Berita Surabaya

Pembangunan Wisata di Surabaya Terintegrasi, Warga Sumringah Pendapatan Meningkat Berlipat

Semarak pembangunan fasilitas infrastruktur wisata di Surabaya berdampak kepada berbagai sektor turunan sekaligus.

Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: irwan sy
bobby constantine koloway/surya.co.id
Suasana Kota Lama Surabaya yang selalu ramai tiap malamnya. Banyak pengunjung yang memanfaatkan jasa fotografer untuk mengabadikan momen di kawasan ini. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Semarak pembangunan fasilitas infrastruktur wisata di Surabaya berdampak kepada berbagai sektor turunan sekaligus.

Bukan sekadar sukses menjawab misi memperbanyak wisatawan nusantara maupun mancanegara, namun juga berhasil mengerek taraf hidup warga lokalnya.

Adi Sungging sibuk memainkan gawai di tangannya saat matahari berangsur menghilang di sudut pandangan.

Sesekali, ia tersenyum di hadapan kamera sambil mengacungkan dua jarinya dengan senyum yang merekah lebar.

Sinar bulan yang mulai datang memayungi sudut Gedung Internatio, Komplek Kota Lama Surabaya, ia manfaatkan sebagai latarbelakang foto.

Kemegahan gedung peninggalan kolonial berselimutkan cahaya senja ia abadikan dengan ciamik dalam layar gawai yang ia genggam.

"Saya hari ini khusus datang sendiri dari rumah untuk foto-foto di sini," kata Adi sumringah ketika ditemui Harian Surya (Tribun Jatim Network) di sela kesibukan barunya tersebut.

Pria 31 tahun asal Wonokromo Surabaya ini baru saja merampungkan sesi foto dengan seorang fotografer yang ia sewa.

Ia mengakui sudah 3 kali datang ke Kota Lama sejak kawasan ini dipercantik oleh Pemkot Surabaya tahun ini.

Tak hanya datang bersama temannya, ia pun rela datang sendiri untuk bisa mengabadikan tiap momen di lokasi ini.

Namun berbeda dengan kunjungan sebelumnya.

Hari itu ia sampai rela merogoh kocek lebih dalam untuk menyewa pakaian adat.

Sebuah jarit, jas penutup, udeng, hingga keris yang terselip di bagian pinggang secara lengkap ia kenakan.

Menurutnya, ia ingin mengabadikan momen di Kota Lama dengan merekonstruksi kejadian melalui kostum yang ia pakai.

"Saya kurang tahu juga ini kostum khas Surabaya atau Jogja. Sejak kedatangan saya kedua lalu, saya memang sudah berniat untuk foto-foto di sini sambil memakai pakaian ini," katanya.

Dia menyewa pakaian kostum ini dari sebuah rumah kostum yang membuka penyewaan tidak jauh di kompleks Kota Lama.

Dalam waktu 2 jam, penyewa dikenakan tarif Rp 25 ribu.

Dia juga menggunakan jasa fotografer.

Dengan membayar minimal Rp 30 ribu, dia bisa mendapatkan jasa 10 kali foto di berbagai spot di kawasan ini.

"Tapi rasanya masih kurang. Saya sampai tambah-tambah terus. Spot foto di sini bagus. Tiap fotonya kami cukup membayar Rp3 ribu," katanya.

Selain Adi, ada juga Intan Safitri.

Perempuan asal Sidoarjo ini datang bersama temannya yang berasal dari Mojokerto dan Jombang.

Seperti halnya Adi, Intan juga menyewa pakaian adat lengkap dengan jasa fotografer.

"Saya tahunya dari media sosial. Sehingga, begitu liburan kami sepedamotoran untuk foto-foto di Kota Lama," katanya.

Bagi Abdul Azis, kehadiran Adi, Intan, hingga ribuan pengunjung lainnya di Kota Lama menjadi keberkahan.

Azis yang merupakan penyedia jasa fotografi di tempat ini saban hari bisa memotret puluhan pengunjung.

"Alhamdulillah. Sejak kota lama dibuka sebagai tempat wisata, ini menjadi keberkahan bagi kami. Kami dan teman-teman fotografer lainnya bersyukur, pendapatan lumayan. Apalagi kalau akhir pekan," kata Azis.

Selama melayani pengunjung, Azis tak segan ikut menunjukkan sejumlah bangunan ikonik di Kota Lama.

Sesekali ia juga ikut mengarahkan gaya yang memperindah pose pengunjung.

Menurut pria yang sudah menekuni fotografi sekitar 10 tahun tersebut, Kota Lama menjadi salah satu destinasi wisata ikonik di Surabaya.

"Menariknya, orang yang ke sini dari berbagai usia. Selain anak muda, ada juga yang sudah berkeluarga," katanya.

Jasa fotografer dan penyewaan pakaian menjadi dua di antara profesi yang terdampak aktifitas di Kota Lama.

Di luar itu, ada pula jasa jasa Jeep tour, becak tour, Tuktuk ala Kota Surabaya, pedagang kuliner di sekitarnya, pengerajin merchandise, hingga berbagai profesi lainnya.

Sejak dibuka awal Juli lalu, Kota Lama Surabaya memang tak pernah sepi dari pengunjung.

Tak sekadar ingin melihat lebih dekat keindahan infrastruktur di sekitarnya, namun mereka juga ingin mengetahui cerita yang terjadi di lokasi tersebut puluhan hingga ratusan silam.

"Tak hanya berwisata, masyarakat juga bisa ikut belajar tentang sejarah kepahlawanan di Kota Lama. Harapannya, mereka bisa meneladani semangat para Pahlawan," kata Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya, Hidayat Syah dikonfirmasi terpisah.

Pembangunan trotoar, area terbuka, hingga sentra kuliner di kawasan sekitar Gedung Internatio menjadi pusat zona eropa Kota Lama.

Di samping itu, Pemkot Surabaya juga mengintegrasikannya dengan kawasan Tionghoa dan Kampung Arab yang lokasinya tak jauh dari zona Eropa.

Plt Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Surabaya M Fikser menjelaskan bahwa pembangunan infrastruktur di sekitarnya turut mendukung kenyamanan pengunjung.

"Sehingga, pengunjung semakin betah atau bahkan mau kembali datang ke sini," kata Fikser.

Sejalan dengan arahan Wali Kota Surabaya periode 2020-2024, Eri Cahyadi, pembangunan di Surabaya harus memberikan dampak berkelanjutan.

"Bapak Wali Kota selalu mengarahkan kepada kami untuk mengutamakan pelayanan kepada masyarakat. Kami adalah pelayan masyarakat sehingga sudah seharusnya memberikan yang tebaik kepada warga," katanya.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Surabaya ini mengungkapkan, selain pembangunan infrastruktur, pembangunan SDM juga dilakukan Pemkot Surabaya, di antaranya, dengan melatih para pekerja kreatif di sekitarnya.

"Termasuk, bagi pelaku UMKM, penyedia jasa, hingga juru parkir, sehingga pengunjung yang datang pun semakin nyaman," katanya.

Tak hanya Kota Lama, Pemkot Surabaya telah membangun infrastruktur untuk menghidupkan berbagai tempat wisata sejak beberapa tahun belakangan.

Jumlah pengunjung pun meningkat tiap tahunnya.

Di antaranya, Tunjungan Surabaya Romansa yang memiliki 321 UMKM dengan omset masing-masing lebih dari Rp5 juta, wisata susur sungai Kalimas yang terintegrasi dengan berbagai spot wisata ikonik, revitalisasi sentra kuliner pecinan Kembang Jepun (Kya Kya Reborn) yang menghasilkan omset hingga lebih dari 1 miliar, serta Romokalisari Adventure Land dengan total pengunjung lebih dari 90 ribu orang.

Hal ini berjalan simultan dengan pembangunan infrastruktur jalan dan antisipasi genangan yang juga marak dilakukan selama tiga tahun terakhir.

Hal ini semakin membuat nyaman pengunjung untuk datang ke tempat wisata.

Dalam hal perbaikan akses, Pemkot Surabaya telah memperbaiki jalan di 446 lokasi pada 2021, 269 lokasi pada tahun 2022, dan 420 lokasi pada 2023-2024.

Pun dengan pengendalian genangan, Pemkot Surabaya membangun 75 rumah pompa dan 555 saluran sehingga area Genangan berkurang hingga 31 Ha.

Dengan berbagai terobosan tersebut, pertumbuhan ekonomi di Surabaya pun konsisten berada di atas rata-rata provinsi maupun nasional.

Pada 2023 misalnya, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,70 persen, berada di atas provinsi (4,95 persen), dan nasional (5,05 persen).

Dampaknya, tingkat pengangguran terbuka (TPT) pun menurun tajam dari yang sebelumnya mencapai 9,68 persen pada 2021 menjadi 6,76 pada 2023.

Pun dengan kemiskinan yang juga menurun dari 5,23 persen pada 2021 menjadi 3,96 persen pada 2024.

Wali Kota Surabaya periode 2021-2024 Eri Cahyadi menegaskan bahwa berbagai capaian tersebut merupakan buah dari gotong royong bersama.

Masyarakat saling bahu membahu dalam mewujudkan keindahan kota.

Hal inilah yang selaiknya dilanjutkan dan diperkuat di tahun-tahun berikutnya.

"Surabaya ini dibangun bukan oleh Wali Kotanya. Namun, berkat kerjasama masyarakatnya," katanya.

Pria yang akrab disapa Cak Eri ini tak lantas puas dengan berbagai capaian yang ia peroleh selama ini.

Menurutnya, Surabaya bisa semakin melompat dengan menuju kota berkelas dunia, khususnya dalam hal wisata.

"Maka semakin banyak masyarakat dari luar kota dan internasional yang mengenal dan mau datang ke Surabaya, maka juga akan semakin meningkatkan taraf hidup masyarakat Surabaya," katanya.

Pjs Wali Kota Surabaya, Restu Novi Widiani pun mengapresiasi berbagai capaian yang telah diraih Pemkot Surabaya selama ini.

Menurut Kepala Dinas Provinsi Jawa Timur ini, selaiknya pembangunan infrastruktur turut mendukung pembangunan manusia.

"Berbagai capaian yang telah dihasilkan Pemkot Surabaya selama ini menjadi penanda bahwa Surabaya berhasil mengangkat kualitas SDM sejalan dengan infrastrukturnya. Terimakasih kepada seluruh warga Kota Surabaya," kata Pjs Restu Novi.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved