Berita Bangkalan

Sosok Profesor Baru Unesa dari Bangkalan, Ikut Orbitkan Punggawa Timnas Marcelino Ferdinand

Prof Dr Imam Syafii, M Kes tumbuh dan berkembang di lingkungan yang masih banyak menyajikan hamparan lahan untuk sekadar bermain sepak bola kampung

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Titis Jati Permata
Foto Istimewa
Guru Besar Kepelatihan Sepak Bola Usia Dini Fakultas Ilmu Olahraga Unesa, Prof Dr Imam Syafii, MKes, warga Desa Jaddih, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan 

“Gelar ini merupakan tanggung besar bagi saya, baik secara pribadi maupun sebagai dosen senior. Semua ini tidak lepas dari dukungan keluarga, kerabat, serta semua teman-teman di lingkungan di manapun saya berada,” tutur anak pertama dari 11 bersaudara itu.

Bagi Imam, meraih gelar profesor membutuhkan perjalanan panjang dan berliku.

Setelah menyelesaikan Program Doktor atau S3 di tahun 2007, ia wajib membuat jurnal ilmiah penelitian berkaitan dengan Kepelatihan Sepak Bola Usia Dini yang terpublikasi internasional terIndeks Scopus.

Prof Imam pergi ke beberapa negara untuk memperdalam ilmu kepelatihan dalam studi banding tentang pengelolaan pembinaan akademi usia dini. Salah satunya ke Stanford University USA pada 2011.

Pengabdiannya terhadap sepak bola tidak sebatas itu, Imam juga pernah dipercaya oleh Real Madrid Foundation Spanyol untuk menjadi penanggung jawab utama atau Person in Charge (PIC) sekolah sepakbola di Sidoarjo.

Pada tahun 2013, Imam mendatangi markas klub sepakbola Inggris, Arsenal untuk mempelajari Arsenal Academy dan dilanjutkan ke Fandi Ahmad Academy di Singapura.

Ia pun kerap diundang sebagai keynote speaker di sejumlah otoritas sepakbola luar negeri, di antaranya di Thailand Chiang Mai Academy, Buntonom Academy, dan Anuzon Academy.

Saat ini pun, Imam masih aktif mendalami ilmu sepak bola modern melalui diskusi-diskusi dengan beberapa pelatih profesional dalam negeri seperti Jacksen F Tiago, Indra Sjafri, pelatih luar negeri asal Skotlandia sekaligus Direktur Teknik Youth Development Bhayangkara FC, Simon Alexander McMenemy, hingga berdiskusi terkait pembinaan usia dini dengan pemain profesional asal Argentina, Gustavo Lopez.

Pada tahun 2013, Prof Imam terpilih sebagai pendamping tim sepak bola Indonesia dalam program Indonesia Amerika Soccer Exchange di San Francisco Amerika Serikat.

Kembali ke tanah air, ia terus menekuni pembinaan sepak bola usia dini dengan mendirikan 4 akademi sepak bola.   

“Pertama yang saya dirikan Indonesia Soccer Academy (ISA) di Sidoarjo, Mataram Soccer Academy (MSA) di Kota Mataram NTB, Bangkakan Soccer Academy (BSA) di Bangkalan dan Surabaya Soccer Academy (SSA) di Surabaya,” paparnya.

Hingga saat ini, banyak pemain sepak bola hasil binaannya yang bermain di klub besar seperti Persebaya, Persis Solo, Madura United, Bhayangkara FC, PSM Makassar dan Deltras Sidoarjo. Seperti Alvin Sukron BSA, Moh Arif Rahman BSA, dan Firly Jauzi BSA di Madura United U-16.

Alvin Sukron yang merupakan warga Kelurahan Kraton, Kota Bangkalan pernah mewakili Jawa Timur dalam Seleksi Pemain Tim Nasional U-17 World Cup di tahun 2023.  Sementara di Borneo FC, bercokol nama Daffa Stefano dari BSA

Bahkan ada 11 pemain yang sudah berhasil menembus tim nasional seperti Marcelino Ferdinand, Hugo Samir, Brylian Aldama, Marcel Januar Putra, Arsa Ramadhan Ahmad, Januarius Toa Meka, Chrystna Bhagascara dan Imam Faudji. 

Karena dedikasinya yang luar biasa terhadap pembinaan sepak bola usia dini, Prof Imam  dinobatkan sebagai People of Year oleh Jawa Pos di tahun 2016.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved