikan apa yang beliau ketahui," ujar Yunihar.

Yunihar melanjutkan, dari sekian luas pesisir pantai di Kohod, faktanya pernah terkena abrasi.

Kepada Nusron, Arsin menyampaikan bahwa daratan Kohod yang terkena abrasi merupakan lahan empang. 

"Nah, itulah kemudian yang beliau sampaikan, tapi kemudian teman-teman media framing bahwa ada perdebatan.

Saya kira sah-sah saja, pada kesempatan ini kami sampaikan tidak ada perdebatan itu," pungkas dia.

Sebelumnya, kengototan kades Kohod tentang area pagar laut itu diungkapkan di depan Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) sekaligus Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN), Nusron Wahid yang berkunjung pada Jumat (24/1/2025).

Arsin bersikeras bahwa pagar laut di area tersebut dulunya merupakan empang.

Arsin mengeklaim, abrasi mulai terjadi sejak 2004, menyebabkan lahan kosong tersebut perlahan hilang ditelan air laut akibat abrasi.

"Mau Pak Lurah bilang itu empang, yang jelas secara faktual material, tadi kita lihat sama-sama fisiknya sudah enggak ada tanahnya. Karena sudah enggak ada fisiknya, maka itu masuk kategori tanah musnah," kata dia.

Namun, kata Nusron, Arsin tetap kekeh bahwa lahan tersebut memiliki sejarah sebagai empang yang digunakan oleh warga.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved