Kenaikan Harga Elpiji 3 KG di Lumajang Bisa Lampaui Rp 20 Ribu, Pengaruhi Daya Beli Masyarakat
Kalau kita di pangkalan sih oke-oke saja. Namun penyesuaian harga ini akan berpengaruh terhadap daya beli masyarakat
Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Deddy Humana
SURYA.CO.ID, LUMAJANG - Penetapan harga eceran tertinggi (HET) sebesar Rp 18.000 untuk elpiji bersubsidi 3 KG, diperkirakan tidak bakal berlaku stabil di tingkat pengecer. Bahkan diperkirakan harga elpiji itu bisa melampaui Rp 20.000 per tabung tergantung situasi pasar.
Pemilik pangkalan elpiji 3 KG di Lumajang, Ahmad Nur Huda turut berkomentar atas pemberlakuan kenaikan harga elpiji.
"Kalau kita di pangkalan sih oke-oke saja. Namun penyesuaian harga ini akan berpengaruh terhadap daya beli masyarakat," ujar Ahmad, pemilik pangkalan elpiji 3 KG di kawasan Rogotrunan, Lumajang ketika dikonfirmasi, Selasa (14/1/2025).
Menurut Nur, harga elpiji juga akan melonjak drastis ketika beredar di tingkat pengecer. Karena selama ini elpiji 3 KG kerap dijual di toko-toko kelontong.
"Pasti harga akan akan naik lagi dari pengecer hingga konsumen. Bisa jadi lebih dari Rp 20.000 per tabung, sedangkan dari pangkalan saja Rp 18.000 dengan harga baru. Daya beli masyarakat juga tidak sama. Kami dari pangkalan tetap melayani kalau ada pembeli," bebernya.
Sementara Kepala Bidang Perdagangan dan Metrologi Legal pada Dinas Koperasi Perdagangan Kabupaten Lumajang, Dadang Arifin Prestiawan tidak menampik harga elpiji di tingkat pengecer juga akan melonjak di atas harga eceran tertinggi (HET).
Dadang melihat, harga elpiji di tingkat eceran di toko-toko kelontong kerap terjadi dinamika secara bervariasi.
"Ini pangkalan yang resmi ya, kalau pengecer di luar alur distribusi yang resmi. Jadi kalau ada dinamika harga yang di atas HET, kami pastikan bukan di pangkalan tapi bukan pengecer," kata Dadang. *****
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.