Pelajar Di Semarang Tewas Ditembak

Sosok Kapolrestabes Semarang Didesak Transparan Usut Polisi Tembak Mati Pelajar, Ucapannya Dibantah

Inilah sosok Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar yang didesak transparan dan terbuka menangani kasus penembakan berujung tewasnya pelajar SMK

Editor: Musahadah
kolase tribun jateng
GRO (korban) dan Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar. Kapolrestabes didesak transparan usut kasus ini. 

SURYA.CO.ID - Inilah sosok Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar yang didesak transparan dan terbuka dalam menangani kasus penembakan berujung tewasnya pelajar SMK berinisial GRO. 

GRO diduga tewas akibat ditembak oleh oknum Satnarkoba Polrestabes Semarang.

Desakan itu disampaikan Ketua Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Penyambung Titipan Rakyat (PETIR), Zainal Abidin Petir.
 
"Kapolrestabes harus terbuka. Jangan ada yang ditutupi, supaya masyarakat percaya pada kinerja polisi. Jika memang ada kesalahan dari anggotanya, harus ditindak tegas. Jangan sampai fakta di lapangan dialihkan ke hal lain yang tidak sesuai," tegasnya.

Sebagai langkah lanjutan, Zainal juga mendorong pembentukan Tim Pencari Fakta (TPF) untuk mengungkap kebenaran kasus ini secara komprehensif.

Baca juga: Tabiat Gamma Rizkynata Pelajar Semarang yang Tewas Ditembak, Pihak Sekolah Bantah Tuduhan Gangster

"Ini penting supaya semuanya terang benderang. Kita harus tahu siapa yang salah dan siapa yang benar," tambahnya.

Ia mengungkapkan bahwa informasi sementara menunjukkan korban merupakan siswa berperilaku baik dan dikenal sebagai anggota Paskibraka di sekolahnya.

"GRO itu anak yang kalem, anggota Paskibraka. Kapolrestabes harus memeriksa apakah tindakan oknum sudah sesuai SOP atau tidak, karena ada banyak informasi simpang siur," ungkap Zainal, yang juga menjabat sebagai penasihat Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Kota Semarang.

Zainal mengaku siap mendampingi keluarga GRO dalam proses hukumnya.

"Jika keluarga korban meminta, saya siap memberikan pendampingan hukum selama proses penyidikan kasus ini berlangsung," ujar Zainal saat dihubungi melalui sambungan telepon pada Senin (25/11/2024).

Zainal juga mendesak Kapolrestabes segera melakukan rekonstruksi kejadian untuk memberikan kejelasan kepada masyarakat.

"Rekonstruksi ini penting agar masyarakat tidak menaruh kecurigaan dan tidak ada kesan korban adalah bagian dari hal-hal negatif seperti yang berkembang di opini publik," tegas Zainal.

Sementara itu, Kombes Pol Irwan Anwar mengakui ada anggotanya melakukan penembakan terhadap pelajar SMK N 4 Semarang berinisial GRO (16). 

Korban ditembak polisi di bagian pinggul.  Namun, pihak kepolisian masih menunggu hasil visum untuk detail kasus penembakan tersebut.

"Kami menunggu (hasil) visum rumah sakit. Sepertinya ada luka tembak," kata Irwan di Mapolrestabes Semarang, Senin (25/11/2024) malam.

Irwan menuding korban adalah anggota gangster Pojok Tanggul yang sedang melakukan tawuran dengan gangster Seroja di depan kawasan Perumahan Paramount, Semarang Barat, Minggu (24/11/2024) sekira pukul 01.00 WIB.

Ketika kejadian tawuran ini, ada anggota penyidik Polrestabes Semarang yang melintas hendak pulang ke rumahnya. Identitas polisi ini, Irwan enggan menyebutkannya.

Irwan mengklaim, ketika ada anggota melintas melihat dua kelompok remaja sedang tawuran lalu anggotanya berusaha melerai.

Namun, anggota itu malah diserang.

"Anggota polisi melakukan upaya melerai, polisi diserang hingga dilakukan tindakan tegas (menembak korban)," katanya.

Menurut Irwan, anggota tersebut telah diamankan oleh Pengamanan Internal (Paminal) Propam (Profesi dan Pengamanan). "Peran anggota ini masih dilakukan (pemeriksaan oleh) Paminal," ungkapnya.

Korban ternyata sempat dibawa ke RSUP Kariadi Semarang. Irwan menyebut, korban yang tertembak di bagian pinggulnya dibawa ke rumah sakit oleh lawan tawuran dan anggota polisi tersebut.

 "Makanya sampai 10 pagi identitas (korban) belum diketahui karena yang bawa itu lawan tawuran (korban)," bebernya.

Klaim polisi kawasan perumahan Paramount menjadi tempat tawuran bertolak belakang dengan keterangan satpam di perumahan tersebut.

"Tidak ada tawuran. Teman ku yang jaga malam memastikan itu juga tidak ada tawuran. Kalau ada tawuran kami pasti tahu dan buat laporan (ke atasan)," ungkap satpam tersebut yang enggan disebutkan identitasnya. 

Pihak sekolah juga meragukan jika korban adalah anggota gangster.

"Kalau korban tergabung gangster kami tidak tahu. Namun, rekam jejak mereka (korban) itu baik dan berprestasi. Jadi dihubungkan ke gangster kesimpulan kami ya tidak," terang Staf kesiswaan SMK N 4 Semarang, Nanang Agus B.

Diberitakan sebelumnya, seorang pelajar SMK N 4 Semarang berinisial GRO (16) tewas diduga akibat luka tembak.

Tak hanya GRO, dua teman satu sekolah korban masing-masing berinisial S (16) dan A (17)  mengalami luka yang sama tetapi nyawa mereka masih tertolong.

Ketiga pelajar ini alami luka tembak diduga dilakukan oleh anggota kepolisian.

"Betul. Untuk kejadiannya ke Polrestabes (Semarang)," papar Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jawa Tengah Kombes Pol Dwi Subagio saat dihubungi wartawan, Senin (25/11/2024).

Kasus pelajar SMK diduga ditembak polisi sempat ramai di media sosial Facebook.

Pemosting dengan nama akun Kyai Mbeler memaparkan adanya kejadian korban GRO ditembak oleh oknum polisi.

Peristiwa  ini terjadi pada Minggu (24/11/2024) sekira pukul 01.58WIB. Korban sempat dilarikan ke rumah sakit Kariadi Semarang.

Tribun telah berupaya mengkonfirmasi ke pemilik akun melalui pesan Mesengger. Namun, hingga berita ini ditulis belum ada respon.

Tribun juga telah menyambangi rumah nenek korban yang menjadi tempat tinggal korban selama di Semarang. Rumah nenek korban di Kembangarum Semarang Barat masih ramai petakziah pada Senin(25/11/2024) siang.

Korban adalah anak piatu yang tinggal di Semarang bersama nenek dan kerabatnya yang lain. Ayah korban tinggal kabupaten Sragen.

Berkaitan adanya penembakan, keluarga membenarkan tetapi belum bisa memberikan keterangan lebih jauh karena merasa kebingungan  dan  masih dalam kondisi berkabung.

"Betul (ada luka tembak) tahu-tahu (korban) meninggal. Saya jadi bingung sendiri," jelas kerabat korban Umi.

Tribun kemudian menelusuri dari jalan di daerah Sam Poo Kong hingga ke kawasan perumahan Paramount  yang dikabarkan menjadi lokasi penembakan.

Sejumlah saksi di lapangan mulai dari satpam perumahan, pabrik hingga tempat wisata, mereka tidak mendengar adanya keributan pada hari kejadian.

Sosok Kombes Irwan Anwar 

Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar kembali dipanggil penyidik Polda Metro Jaya terkait kasus pemerasan mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Kapolrestabes Semarang, Kombes Irwan Anwar kembali dipanggil penyidik Polda Metro Jaya terkait kasus pemerasan mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. (kolase tribunnews/istimewa)

Kombes Irwan Anwar lahir di Makassar, Sulawesi Selatan pada 17 Februari 1972.

Dikutip dari Tribunnews.com, Irwan Anwar ternyata masih memiliki kekerabatan keluarga dengan Syahrul Yasin Limpo, mantan Menteri Pertanian yang terjerat kasus korupsi. 

Sebab, Irwan menikahi keponakan Syahrul, yakni Andi Tenri Gusti Harnum Utari Natassa pada tahun 2020.

Irwan Anwar juga merupakan lulusan dari Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1994.

Sebelum menjabat Kapolrestabes Semarang sejak Desember 2020, Kombes Irwan kerap berkecimpung di bidang reserse.

Ia tercatat pernah menjabat Dirreskrimum Polda Sumater Utara (Sumut) di tahun 2020.

Kemudian, menjabat Analis Kebijakan Madya bidang Pidana Siber Bareskrim Polri pada tahun 2018.

Di tahun 2017, ia pernah menjadi Kapolrestabes Makassar, Kasubdit I Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri, dan Dirreskrimum Polda NTB.

Pada tahun 2016, Irwan Anwar menjabat Kepala SPN Lido Polda Metro Jaya.

Lalu, pernah menjadi Wakapolres Metro Depok tahun 2013 dan Kapolres Madiun di tahun 2011.

Terkait kasus dugaan pemerasan oleh pimpinan KPK terhadap Syahrul Yasin Limpo, Irwan Anwar membantah telah menjadi perantara pemberi uang.

Irwan mengatakan, isu soal penyerahan uang tersebut tidak betul.

Selain itu, ia juga tidak merasa pernah melakukan perbuatan tersebut.

"Penyerahan uang itu tidak betul. Saya tidak pernah merasa melakukan itu," katanya saat ditemui di sekitar Simpang Lima Semarang, Selasa (10/10/2023).

Namun, Irwan tak membantah pernah bertemu dengan Ketua KPK, Firli Bahuri, pada Februari 2021.

Menurutnya, saat itu, ia diminta menemani Syahrul Yasin Limpo untuk menemui pimpinan KPK tersebut.

"Menemani SYL (Syahrul Yasin Limpo) menemui Pak Firli dalam rangka membangun kerja sama tindak pidana korupsi atau pendampingan dalam hal pencegahan korupsi, di Jakarta," ujarnya.

Lebih lanjut, Irwan Anwar mengaku sudah kenal dengan Firli sejak lama. Tepatnya, saat ia menjabat sebagai Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Nusa Tenggara Barat tahun 2017.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Polisi Sebut Pelajar Korban Tewas Ditembak di Semarang Adalah Anggota Gangster Pojok Tanggul

===

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.  

Klik di sini untuk untuk bergabung 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved