Kasus PMK di Magetan Menurun, Disnakkan Klaim Angka Kematian Sapi Diduga Akibat Penyakit Penyerta

dari 7 yang diuji laboratorium, satu di antaranya teridentifikasi virus bakteri di saluran pernafasan Pasteurella Multocida.

Penulis: Febrianto Ramadani | Editor: Deddy Humana
surya/Febrianto Ramadani (Febrianto)
Petugas Disnakkan Magetan memeriksa kondisi hewan ternak di Desa Kedungguwo, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Magetan, Rabu (1/1/2025). 

SURYA.CO.ID, MAGETAN - Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Magetan mengklaim kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) mulai menunjukkan trend penurunan.

Menurut Kabid Kesehatan Hewan Disnakkan Magetan, drh Budi Nur Rohman, data terakhir sebanyak 88 ekor mati, sembuh 581 ekor, dan sakit 179 ekor. Sedangkan vaksinasi mandiri mencapai 1.200 ekor.

“Jumlah sapi yang terserang PMK terus melandai. Hewan sakit mulai sembuh dan jumlahnya ada sekitar ratusan kasus. Saat ini masih dalam penanganan petugas di lapangan,” ujar Budi ketika ditemui SURYA di kantornya, Rabu (15/1/2025).

Budi menilai, penurunan kasus PMK karena cuaca sudah mulai membaik, dan suhu udara makin panas. Sehingga pergerakan PMK melambat.

Ia juga menegaskan, 88 ekor hewan ternak mati dengan gejala bukan 100 persen karena PMK, melainkan diduga akibat penyakit penyerta atau komorbid.

Pasalnya, hasil Laboratorium Balai Besar Veteriner (BBVet) Yogyakarta menunjukkan, ternyata ditemukan parasit darah dari 7 sampel sapi, yang diambil di Desa/Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Magetan, beberapa waktu silam.

“Ddi Desa Sukomoro sempat dilaporkan ada tingkat kematian sapi tinggi akibat PMK. PMK ini muncul, khususnya di desa-desa yang cakupan vaksinasinya masih rendah,” bebernya.

Setelah diperiksa lagi, lanjut Budi, dari 7 yang diuji laboratorium, satu di antaranya teridentifikasi virus bakteri di saluran pernafasan Pasteurella Multocida.  “Penyakitnya parasit darah disebarkan lewat serangga, nyamuk dan kutu pada sapi,” terangnya. 

Karena itu pihaknya mengimbau masyarakat agar selalu menjaga kebersihan kandang. Kemudian menyemprotkan obat pembasmi nyamuk maupun serangga yang aman untuk makhluk hidup.

“Peternak jangan panik. Angka kematian PMK kecil. Jika besar maka itu ada penyakit penyerta,” ucapnya.

Di sisi lain, Disnakkan bakal melakukan vaksinasi massal secepatnya sebagai upaya untuk pencegahan kasus PMK.

“Segera kami mengakses vaksinnya dari Kementrian, infonya akhir Januari ini akan didistribusikan. Kami sudah mulai mendata untuk persiapan vaksinasi di desa- desa,” pungkasnya.  ****

 

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved