Bos Rental Mobil Tewas Ditembak
Sosok Pangkoarmada Laksdya Deni Hendrata Buat Kecewa Anak Bos Rental Mobil yang Ditembak Oknum TNI
Pernyataan Pangkoarmada RI Laksdya Denih Hendrata membuat kecewa keluarga bos rental mobil yang tewas ditembak oknum TNI. Ini katanya!
SURYA.CO.ID - Inilah sosok Panglima Komando Armada (Pangkoarmada) RI Laksamana Madya (Laksdya) Denih Hendrata yang pernyataannya soal penembakan bos rental mobil oleh anggota TNI, membuat kecewa keluarga korban.
Dalam pernyataannya, Laskdya Denih Hendrata menyebut penembakan itu diawali dengan pengeroyokan yang dialami anggotanya oleh sekitar 15 orang,
Awalnya Laksdya Denih Hendrata menjelaskan tentang senjata yang digunakan untuk melumpuhkan bos rental mobil, Ilyas Abdurrahman.
Denis menjelaskan, senjata itu adalah inventaris yang melekat pada salah satu tersangka oknum TNI AL yakni Sertu AA.
Sertu AA, kata Denih, berasal dari Satuan Kopaska Armada I yang mendapatkan tugas sebagai ADC atau ajudan.
Baca juga: 3 Oknum TNI AL Tersangka Kasus Penembakan Bos Rental Mobil, Ini Kata Danpuspomal
"Sehingga ketika dia dapat tugas, itu sudah SOP senjata itu melekat. Kemudian, tadi sudah dijawab bahwa ini sudah SOP, ada surat perintahnya segala macam. Kemudian, ya tentu bukan senjata rakitan," kata Denih saat konferensi pers di Mako Koarmada RI Jakarta Pusat pada Senin (6/1/2025).
Senjata itu seharusnya digunakan untuk pengamanan diri dan atasan AA.
Ia menduga senjata tersebut terpaksa digunakan untuk melindungi dari dugaan pengeroyokan saat kejadian.
Menurutnya, kejadian dugaan pengeroyokan itulah yang membuat situasi tersebut menjadi situasi hidup dan mati antara para anggota TNI AL dan rombongan pemilik rental mobil.
"Tapi sebetulnya karena pengeroyokan kan tidak berpikir risiko kalau misalnya orang yang dikeroyok itu mati. Ya nggak? Ya kan? Apalagi mungkin karena tentara juga yang sudah dilatih bagaimana faktor kecepatan, insting segala macam. Kan kita sering dengar kill or to be killed. Ya kan?" lanjut Denih.
Denih menegaskan pihaknya berkomitmen menghormati proses hukum yang ada dengan menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah.
Ia juga menegaskan komitmen TNI AL untuk mengusut kasus tersebut secara transparan.
Dia juga tak segan-segan untuk menindak tegas prajurit yang terbukti bersalah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
"TNI AL sangat menghormati proses hukum, dengan menjunjung tinggi asas praduga tak bersalah, dalam penjelasan ini tidak ada yang ditutup-tutupi, semua terbuka. Kami ingin menegaskan sikap TNI AL, bahwa siapa pun anggota kami bila terbukti bersalah kami akan tindak tegas sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku di TNI," ucapnya.
Pernyataan Pangkoarmada ini dibantah Agam Muhammad Nasrudin (26), anak korban Ilyas Abdurrahman.
"Aduh saya merasa susah banget mencari keadilan di negara ini. Karena nggak sesuai dengan fakta yang sebenarnya terjadi. Kita tidak mengeroyok. Waktu kita di rest area waktu itu dia lah yang menodongkan pistol di Saketi," ungkap dia.
"Makanya ada di video (viral) itu, 'mana pistol kamu, mana pistol kamu. Jatuhkan'. Bapak saya sebenarnya menyelamatkan untuk menghindari pistol tersebut. Ternyata dari jauh sudah dapat pengawalan, ditembaklah ayah saya dari situ. Pak Ramli kebetulan tertembak di bagian perut," sambungnya.
Agam menceritakan, setelah GPS di mobil yang disewakannya terdeteksi dicopot, ia dan rombongan keluarganya langsung berangkat mengejar mobil yang diduga hendak dicuri tersebut.
Kejadian itu, menurutnya terjadi sekira satu jam sebelum ayahnya tewas ditembak oknum TNI AL.
Setelah menemukan mobil miliknya tersebut di daerah Saketi Pandeglang, kata dia, oknum TNI AL yang mengendarai mobil miliknya itu justru menodongkan pistol dan mengancam.
"Jadi setelah kita berhentikan, itu, ini mobil rental, Mas. 'Minggir kamu, saya tembak kamu. Kamu saya tabrak'. Langsung kita ditodongkan. Bapak saya langsung, 'Tenang Pak, tenang, ini ada warung kopi, kita ngobrol baik-baik'," ungkap Agam di Mako Koarmada RI pada Senin (6/1/2025).
"Tiba-tiba datanglah itu mobil Sigra, temannya dia, pengawalannya dia. Menabrakan kita dengan mundur, bukan ke mobil, tapi ke orang-orang yang berkumpul di situ," lanjutnya.
Setelah itu, kata dia, ia dan rombongan lalu mendatangi Polsek Cinangka dan meminta pendampingan sambil menunjukkan bukti kepemilikan sah atas mobil tersebut dan menyatakan mereka dari rental mobil.
Hal itu, kata dia, karena ia dan rombongan telah ditodongkan pistol dan ditabrak.
"Kita telah terjatuh kan. Tiba-tiba itu kabur. Seperti itu. Jadi waktu saya konfirmasi ke anggota piket, 'kamu ke sana saja susulin mobil kamu. Nanti kalau itu penyelesaiannya di sini'," ungkap dia.
Agam pun sempat ditanya petugas piket di Polsek Cinangka tersebut soal ciri-ciri pistol yang dilihatnya.
Ia pun menjelaskan bahwa ciri-cirinya berwarna hitam dan terlihat seperti airsoft gun.
"Saya kan awam dalam masalah pistol. Saya bilang itu kayak warna hitam, kayak air soft gun. Terus 'ya sudah kamu susul saja ke sana'. Terus bagaimana Pak? Dia kan bawa pistol. 'Ah paling juga itu cuma pistol bohongan', kata anggota piket saat itu," ungkap dia.
"Setelah itu saya cek GPS, mobil sudah jalan kembali, saya dan ayah saya berniat melakukan hal yang sama waktu nanti kalau berhenti kembali mobil tersebut," ungkapnya.
Sosok Laksdya Denih Hendrata

Denih Hendrata lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat, pada 4 Agustus 1967.
Denih Hendrata merupakan lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) tahun 1989.
Sederet pendidikan militer pun pernah ditempunya.
Di antaranya, Dikpel, Dikpespa, Seskoal, Sus Dan KRI, Sus Danlanal, Sesko TNI, dan Dikreg PPRA LVI Lemhannas (2017).
Kini, Denih Hendrata memiliki pangkat Laksamana Madya (Laksdya) TNI.
Di lingkungan TNI AL, Denih Hendrata tercatat pernah menjabat beberapa jabatan strategis.
Denih Hendrata tercatat pernah menjabat sebagai Komandan KRI Cut Nyak Dien-375 pada tahun 2003—2004.
Kemudian, ia pernah menjadi Komandan KRI Pati Unus-384 pada 2004—2007 dan Komandan Lanal Cirebon tahun 2007—2009.
Pada tahun 2019-2010, Denih juga sempat mengemban tugas menjadi Asintel Danlantamal II Padang.
Setahun kemudian, Deni sempat menduduki posisi sebagai Komandan Satrol Koarmabar (2010—2011).
Lalu, menjadi Komandan Satkat Koarmabar (2011-2012), Komandan Satkor Koarmabar (2012—2013), dan Komandan Lanal Batam (2013—2014).
Kariernya semakin cemerlang setelah didapuk menjadi Kepala Departemen Operasi Seskoal pada 2014.
Pada tahun 2015, ia ditunjuk untuk mengisi kursi jabatan sebagai Kepala Staf Guspurlabar.
Setelah itu, Denih dipercaya untuk menjabat sebagai Wadanlantamal III/Jakarta pada 2017.
Satu tahun kemudian, Denih diamanahi menduduki posisi sebagai Danlantamal III/Jakarta.
Kemudian, ia dimutasi menjadi Waaspam Kasal pada tahun 2019.
Pada tahun 2020, Denih Hendrata kemudian ditunjuk untuk menjabat sebagai Waasintel Kasal.
Selanjutnya, Denih menjadi Staf Ahli Bidang Pertahanan Keamanan Setjen Wantannas pada tahun 2021.
Hingga pada tahun 2022, Denih Hendrata dimutasi menjadi Gubernur AAL.
Barulah ia diangkat sebagai Asops Kasal pada tahun 2023.
Kini, Denih ditunjuk menjadi Pangkoarmada Rl ke-4.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Anak Bos Rental Mobil Kecewa Disebut Keroyok Anggota TNI AL: Susah Cari Keadilan di Negara ini
Pangkoarmada RI
Laksdya Denih Hendrata
Bos Rental Mobil Tewas Ditembak
Oknum TNI Tembak Mati Bos Rental Mobil
Ilyas Abdurrahman
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
Hukuman Ganda Oknum TNI Penembak Mati Bos Rental Mobil, Penjara Seumur Hidup, Dipecat dari Militer |
![]() |
---|
Bantahan Oknum TNI Penembak Mati Bos Rental Mobil, Sebut Tak Mengarah Lurus, Tapi Hasil Otopsi Beda |
![]() |
---|
Ingat Kapolsek Cinangka yang Tolak Kawal Bos Rental Mobil Tewas Tertembak? Kini Dihukum Setimpal |
![]() |
---|
Beda Gelagat Oknum TNI Penembak Mati Bos Rental Mobil, Dulu Sok Jago Kini Malah Tertunduk Zikir |
![]() |
---|
Siasat Licik Oknum TNI Penembak Mati Bos Rental Mobil, Dapat Mobil Murah Tanpa BPKB, Chat Terkuak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.