SURYA Kampus
Prestasi Mentereng Evie, Wanita Jember Jadi Direktur Perusahaan Internasional setelah Lulus dari UGM
Selain menjadi Presiden Direktur perusahaan internasional, ternyata wanita asal Jember, Jawa Timur, Evie Yulin, punya prestasi mentereng. Ini daftarny
Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID - Selain menjadi Presiden Direktur perusahaan internasional, ternyata wanita asal Jember, Jawa Timur (Jatim), Evie Yulin, punya prestasi mentereng.
Beberapa kali Evie mendapat penghargaan, di antaranya Top 100 Businesswomen of The Year (2017, 2019-2021, 2024).
Indonesia Most powerful Women Award (2023), Best Business Transformation (2023), hingga The Most Extraordinary Women Business Leaders Award (2022).
Prestasi ini tak lepas dari perannya sebagai satu-satunya General Manager Perempuan di Merck Healthcare Asia Pacific pada saat itu.
Evie mengaku, tidak mengalami hambatan selama menjalani tugas pada jabatan tersebut.
Sebab, tempatnya bekerja di PT Merck Tbk memiliki budaya DEIB (Diversity, Equity, Inclusion, and Belonging) yang kuat di Merck.
Perusahaan tersebut mengutamakan nilai-nilai keberagaman, kesetaraan, inklusi, dan rasa memiliki.
Menurutnya, Merck memastikan bahwa semua karyawan, tanpa memandang gender, memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan meraih prestasi.
Ia bersyukur karena budaya ini memungkinkan perempuan untuk berkontribusi secara signifikan dan mengatasi tantangan dalam jenjang karier, menjadikan gender bukanlah penghalang untuk mencapai kesuksesan.
Sedangkan di bidang farmasi, Evie menjelaskan ada banyak tantangan yang saat ini sedang dihadapi, terutama akses terhadap obat-obatan inovatif.
Baca juga: Sosok Evie, Wanita Asal Jember Jatim Jadi Direktur Perusahaan Internasional setelah Lulus dari UGM
“Sekarang ini middle income population banyak yang turun menjadi middle to lower income population sehingga kita harus pikirkan bagaimana masyarakat bisa mendapatkan akses dengan mudah untuk obat-obatan inovatif ini,” papar Evie.
Penting menurutnya bagi industri farmasi agar memperhatikan affordability dan accessibility obat-obatan inovatif.
Kesadaran akan penyakit tertentu juga perlu dibangun sehingga masyarakat bisa mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.
Pencapaian Evie tentunya tidak terlepas dari prinsip yang selalu ia pegang teguh.
“Bekerja adalah ibadah. Jadi kalau prinsip saya adalah menyenangi apa yang kita lakukan dan selalu komitmen terhadap apa yang saya ucapkan,” pungkasnya.
Ia berpesan agar selalu menjadi pribadi yang tangguh, berani mencoba, dan open-minded.
Dengan begitu, tantangan demi tantangan dapat menjadi pelajaran berharga di kemudian hari.
Kerja Keras Sejak Sekolah
Jauh sebelum itu, tepatnya ketika masih duduk di bangku sekolah, wanita kelahiran 1967 itu juga dikenal sebagai siswa berprestasi.
“Saya mulai sekolah di SD Unggaran Jogja, lalu masuk ke SMP 5, terus di SMA 3, dan kuliah di UGM."
"Semua jenjang pendidikan saya tempuh di Jogja,” jelas Evie, dikutip SURYA.CO.ID dari laman UGM.
Semasa sekolah, ia sering menjadi juara kelas berturut-turut.
Inilah yang membuatnya bisa diterima di sekolah dan perguruan tinggi impiannya.
Selain itu, ia juga beberapa kali mewakili sekolah dalam kompetisi tari dan baris berbaris.
Dulu mata pelajaran favoritnya adalah kimia organik dan matematika.
Ia juga sudah memetakan dengan baik, jurusan dan bidang pekerjaan.
Seperti apa yang ingin ia geluti.
Baru kemudian pilihannya jatuh di Fakultas Farmasi UGM.
Saat itu, ia masuk melalui jalur Penentuan Minat dan Kemampuan (PMDK), yakni jalur tanpa tes dengan nilai akademik unggul.
Ogah Masuk Kedokteran
Evie bercerita, sempat diusulkan gurunya untuk memilih kedokteran.
Namun, ia tetap ingin memilih farmasi.
“Pokoknya cari fakultas yang memang dibutuhkan penguasaan kimianya cukup kuat. Kalau enggak teknik kimia, kan apotek."
"Terus saya melihat bahwa kalau apoteker asik kali ya, bisa membantu pasien-pasien yang sakit. Jadi saya pilih apoteker,” ucapnya.
General Manager Wanita Pertama
Evie diterima oleh tiga perusahaan farmasi lokal ketika masih kuliah.
Dengan passion di bidang sales dan marketing, Evie menjabat sebagai product specialist dan ditugaskan untuk memasarkan produk ke beberapa rumah sakit.
Di sana, ia menghadapi banyak penolakan dan tantangan di awal kariernya.
“Saya adalah orang yang sangat mementingkan proses, jadi semua proses itu harus dilihat dari A sampai Z."
"Karena kita yakin kalau prosesnya bagus, pasti performance akan mengikuti,” tutur Evie.
Konsep berpikir tersebut diterapkan di perusahaan manapun, termasuk PT Merck Tbk.
Evie bergabung pertama kali pada 2010 sebagai Country Head Healthcare Business Indonesia, hingga menjadi anggota direksi pada tahun 2011 dan kemudian menjabat sebagai Presiden Direktur pada tahun 2020.
(Arum Puspita/SURYA.co.id)
SURYA Kampus
Jember
Evie Yulin
SURYA.co.id
Universitas Gadjah Mada (UGM)
berita viral
UGM
Jawa Timur
Evie
| Sosok Inna Fatahna, Lulus Cumlaude UNP Kediri, Ingat Perjuangan Sang Ibu Menjahit hingga Larut Malam |
|
|---|
| Sosok Farrel Rayhan Lulusan Agribisnis Unej Raih IPK 3,97, Ini Rahasia Sukses Kuliah Sambil Kerja |
|
|---|
| Sosok Amanda Wisudawan Termuda UGM yang Lulus S2 di Usia 22 Tahun dengan Masa Studi 1 Tahun 11 Bulan |
|
|---|
| Sosok Revan Anak Yatim Asal Sidoarjo Bisa Kuliah Gratis di Unesa, Impian Bahagiakan Kakek Nenek |
|
|---|
| Usai Dua Periode Prof Jazidie, Prof Triyogi Siap Lanjutkan Transformasi Unusa |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.