Polisi Tulungagung Jadi Kolektor Ternama Berkat Hobi Barang Antik, Jual Kandang Kerbau Sampai AS

Keberhasilan ekspor kandang kebo tidak lepas dari tugas Suwanto sebagai Bhabinkamtibmas di Desa Gamping.

Penulis: David Yohanes | Editor: Deddy Humana
surya/david yohanes
POLISI MERANGKAP KOLEKTOR - Bhabinkamtibmas Desa Tawing, Bripka Suwanto memeriksa salah satu koleksi kandang kebo (kerbau) miliknya di Desa Tawing, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung, Senin (3/2/2025). Suwanto menjadi kolektor barang antik ternama dan sudah menjual kandang kebo kuno ini hingga ke AS, Singapura, Timur Tengah dan berbagai wilayah di Indonesia. 

SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Halaman rumah Suwanto di Desa Tawing, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung berdiri banyak gazebo. Bukan gazebo biasa, karena terbangun dari kayu-kayu tua bekas kandang kebo (kerbau).

Selain sejumlah bangunan lumbung kayu,  juga ada tempat penyimpanan padi era Jawa kuno yang masih berdiri. Sementara di bagian dalam rumah penuh aneka mebel dan aksesori kuno sejak era kolonial Belanda. 

Sebagai anggota kepolisian, Suwanto memang hobi pada barang-barang antik dan vintage. Dari hobi mengumpulkan barang-barang kuno, polisi berpangkat Brigadir Kepala (Bripka) ini berubah menjadi penjual barang kuno ternama. 

Saat ini ia punya pelanggan kelas berat seperti sejumlah jenderal, para pengusaha, tokoh terkenal hingga artis kondang sekaligus pentolan Dewa 19, Ahmad Dhani. 

Barang koleksi Suwanto sudah terjual di sejumlah kota besar di Indonesia hingga Uni Emirat Arab dan Amerika Serikat (AS).

“Ini meja dari zaman Belanda sudah dibeli sama Mas Dhani. Kebanyakan yang dibeli aksesori,” ucap Suwanto sambil memegang meja panjang dengan kaki dibubut, Senin (3/2/2025). 

Bhabinkamtibmas Desa Gamping, Kecamatan Campurdarat ini menuturkan, dulunya ia punya usaha sebagai pedagang tembakau.

Hingga pada tahun 2007, dari setiap keuntungan berdagang tembakau, Suwanto membeli benda-benda dari era Jawa kuno.

Ada gledheg (tempat penyimpanan barang), lesung, bajak, lukisan lama, cikar (gerobak sapi) hingga bekas bangunan kandang kebo (kerbau).

“Saya sebenarnya tidak tahu barang-barang itu punya nilai. Pokoknya asal beli saja, kemudian disimpan,” kenangnya.

Berselang 10 tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2017 tiba-tiba ada orang yang berminat membeli salah satu koleksinya.

Benda yang pertama kali dibeli orang adalah sebuah lukisan hutan hati yang di tengahnya ada aliran air. Lukisan itu sudah sangat tua dan juga sudah sobek. 

Suwanto awalnya sungkan saat lukisan itu akan dibeli, karena merasa barangnya sudah rusak dan tidak layak jual. Namun calon pembeli itu tetap ngotot meminta Suwanto menjual lukisan itu.

Dengan iseng mantan personel Brigade Mobile (Brimob) ini mematok harga Rp 2 juta. “Saya kasih harga Rp 2 juta ternyata langsung dibeli, tidak ditawar. Lalu ada lukisan kedua yang tidak kalah tua,” ungkapnya. 

Lukisan kedua yang diminati bertema nelayan yang sedang menarik jaring penuh ikan. Lukisan ini kondisinya juga sudah lusuh dengan pigura yang sudah rusak, namun tetap dibeli. 

Halaman
12
Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved