Pelajar Di Semarang Tewas Ditembak

Gelagat Kapolrestabes Semarang Buat Kesal Keluarga Pelajar yang Tewas Ditembak Polisi, Intervensi?

Gelagat Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar membuat kesal keluarga GRO (17), pelajar yang ditembak mati oknum polisi.

Editor: Musahadah
kolase youtube TV Parlemen/tribun jareng
Gelagat Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar membuat keluarga pelajar yang tewas ditembak polisi, kesal. 

Dia meminta Tribunjateng.com untuk konfirmasi ke Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto.

"Silakan ke Kabid Humas Polda Jateng," katanya.

Namun, saat dengar pendapat dengan Komisi III DPR RI pada Senin (2/12/2024), Kombes Irwan Anwar mengaku mendatangi rumah korban untuk menyatakna bela sungkawa. 

Diakui Irwan, banyak yang menuding kedatangannya itu untuk mengintervensi keluarga, namun hal itu dibantahnya.

2. Terus Ungkit Soal Tawuran

GRO (korban) dan Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar. Kapolrestabes didesak transparan usut kasus ini.
GRO (korban) dan Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar. Kapolrestabes didesak transparan usut kasus ini. (kolase tribun jateng)

Keluarga GRO masih merasa kecewameski Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar sudah minta maaf.

Keluarga menyayangkan kegiatan Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi III DPR RI dengan polisi dilakukan tanpa melibatkan keluarga korban.

Keluarga mengaku sempat sumringah ketika dijanjikan untuk mengikuti RDP meskipun melalui tautan Zoom. 

Namun, rasa sumringah berakhir kecele saat link tersebut ternyata tidak bisa diakses.

Keluarga semakin kecewa ketika mendengar penjelasan Kapolrestabes Kombes Irwan Anwar dalam RDP tersebut yang lebih menekankan kasus tawurannya daripada penembakan.

Juru bicara keluarga almarhum GRO, Subambang  menyayangkan pemaparan Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar yang lebih menekankan kasus tawurannya daripada menindak anggotanya.

"Sebetulnya untuk tawuran itu kan masalah perkelahian kecil itu malah diblow-up besar. idealnya yang diangkat adalah peristiwa penembakan tetapi dibalik-balik," ungkapnya. 

Dalam RDP, keluarga juga kecewa kepada polisi yang terlalu memojokkan korban.

Seolah-olah para pelaku tawuran yang mengajak adalah Gamma. Padahal bukti-bukti yang ditampilkan polisi bisa saja adalah bagian dari rekayasa polisi kepada para remaja tersebut.

"Jadi remaja itu kayak sudah disetel (diperintah) supaya ngomong Siapa yang ajak? Gamma, siapa yang beli senjata? Gamma. Ini yang perlu kami perjelas dengan harapan bisa meluruskan berita itu di RDP," ujarnya. 

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved