Berita Viral

Bikin Haru, Ada 9 Anggota Keluarga Tewas Kecelakaan Pesawat Jeju Air Saat Merayakan Akhir Tahun 

Diantaranya 9 anggota keluarga ini ada kakek berusia 79 tahun bernama Bae, ia tercatat sebagai penumpang tertua dalam penerbangan tersebut.

Penulis: Wiwit Purwanto | Editor: Wiwit Purwanto
Tribunnews
Serpihan badan pesawat Jeju Air 

SURYA.CO.ID – Musibah kecelakaan pesawat Jeju Air di Korea Selatan Minggu (29/12/2024) menyisahkan duka mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan. 

Termasuk 9 anggota keluarga yang tewas menjadi korban Jeju Air, 9 anggota keluarga ini tengah merayakan akhir tahun.

Diantaranya 9 anggota keluarga ini ada kakek berusia 79 tahun bernama Bae, ia tercatat sebagai penumpang tertua dalam penerbangan tersebut.

Bae disebut sedang dalam perjalanan pulang dari Bangkok, Thailand, bersama delapan anggota keluarganya, yakni bersama istrinya yang berusia 68 tahun, putri sulungnya yang berusia 46 tahun, cucu-cucu, dan anggota keluarga lainnya, termasuk seorang anak berusia 5 tahun, seperti ditulis Korea JoongAng Daily.

Pemerintah daerah Yeonggwang (Jeolla Selatan) dan Osan (Gyeonggi) mengonfirmasi bahwa kesembilan anggota keluarga Bae, termasuk dirinya, berada di dalam pesawat Jeju Air Flight 7C 2216, yang jatuh di Bandara Internasional Muan, Jeolla Selatan.

Baca juga: 2 Pramugari Yang Selamat Di Pesawat Jeju Air Ternyata Sedang Lakukan Ini Saat Pesawat Jatuh 

Hingga Senin (30/12/2024) pagi, Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korea Selatan mengonfirmasi bahwa 141 dari 179 jenazah telah diidentifikasi.

Empat jenazah dari keluarga Bae, yang terdiri dari putri kedua Bae yang berusia 42 tahun dan tiga anaknya yang berasal dari Osan.

Pejabat Osan segera mengunjungi Bandara Muan untuk memberikan dukungan kepada keluarga korban.

"Kami akan memberikan dukungan penuh dan menunjuk pejabat untuk membantu proses penyelesaian masalah ini," kata Wali Kota Osan, Lee Kwon-jae.

Beberapa keluarga awalnya tidak mengetahui bahwa orang terdekat mereka berada dalam pesawat yang naas tersebut.

Seorang warga Gwangju, bermarga Son, mengatakan bahwa saudara iparnya tengah merayakan ulang tahun ke-60 bersama delapan teman.

Ia sempat menerima foto matahari terbit dari pesawat, namun baru mengetahui tentang kecelakaan itu setelah mendengar berita buruk.

"Awalnya saya pikir mereka pergi ke Vietnam, dan saya merasa lega," kata Son.

"Tetapi saat istri saya menyebut Bangkok, rasanya seperti langit runtuh. Kami seperti saudara, jadi hati saya sangat sakit."


Kondisi Pesawat Jeju Air

Pesawat yang terlibat dalam kecelakaan tersebut adalah Boeing 737-800, yang diproduksi pada September 2009.

Pesawat tersebut sering digunakan untuk penerbangan jarak pendek hingga menengah. Pesawat ini berusia 15 tahun.

Antara 27 dan 28 Desember 2024, pesawat ini melaksanakan 13 penerbangan dalam 48 jam sebelum akhirnya jatuh.

Pesawat tersebut merupakan bagian dari armada Jeju Air yang paling umum digunakan, dengan 37 dari 39 pesawat maskapai ini menggunakan model Boeing 737-800.

Meskipun tidak dianggap tua oleh otoritas penerbangan Korea Selatan, para analis menyatakan bahwa penerbangan jarak pendek yang sering dapat mempercepat kelelahan pesawat.

Jeju Air memastikan bahwa pesawat tersebut telah menjalani pemeriksaan terjadwal dan tidak ada kelalaian dalam perawatannya.

"Kecelakaan ini tidak terkait dengan kelalaian perawatan pesawat," kata Song Kyung-hoon, Kepala Divisi Dukungan Manajemen Jeju Air, dalam konferensi pers.

Meskipun demikian, penyelidikan lebih lanjut masih terus dilakukan.

Jeju Air adalah maskapai penerbangan berbiaya rendah terbesar di Korea Selatan, yang didirikan pada tahun 2005, dikutip dari Chosun Daily.

Maskapai ini berkantor pusat di Kota Jeju dan merupakan pemimpin pasar di antara maskapai penerbangan berbiaya rendah di Korea.

Pada tahun 2023, Jeju Air mencatatkan penjualan sebesar 1,724 triliun won dan laba operasi sebesar 169,8 miliar won.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved