SURYA Kampus
Sosok Mundakir, Jadi Rektor UM Surabaya Dari Keluarga Buruh Serabutan, Pernah Jadi Tukang Cukur
Mundakir berhasil menyelesaikan pendidikan tinggi hingga kini menjadi Rektor Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya berkat tekad dan ketekunannya.
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Wiwit Purwanto
SURYA.CO.ID SURABAYA - Tumbuh di lingkungan keluarga dengan kemampuan ekonomi terbatas, dengan tulang punggung keluarga seorang buruh serabutan tak membuat Mundakir putus harapan.
Mundakir berhasil menyelesaikan pendidikan tinggi hingga kini menjadi Rektor Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya berkat tekad dan ketekunannya.
Ayah Mundakir, Tardji adalah buruh serabutan asal Gendong Kulon Babat Lamongan di sawah orang.
Sementara ibunya almarhum Mundari adalah pedagang kecil di pasar dengan upah pas pasan.
Meski ayahnya hanya seorang buruh yang hanya lulus SD, ayahnya sangat sadar akan pentingnya pendidikan.
“Dari kecil memang saya suka belajar. Dulu kecil sekolah harus jalan kaki 2km karena tidak punya sepeda. Usai pulang sekolah ya bantu bapak-bapak di sawah,”kenang Mundakir.
Baca juga: Wujudkan Kampus Ramah Difabel, Tim Dosen UM Surabaya Buat Tongkat Pintar untuk Mahasiswa Tuna Netra
Anak ke 3 dari 5 bersaudara ini mengungkapkan saat ia kecil keluarganya pernah transmigrasi ke Sumatera, hal tersebut dilakukan dengan tujuan agar ekonominya lebih baik.
Namun hal tersebut hanya berlangsung dua tahun lantaran keluarganya tidak betah, akhirnya keluarganya memutuskan kembali ke Jawa.
Saat Mundakir masuk MTSN 1 Lamongan, bersamaan dengan adik-adiknya yang juga harus masuk sekolah ayahnya kala itu mencari pinjaman uang kepada orang lain, namun pinjaman itu selalu dibayarnya dengan tepat waktu.
Usai lulus dari Madrasah Tsanawiyah, Mundakir melanjutkan di SMA Muhammadiyah 1 Babat.
Saat menjadi siswa SMA Mundakir sudah aktif di organisasi pelajar Muhammadiyah.
Ia juga kerap kali menjadi perwakilan sekolahnya untuk mengikuti lomba cerdas cermat agama.
Baca juga: Sosok Junaidi, Anak Buruh Tani Kuliah Matematika di UM Surabaya Demi Jadi Guru di Kampung Halaman
Karena acap kali menang, ia memiliki cita-cita menjadi guru agama.
Meski tidak menjadi peringkat pertama, Mundakir selalu masuk lima besar di sekolahnya, bahkan ia pernah menjadi peringkat pertama.
“Setelah lulus dari SMA Muhammadiyah 1 Babat saya berhenti 2 tahun dan merantau ke Surabaya, saya bekerja di proyek rel kereta api. Pernah juga kerja di pabrik kayu, kemudian menjadi tukang potong rambut di salon,”kata Mundakir.
Sebagai seorang anak dengan ekonomi pas-pasan Mundakir tidak pernah menyangka bahwa dirinya bisa menempuh studi hingga perguruan tinggi.
Usai dua tahun bekerja di Surabaya, Mundakir kembali ke desa dan membantu ayahnya menjadi tengkulak semangka.
Dari situlah ekonominya mulai membaik, bahkan bisa membeli sapi.
Untuk bisa masuk ke keperawatan Mundakir harus giat belajar karena ia tak ingin mengecewakan orang tuanya.
“Jadi dulu belajarnya angon sapi sambil bawa buku di pekarangan,”katanya lagi.
Sapi yang besar itu akhirnya dibuat modal agar Mundakir bisa berkuliah.
Pada tahun 1998 Mundakir mengambil Diploma III Keperawatan UM Surabaya. saat menjadi mahasiswa Mundakir aktif di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) bahkan ia menjadi Wakil Ketua.
Kemudian pada tahun 2003, Mundakir mengambil studi sarjana di Universitas Airlangga (Unair) jurusan keperawatan.
Pada tahun 2004 ia mengambil Profesi Ners Unair. Sembari bekerja di UM Surabaya sebagai dosen, kemudian pada tahun 2009 Mundakir melanjutkan studi magister di Universitas Indonesia dan pada tahun 2017 ia berhasil menyelesaikan studi Doktor di Universitas Airlangga.
Mundakir menikah dengan dengan Nuzul Qur’aniati yang kini menjadi Dosen di Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.
Mundakir dikaruniai 2 putra bernama Zafran dan Abyan .
Nuzul mengungkapkan suaminya merupakan pribadi yang baik dan bertanggung jawab.
Ia juga laki-laki selalu memberikan kesempatan kepadanya untuk terus belajar, bahkan keduanya harus tinggal berjauhan ketika Nuzul mendapatkan beasiswa S2 di Flinders University dan S3 Flinders University South Australia.
Saat bekerja di UM Surabaya, Mundakir pernah menjabat dalam beberapa pengelolaan institusi diantaranya menjadi Sekertaris Program Studi (Sekprodi) S1 Keperawatan, Kaprodi S1 Keperawatan, Wakil Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UM Surabaya, Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan dan Wakil Rektor IV UM Surabaya.
Rektor UM Surabaya
Mundakir Rektor UM Surabaya
Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS)
surabaya.tribunnews.com
Sosok Kayla Didrika, Mahasiswi UGM Jadi Lulusan Tercepat Meski Sibuk Organisasi dan Kepanitiaan |
![]() |
---|
Maba UC Surabaya Belajar Empati Sosial Lewat Selling Day, Pilah Sampah dan Food Surplus |
![]() |
---|
Pakar Hukum UMSurabaya : Driver Ojol Tewas Dilindas Rantis Brimob Termasuk Extrajudicial Killing |
![]() |
---|
Pasca ORI Campak di Sumenep, FK Unair Tekankan Pentingnya Imunisasi Berkelanjutan |
![]() |
---|
Sosok Lima Kandidat yang Maju dalam Pemilihan Dekan FK Unair 2025–2030 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.