Berita Viral
Kelakuan Kades Kohod Relokasi Warga ke Tempat Kebanjiran Diprotes, Masa Lalunya Jadi Kuli Dibongkar
Kades Kohod, Arsin, diduga tak hanya berperan mengurus sertifikat hak guna bangunan (SHGB) dan sertifikat hak milik (SHM) di area pagar laut Tangerang
SURYA.co.id - Kades Kohod, Arsin, diduga tak hanya berperan mengurus sertifikat hak guna bangunan (SHGB) dan sertifikat hak milik (SHM) di area pagar laut Tangerang.
Kades Kohod ternyata berperan merelokasi sejumlah warga Tanjung Burung, Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Tangerang ke Desa Kalibaru.
Relokasi yang dilakukan sejak 2024 bukannya menyelesaikan masalah, namun justru menimbulkan masalah baru bagi warga.
Tanah relokasi yang disediakan oleh Arsin kini terendam banjir setelah hujan deras mengguyur kawasan tersebut.
Ilham (35), salah satu warga Tanjung Burung mengeluhkan kondisi tanah yang dinilai kurang layak, terutama saat musim hujan.
Baca juga: Ternyata Mobil Rubicon Milik Kades Kohod Dibeli dengan Kredit, Susno Duadji: Gampang Dilacak Itu
Diakui, lokasi tempat tinggal mereka sebelumnya tidak pernah mengalami banjir.
"Di sana (Tanjung Burung) enggak pernah banjir. Tapi di sini (tanah relokasi) malah tingginya se-paha," ujar Ilham (35), salah satu warga Tanjung Burung, saat ditemui Kompas.com, Jumat (31/1/2025).
Ilham menjelaskan, tanah relokasi tersebut dulunya adalah sawah yang diuruk dan dijadikan tempat tinggal oleh Arsin.
"Di sini mah tadinya sawah terus dijadikan tempat relokasi buat warga yang di Tanjung Burung. Ini tuh urukan baru," tambahnya.
Warga tersebut menyayangkan kondisi tanah yang diberikan oleh Kades Arsin.
Meskipun rumahnya hampir selesai dibangun, banjir memaksa tukang untuk menghentikan pekerjaan.
"Rencananya sebelum Lebaran itu sudah harus ditempati, tapi karena banjir gini ya jadi bingung. Banyak yang mau pindah juga," keluhnya.
Saat Kompas.com mengunjungi lokasi, terdapat sekitar 20 rumah yang terendam banjir akibat hujan.
Beberapa di antaranya masih dalam tahap pembangunan. Kondisi lingkungan sekitar juga tampak kumuh, dengan banyak sampah plastik berserakan di lokasi tersebut.
Akses menuju tanah relokasi juga sangat sulit.
Hanya ada satu jalan yang bisa dilewati, namun kondisinya becek dan belum dibangun dengan baik.
Kompas.com mencoba mendekati rumah-rumah tersebut dengan menggunakan perahu kayu, namun warga menolak untuk mengantarkan karena khawatir akan intimidasi dari pihak desa.
Meski demikian, Ilham berharap agar Arsin dapat melihat langsung kondisi tanah relokasi yang terendam banjir tersebut.
"Kadesnya enggak pernah datang ke sini. Saya sih ingin Pak Arsin datang ke sini terus lihat langsung kondisinya. Biar ada jalan keluar supaya enggak banjir terus-terusan," harapnya
Sebelumnya, ulah Arsin juga membuat marah warga Kohod.
Saat itu, Arsin meminta warga mengosongkan lahannya sepanjang 10 meter dari bibir sungai dengan alasan untuk kepentingan sepadan sungai.
Namun kenyataannya justru sungai itu diuruk sehingga alirannya menyempit.
Marto, seorang warga mengaku sangat dirugikan dengan kebijakan Arsin tersebut,
Selama ini, Marto mengaku tidak tahu untuk apa pengosongan lahan 10 meter dari bibir sungai tersebut.
Dia hanya tahu saat ini ada proses dari pengembang.
"10 meter yang diambil utuk apa? Sementara ini, sedang ada proses pengembang," kata Marto dikutip dari tayangan Metro TV pada Jumat (31/1/2025).
Terbaru, Arsin diduga kuat mencatut nama warganya untuk membuat SHGB dan SHM di area pagar laut Tangerang.
Khaerudin, salah seorang warga yang merasa menjadi korban, mengatakan, sertifikat tersebut tiba-tiba terbit atas nama beberapa warga.
Padahal, warga Desa Kohod merasa tak pernah mengajukan permohonan pembuatan sertifikat, termasuk SHGB.
"Kami tidak pernah merasa mengajukan sertifikat. Sertifikat-sertifikatnya atas nama warga yang memang nggak tahu dibuat sertifikat. Nah di sini tolong diusut tuntas," ujar Khaerudin saat dihubungi, Selasa (28/1/2025).
Keterlibatan aparat desa dan kepala desa dalam pembuatan sertifikat HGB tersebut beralasan karena data-data warga yang digunakan untuk penerbitan SHGB kemungkinan besar berasal dari perangkat desa.
"Sertifikat itu keluar tahun 2023, dan kami tidak pernah mengajukan apa pun. Ada keterlibatan dari kepala desa. Itu harus diusut, harus diusut tuntas," kata Khaerudin.
Masa Lalu Kades Kohod Dibongkar Warga

Setelah namanya viral dikaitkan dengan SHGB area pagar laut Tangerang, sosok Arsin menjadi sorotan luas.
Terbaru, warga Desa Kohod membongkar masa lalu Arsin sebelum menjadi Kepala Desa Kohod.
Ternyata, sebelumnya dia hanya seorang pria sederhana yang menghabiskan masa mudanya sebagai kuli borongan dan pekerja bank keliling.
Kini, ia menjabat sebagai Kepala Desa dan dikenal memiliki kekayaan yang mencolok.
"Dulu dia kuli bareng sama temannya. Ini bukan mengada-ada. Ini fakta adanya," kata Reza, seorang warga Desa Kohod, saat ditemui Kompas.com, Jumat (31/1/2025).
Selain menjadi kuli, Arsin juga disebut pernah bekerja sebagai bank keliling.
Bahkan, tingkat ekonomi Arsin ketika itu jauh di bawah rata-rata masyarakat pada umumnya.
"Setelah lulus SD, mulai cari kerja dan akhirnya berkecimpung di bank harian," ujar Reza.
Hari-hari Arsin sebelumnya dihabiskan mengangkat material dan bergelut dengan panasnya matahari saat menjadi kuli borongan.
Namun, kehidupan terus berputar. Arsin mencoba mencari jalan keluar dari jeratan pekerjaan kasar.
Pada 2019, Arsin memberanikan diri mencalonkan diri sebagai Kepala Desa Kohod.
Sayangnya, upaya pertamanya gagal. Namun, ia tidak menyerah.
Jabatan Sekretaris Desa (Sekdes) pun ia emban sebelum akhirnya kembali mencalonkan diri pada Pilkades 2021 dan terpilih sebagai Kades.
Sejak menjabat, hidupnya berubah drastis. Kekayaannya meningkat pesat, terutama setelah terlibat dalam proyek pembangunan PIK 2.
“Kekayaannya mulai banyak juga itu mungkin ada proyek pembangunan. Pokoknya semenjak ada proyek ini dan menjadi lurah, fasilitasnya bertambah,” kata Reza.
Salah satu simbol perubahan statusnya adalah mobil Rubicon yang kerap ia gunakan saat bekerja sebagai Kades.
Namun, saat Kompas.com mengunjungi rumahnya, mobil tersebut tak terlihat.
“Dia sudah berada di lingkaran desa. Baru dia ada fasilitas,” imbuh Reza.
Perjalanan hidup Arsin dari seorang kuli borongan hingga kini bergelimang harta tentu menimbulkan banyak tanya di kalangan warga.
Bahkan, Wakil Ketua Komisi II DPR Dede Yusuf turut menyoroti hal ini.
Ia menduga kekayaan Arsin berkaitan dengan proyek pengembang di desa tersebut.
Baca juga: Arsin Disebut Jadi Orang Kaya Baru sejak Memimpin Desa Kohod
Sebagai informasi, Desa Kohod memiliki hak guna bangunan (HGB) paling banyak terkait pagar laut sepanjang 30 km di Kabupaten Tangerang.
Bagi sebagian orang, kisah Arsin adalah cerminan keberuntungan. Bagi yang lain, ini adalah tanda tanya besar yang butuh jawaban.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Transformasi Arsin: Dulu Kuli Borongan, Kini Kades Kohod yang Berlimpah Harta"
Kades Kohod
Sertifikat HGB Pagar Laut Tangerang
Pagar Laut Tangerang
Mobil Rubicon Kades Kohod
Masa Lalu Kades Kohod
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
Lihat Harga Token Listrik Rumah Tangga Per Tanggal 1 September 2025, Lengkap Cara Hitungnya |
![]() |
---|
5 Tokoh Penting yang Beri Bantuan Untuk Keluarga Driver Ojol Affan, Ada Pramono hingga Dedi Mulyadi |
![]() |
---|
Mahfud MD Bongkar Gaji DPR: Lebih dari Rp 230 Juta, Bisa Miliaran Rupiah |
![]() |
---|
Tabiat Farel Prayoga Bikin Kagum, Enggan Terima Hadiah Mewah untuk Konten, Pilih Usaha Beli Sendiri |
![]() |
---|
Sosok Pengemudi Rantis Brimob yang Resmi Tersangka Kasus Kematian Driver Ojol Affan Kurniawan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.