Berita Viral
Biodata Bima Arya Wamendagri yang Janji Bakal Panggil Bupati Konsel Imbas Somasi ke Guru Supriyani
Sosok hingga biodata Wamendagri Bima Arya Sugiarto jadi sorotan terkait kasus Guru Supriyani. Bakal panggil Bupati Konsel.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
SURYA.co.id - Sosok hingga biodata Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto jadi sorotan terkait kasus Guru Supriyani.
Hal ini lantaran Bima berjanji bakal memanggil Bupati Konawe Selatan, Surunuddin Dangga, terkait somasi yang dilayangkan ke guru Supriyani.
Pemanggilan Bupati Konawe Selatan sudah dikoordinasikan langsung kepada Pj Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra), Andap Budhi Revianto.
Bima Arya menyampaikan, pemanggilan Surunuddin tersebut imbas keterlibatannya dalam proses mediasi dan somasi pada guru Supriyani.
Diketahui, Surunuddin Dangga telah mengirimkan surat somasi kepada guru Supriyani, setelah guru honorer itu mencabut kesepakatan damai dengan orang tua korban yaitu Aipda WH dan istri.
Baca juga: Kesalahan Fatal Samsuddin Eks Pengacara Guru Supriyani, Nyaris Gugurkan Proses Hukum dengan Aipda WH
Surunuddin beralasan, surat somasi itu ditujukan pada guru Supriyani yang mengaku merasa tertekan menandatangani surat damai. Menurutnya, padahal di dalam surat tersebut tidak disebutkan adanya tekanan dari pihak mana pun.
Bima Arya rencananya akan meminta penjelasan dari Surunuddin dan jajarannya di Pemkab Konawe Selatan terkait somasi itu.
"Kami akan panggil semua untuk minta penjelasan," ujarnya saat dihubungi Tribunnews.com, Sabtu (9/11/2024).
Namun, Bima tidak menjabarkan secara rinci jadwal pemanggilan tersebut.
Hanya saja, sebelum langka pemanggilan tersebut, dirinya akan mengkoordinasikannya dengan Pj Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto.
"Kami akan koordinasi dengan Penjabat Gubernur Sulawesi Tenggara," tuturnya.
Baca juga: Analisis Dokter Forensik Soal Luka Anak Aipda WH Terbukti, Rekan Guru Supriyani Beber Fakta Ini
Lantas, seperti apa sosok hingga biodata Bima Arya?
Bima Arya Sugiarto lahir 17 Desember 1972.
Ia adalah seorang akademisi yang terjun menjadi politisi.
Bima Arya terpilih sebagai Wali Kota Bogor dua periode (7 April 2014 - 7 April 2019 & 20 April 2019 - 20 April 2024).
Usai meraih gelar doktor, Bima kembali ke Jakarta dan aktif mengajar di Universitas Paramadina. Selain, Penyandang gelar Doktor Ilmu Politik dari Australian National University ini juga merupakan pendiri Charta Politika Indonesia, salah satu konsultan politik terbaik di Indonesia.
Di lembaga itu, Bima pernah memegang jabatan sebagai direktur eksekutif (2008–2010) dan komisaris (2010).
Setelah menjajaki karier di bidang pendidikan dan politik, Bima mulai terjun ke dunia politik dan bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN).
Bima mencalonkan diri sebagai Wali Kota Bogor berpasangan dengan Usmar Hariman pada 2013.
Bima bersama Usmar kemudian dilantik menjadi Wali Kota Bogor pada 7 April 2014 di Gedung DPRD Kota Bogor.
Pada Pilkada 2018, Bima kembali mencalonkan diri sebagai wali kota bersama Dedie A Rachim, mantan Direktur Pembinaan Jaringan dan Kerja Sama Antar Komisi dan Instansi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Dalam pilkada tersebut, Bima dan Dedie berhasil memenangi pilkada dengan perolehan 215.708 suara atau 43,64 persen suara.
Selain itu, Bima Arya juga terpilih secara aklamasi menggantikan Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany sebagai Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia atau Apeksi dalam Musyawarah Nasional VI Apeksi di Jakarta Februari 2021. Saat ini menjabat sebagai Ketua DPP Partai Amanat Nasional.
Bima merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Bima putra dari Brigjen. Pol (Purn), Toni Sugiarto seorang perwira polisi kelahiran Majalengka, Jawa Barat yang pernah menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi ABRI dan pernah aktif menjadi pembina berbagai organisasi kemasyarakatan[2].
Sang Ayah juga dikenal sebagai tokoh masyarakat Bogor dan salah satu pendiri Paguyuban Bogoriensis. Sedangkan sang Ibu pernah menjadi Runner-up I Ratu Pariwisata Jawa Barat dan meraih juara dua Ratu Indonesia di tahun 1971.
Baca juga: Rekam Jejak Abdul Halim Momo Ketua PGRI Sultra yang Pasang Badan Bantu Guru Supriyani Disomasi
Nama sang ibu, Melinda Susilarini merupakan pemberian langsung dari Bung Karno. Pada saat zaman Presiden Soekarno, sang kakek yang bernama Barna Muhammad merupakan Kepala Rumah Tangga Istana Bogor.
Bima menamatkan pendidikan sekolah dasar di SDN Polisi IV Bogor di tahun 1985. Saat menempuh pendidikan sekolah dasar, Bima beberapa kali pindah sekolah karena mengikuti sang Ayah berpindah-pindah tugas ke berbagai kota. Kemudian melanjutkan SMPN 1 Bogor dan lulus tahun 1988. Kemudian melanjutkan pendidikan ke SMAN 1 Bogor, salah satu sekolah menengah favorit di Kota Bogor.
Setelah menamatkan SMA pada tahun 1991, Bima melanjutkan pendidikan di Universitas Katolik Parahyangan, jurusan Hubungan Internasional.

Bima Arya terlibat banyak organisasi dan himpunan mahasiswa. Jiwa kepemimpinanannya mulai tumbuh saat terlibat ia aktif di organisasi kemahasiswaan di kampus tersebut. Setelah lulus dari Unpar, Bima melanjutkan studinya di Monash University, Melbourne dan meraih gelar Master of Arts pada tahun 1998.
Pada tahun 1998, Bima pulang ke tanah air menjadi dosen muda di Universitas Parahyangan dengan mata kuliah yaitu Studi Pembangunan Negara Berkembang. Pada tahun 2001, Bima menjadi asisten Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Universitas Paramadina sekaligus menjadi dosen.
Tahun 2002, dia mendapat beasiswa dari pemerintah Australia untuk menempuh program doktor ilmu politik di Australian National University Canberra Australia. Ia meraih Doktor Ilmu Politik dari kampus tersebut pada tahun 2008.
Bima Arya menikah dengan Yane Ardian, seorang gadis Bogor yang tinggal di Gang Aut, salah satu tempat kuliner legendaris di Kota Bogor. Buah pernikahannya dengan Yane, ia dikaruniai seorang putri dan seorang putra yang bernama Kinaura Maisha (Kin) dan Kenatra Mahesha (Ken).
Berikut perjalanan karir Bima Arya :
2014-2024 : Wali Kota Bogor
2010 : Komisaris Charta Politika Indonesia
2010 : Dosen Pasca Sarjana Universitas Paramadina
2009-2010 : Pemimpin Redaksi Majalah Rakyat Merdeka
2008-2010 : Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia
2007-2008 : Konsultan di Partnership for Governance Reform, [[Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP)
2006-2010 : Direktur Eksekutif Lead Institute Paramadina
2004-2005 : Research Fellow di Center For Strategic and International Studies, CSIS
2004-2006 : Peneliti di Research School for Pacific and Asian Studies, Canberra
2001-2014 : Dosen Universitas Paramadina
2001-2002 : Asisten Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Universitas Paramadina
1998-2001 : Dosen FISIP Universitas Parahyangan.
berita viral
Bima Arya Sugiarto
Bupati Konawe Selatan
Surunuddin Dangga
Supriyani
Guru Supriyani
Guru Supriyani Disomasi
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
Kisah Alexsandro Alvino, Pecahkan Sistem Keamanan NASA, Raih Penghargaan Internasional |
![]() |
---|
Cara Beli Token Listrik Eceran di PLN Mobile, Mulai Rp 5.000 |
![]() |
---|
Dedi Mulyadi Tanggapi Gugatan Sekolah Swasta soal Rombel 50 Siswa, Tantang Buktikan Kerugian |
![]() |
---|
Heran Silfester Matutina Sosok Setia Bela Jokowi di Kasus Ijazah Belum Dibui, Machfud MD: Ada Apa? |
![]() |
---|
Sosok Alvino Viral Usai Maafkan Sopir Truk yang Serempet Porsche, Ini Alasannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.