Ketika Sang Profesor 'Pulang' ke SD di Bangkalan, Kenang Saat Bersekolah Tanpa Sepatu dan Seragam

Karier Prof Imam sebagai wartawan berakhir setelah bapak dari empat anak itu memilih menjadi dosen di IKIP Surabaya

|
Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Deddy Humana
surya/ahmad faisol (edo)
Guru Besar Bidang Kepelatihan Sepak Bola Usia Dini di Unesa Surabaya, Prof Dr Imam Syafii, MKes kembali ke sekolah masa kecilnya untuk memotivasi serta menyumbangkan 750 buah buku tulis untuk siswa SDN 1 Jaddih, Kecamatan Socah, Bangkalan, Kamis (9/1/2025). 

Antusiasme para murid menyambut kehadiran Prof Imam tergambar dari komunikasi interaktif yang terjalin antara siswa dan Prof Imam. 

Para siswa saling berebut angkat tangan ketika diberi kesempatan tiga siswa untuk mengajukan pertanyaan dan menyampaikan cita-cita mereka.

Dari tiga siswa yang diberi kesempatan, salah seorang di antaranya menanyakan kiat sukses Prof Imam meraih gelar guru besar.

Siswa tersebut menyampaikan, ia kelak ingin menjadi seorang anggota Kopassus. Sementara dua siswa lainnya ingin menjadi polisi dan polwan.   

Koordinator Wilayah Bidang Pendidikan Kecamatan Socah, Sutiyah mengungkapkan, sebuah kebanggaan bagi keluarga besar pendidikan di wilayah Kecamatan Socah atas kehadiran Prof Imam selaku alumnus SDN 1 Jaddih.   

“Terima kasih, profesor. Meski padatnya jadwal namun telah meluangkan waktunya untuk hadir bertemu dengan anak-anak. Perlu kita banggakan dan perlu kita teladani, karena meski beliau sudah ada di puncak tertinggi karier akademik, tidak melupakan tempat pertama menimba ilmu,” ungkap Sutiyah.  

Kepada para siswa, Sutiyah berpesan jangan pernah patah semangat untuk terus belajar meski sekolah berlokasi di pelosok desa. Tekad kuat meraih sukses disampaikan Sutiyah tergambar dari sosok Prof Imam yang juga berasal dari Desa Jaddih.

“Dari semangat beliau hingga sukses meraih gelar guru besar. Semoga dalam kesempatan berbagi pengalaman ini bisa menjadi lecutan semangat bagi anak-anak sehingga menjadi berkah bagi kami semua,” pungkasnya.

Kepala SDN 1 Jaddih, Muhammad Nur menambahkan, seandainya masih ada beberapa guru yang dulu mengajar Prof Imam, maka dipastikan bangga dan menangis haru. Karena yang diraih Imam adalah sebuah capaian akademik tertinggi bagi seorang dosen.

“Kedatangan sosok yang begitu kami akui keberhasilannya dalam dunia pendidikan. Prof Imam ini bukan orang jauh, perhatikan kalimat saya anak-anak, ini putra daerah asli Jaddih, sama seperti kalian semua. Tetapi ternyata beliau sudah menunjukkan prestasi tertinggi di dunia pendidikan,” singkat Mohammad Nur. *****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved